Konten dari Pengguna

Konflik Antar Perguruan Silat: Dampak Persaingan dan Upaya Membangun Perdamaian

Najwan Aqil Hidayatulloh
mahasiswa ilmu politik universitas negeri islam sunan ampel surabaya
2 Oktober 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwan Aqil Hidayatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pencegahan konflik antar perguruan pencak silat. sumber: shuttershock https://www.shutterstock.com/image-photo/banyuwangi-city-jawa timur-indonesia-policemen-who-2241289369
zoom-in-whitePerbesar
pencegahan konflik antar perguruan pencak silat. sumber: shuttershock https://www.shutterstock.com/image-photo/banyuwangi-city-jawa timur-indonesia-policemen-who-2241289369
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya, salah satunya adalah seni bela diri asli Indonesia, yakni pencak silat, yang hingga kini tetap dilestarikan. Khususnya di Jawa Timur, pencak silat telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat, diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur. Banyak generasi muda turut melestarikan warisan ini dengan mendirikan komunitas atau kelompok yang memfasilitasi latihan dan pengembangan pencak silat.
ADVERTISEMENT
Namun, sayangnya dalam beberapa tahun terakhir, pencak silat mulai dipandang buruk oleh sebagian masyarakat akibat ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Seni bela diri yang dulu dihormati karena mengajarkan pengendalian diri, ketegasan, perbaikan akhlak, serta nilai-nilai etika dan dedikasi, kini sering kali disalahgunakan. Beberapa pihak justru menjadikannya ajang pamer di jalan, bertentangan dengan ajaran leluhur yang menjunjung tinggi martabat dan tanggung jawab.
Tidak hanya mencoreng citra pencak silat, peristiwa konflik dan tawuran yang melibatkan perguruan-perguruan pencak silat turut menurunkan minat masyarakat. Dampaknya, terjadi kerusakan pada rumah-rumah warga, dan masyarakat setempat merasa tidak aman. Penurunan minat terhadap pencak silat dapat menyebabkan hilangnya budaya ini, yang selama ini menjadi kebanggaan Indonesia.
Konflik antarperguruan yang berujung pada kekerasan menciptakan citra negatif terhadap pencak silat, padahal sejatinya pencak silat merupakan seni bela diri yang menonjolkan gerakan indah, menjunjung tinggi persaudaraan, rasa kekeluargaan, serta menghargai warisan budaya yang telah diakui dunia. Citra negatif ini berpotensi merusak pencak silat sebagai salah satu warisan budaya, dan dapat menghambat upaya melestarikan seni bela diri ini, baik di dalam negeri maupun di mata dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat dapat memperpecah komunitas bela diri dan akan menimbulkan dendam serta persaingan yang terus menerus, sehingga dapat merusak persatuan dan rasa solidaritas sebagai sesama pesilat yang seharusnya menjadi integritas dari komunitas pencak silat. Rasa solidaritas menjadi lemah dan memudar yang membuat pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang seharusnya bisa memajukan seni bela diri. Hal ini akan menghambat kemajuan pencak silat sebagai bentuk olahraga ataupun seni budaya yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan pencak silat Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.
Banyak masyarakat yang tidak berkaitan terkena imbasnya dan bahkan masyarakat menjadi korban atas kejadian kekerasan tersebut. Dalam kondisi ini akan menciptakan ketidak amanan, kecemasan, dan kekhawatiran di lingkungan masyarakat. Bukan hanya para pelaku konflik yang mengalami resiko luka-luka atau bahkan tewas, tetapi juga masyarakat umum yang tidak bersalah juga ikut terlibat dalam konflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya konflik kekerasan antar perguruan pencak silat. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah larangan bagi seluruh perguruan pencak silat untuk melakukan konvoi atau pawai di jalanan umum. Selain itu, penggunaan atribut atau pakaian yang mengandung unsur identitas perguruan silat juga dilarang untuk meminimalisir potensi gesekan antar kelompok. Pemerintah juga memfasilitasi perjanjian damai antara perguruan silat yang terlibat, dengan ketentuan bahwa jika ada pihak yang melanggar perjanjian tersebut, maka tempat latihan mereka dapat dibekukan. Aparat kepolisian turut diinstruksikan untuk lebih kooperatif dalam menangani konflik yang terjadi antar perguruan silat. Mereka juga diminta untuk memberikan himbauan kepada para anggota perguruan agar tidak melakukan konvoi atau arak-arakan yang berpotensi memicu bentrokan.
ADVERTISEMENT
Oleh karna itu penting bagi seluruh perguruan pencak silat untuk menjaga nilai-nilai tradisional dan mempererat tali persaudaraan guna mencegah konflik berkelanjutan dan menjaga integritas serta keutuhan bela diri pencak silat tersebut. Dengan hanya menjaga keharmonisan antar perguran silat lainnya, pencak silat akan terus berkembang dan lebih maju serta menjadikan warisan budaya yang bernilai tinggi bagi masyrakat Indonesia dan di mata dunia.