Konten dari Pengguna

Kontekstual Kurikulum di Indonesia Bukan Sekedar Seragam

najwaminhatulmawla
Saya Mahasiswa Universitas Pamulang, Fakultas Keguruan, Program Studi Pendidikan Ekonomi
30 April 2025 8:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari najwaminhatulmawla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kurikulum Indonesia sebaiknya lebih kontekstual dan tidak sekadar seragam karena pendekatan ini memungkinkan materi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan potensi lokal masing-masing daerah. Kurikulum Merdeka, misalnya, memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan muatan lokal yang relevan dengan kehidupan dan kebutuhan peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran kontekstual menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata siswa, meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan. Ini juga membuat siswa lebih aktif dan terlibat, serta membantu mereka mengaitkan teori dengan praktik secara langsung. Kurikulum kontekstual juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Ketika materi pembelajaran relevan dengan kehidupan mereka, siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan. Selain itu, kurikulum kontekstual dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
Dengan kurikulum yang kontekstual, pendidikan tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan karakter dan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. Hal ini penting untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi dinamika sosial, budaya, dan ekonomi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Namun, keseragaman juga penting untuk memastikan bahwa siswa memiliki standar kompetensi yang sama dan dapat bersaing secara nasional. Oleh karena itu, kurikulum Indonesia dapat dirancang untuk memiliki standar kompetensi yang sama, tetapi dengan implementasi yang kontekstual dan fleksibel. Contohnya, guru dapat menggunakan contoh dan kasus lokal dalam materi pembelajaran, mengintegrasikan materi dengan kegiatan ekstrakurikuler, atau memberikan kesempatan siswa memilih topik atau proyek yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka.
Dengan demikian, kurikulum Indonesia dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Kurikulum kontekstual dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bersaing dalam era globalisasi, serta menjadi warga negara yang produktif dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, kurikulum yang lebih kontekstual mengakomodasi keberagaman daerah dan kebutuhan peserta didik, bukan hanya meniru kurikulum seragam yang kaku dan kurang relevan dengan realitas lokal.
Dan kesimpulannya
Kurikulum Indonesia sebaiknya mengadopsi pendekatan yang lebih kontekstual dan fleksibel, seperti yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, agar materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan potensi lokal masing-masing daerah. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih bermakna, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sekaligus meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Meskipun demikian, standar kompetensi nasional tetap perlu dipertahankan agar kualitas dan daya saing pendidikan terjaga secara merata di seluruh Indonesia. Dengan demikian, kurikulum yang kontekstual dan tidak sekadar seragam akan lebih efektif mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dan memperkuat karakter serta kecakapan hidup sesuai lingkungan lokal mereka.
ADVERTISEMENT