Konten dari Pengguna

Resensi Buku : Cerita Mistis di Desa Keramat

Nala Salma Nabila
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
23 November 2021 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nala Salma Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
credit pict by : Nala Salma Nabila
zoom-in-whitePerbesar
credit pict by : Nala Salma Nabila
ADVERTISEMENT
IDENTITAS BUKU
ADVERTISEMENT
Judul Buku : KKN di Desa Penari
Penulis : Simpleman
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta, Jakarta
Tahun Terbit : 2019
Jumlah halaman : 253 + vii halaman
ISBN : 978-602-220-333-9
Harga Buku : RP. 77.000
Peresensi : Nala Salma Nabila / Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
Buku KKN di Desa Penari adalah karya Simpleman. Dia adalah username dari sebuah akun anonim yang sering menulis cerita horor di Twitter. Dia juga yang menulis cerita di buku ini. Pada 2019, utasnya yang berjudul KKN di Desa Penari menarik perhatian pengguna Twitter Indonesia. Cerita ini sempat menjadi trending topic dan pembahasan dimana-mana hingga beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengatakan bahwa kisah KKN di Desa Penari itu menyeramkan sehingga utas tersebut sangat populer. Pada 1 September 2019, penerbit Bukune mengumumkan bahwa utas populer tersebut akan di adaptasi menjadi buku. Tak lama setelah itu, pada 16 September 2019 buku KKN di Desa Penari resmi dirilis.
Awal mula Simpleman menulis cerita ini adalah saat dia tidak sengaja mendengar cerita ini dari teman ibunya. Teman ibunya menceritakan tentang pengalaman yang dia alami di sebuah desa kepada ibu Simpleman. Setelah itu, Simpleman mengikuti ibunya dan ikut menyimak kelanjutan cerita tersebut. Simpleman juga meminta izin kepada teman ibunya untuk menceritakan kembali kisah itu di Twitter. Teman ibu Simpleman berpesan agar menyamarkan nama lokasi agar tidak menimbulkan kesan buruk pada lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Buku KKN di Desa Penari berisi kisah sekelompok mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN di sebuah desa. Mereka melakukan kegiatan tersebut di sebuah desa yang masih kental dengan hal-hal mistis. Segala pengalaman tak mengenakkan mereka rasakan selama sekitar 45 hari di desa tersebut. Mulai dari melihat wanita yang menari di hutan, mendengar nyanyian aneh, tubuh menjadi berat dan hal menyeramkan lainnya.
Penulis secara tidak langsung mengingatkan kita untuk selalu menjunjung tata krama di mana pun kita berada. Semua masalah dalam cerita tersebut berasal dari para mahasiswa yang melakukan KKN itu tidak mematuhi aturan desa itu. Sebagai pendatang harusnya kita mematuhi dan menghormati apa saja yang ada dalam tempat yang dikunjungi. Apalagi dalam cerita ini, desa tempat dilakukannya KKN adalah desa yang masih sangat kental dengan hal mistis. Lokasi desa itu juga sangat terpencil dan masuk ke hutan. Masyarakatnya juga masih menjunjung tinggi kepercayaan mereka terhadap nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Widya, Ayu, Nur, Anton, Wahyu dan Bima adalah anggota kelompok yang melakukan KKN di desa penari. Desa ini dijuluki dengan “desa penari” karena dahulu banyak yang menjadi penari berasal dari daerah ini. Di desa ini juga masih banyak tempat dan benda-benda peninggalan para leluhur. Ada satu tempat terlarang di desa ini, yaitu Tapak Tilas. Tempat tersebut tidak boleh dimasuki oleh siapapun, bahkan warga asli desa tersebut tidak berani memasukinya.
Di dalam buku ini diceritakan bahwa tingkah para mahasiswa tersebut membuat penghuni ghaib desa menjadi marah. Salah satu dari mereka melanggar aturan desa dengan pergi memasuki tempat terlarang. Ada juga yang membuat seperti perjanjian dengan makhluk halus disana hanya untuk mendapatkan sang pujaan hati. Tidak sampai disitu, bahkan dua orang dari sekelompok mahasiswa itu berani berbuat hal yang tidak senonoh. Mereka yang telah melakukan hal tersebut sungguh telah melewati batas wajar.
ADVERTISEMENT
Segala sesuatu yang kita perbuat pasti akan mendapat balasannya. Begitu juga dengan para mahasiswa yang berbuat seenaknya di desa penari. Dua orang yang sudah melewati batas wajar itu mendapat karma. Sukma dua mahasiswa tersebut terperangkap di dunia makhluk halus. Para makhluk halus yang membawa sukma kedua mahasiswa ini tidak mau mengembalikannya. Segala jenis pertolongan dan pengobatan tidak membuahkan hasil. Sehingga nyawa mereka berdua tidak bisa diselamatkan lagi.
Mereka yang seharusnya mengerjakan proker (Program Kerja) di desa justru malah mendapat malapetaka. KKN yang seharusnya berjalan lancar agar bisa segera lulus kuliah pun menjadi hancur. Ini semua tidak akan terjadi jika seandainya para mahasiswa itu tidak mengedepankan hawa nafsu mereka.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang bisa dipelajari dari cerita ini, di mana pun kita berada tetaplah menjunjung tinggi tata krama. Tidak hanya tata krama, tapi sopan santun, sikap saling menghormati dan patuh terhadap peraturan juga penting. Tidak lupa untuk selalu beribadah kepada Allah SWT agar terlindungi dari bahaya. Semua yang telah terjadi dalam cerita ini tidak bisa kembali dan penyesalan selalu berada di akhir.
Buku ini sungguh luar biasa, penulis bisa menyajikan cerita menyeramkan hingga seakan-akan kita ikut merasakannya. Adanya dua sudut pandang yang membuat isi cerita ini menjadi lengkap. Sudut pandang tersebut diambil dari tokoh Widya dan Nur. Dialog yang dikemas dalam buku ini juga bagus. Meskipun terdapat beberapa kalimat berbahasa Jawa tetapi penulis tetap menyertakan artinya. Sampul bukunya pun menarik dan terlihat menyeramkan untuk cerita horor seperti ini. Orang-orang yang belum pernah mendengar kisah KKN ini pasti akan melihat sampul bukunya terlebih dahulu sebelum membacanya.
ADVERTISEMENT
Meskipun cerita ini dibagi dalam dua sudut pandang, tetapi banyak yang terlihat seperti hanya diulang-ulang saja. Memang ada beberapa perbedaan antara sudut pandang Nur dan Widya, tetapi masih banyak yang diulang. Hal itu mungkin bisa membuat pembaca berhenti membaca novel ini di tengah cerita. Masih banyak juga kesalahan penulisan kata atau typo untuk ukuran novel yang sudah terbit.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, novel “KKN di Desa Penari” layak dibaca saat waktu senggang. Alur cerita yang masih kental dengan horor khas Jawa membuat cerita ini menarik dibaca.