Kepedulian Puan Maharani Untuk Atlet dan Pelatih Nasional

Jack Separrow
Cukup dengan menjadi diri sendiri. Saja!
Konten dari Pengguna
18 November 2017 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jack Separrow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepedulian Puan Maharani Untuk Atlet dan Pelatih Nasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, selama ini Negara acuh terhadap nasib mereka, para atlet, yang telah berjasa pada negara. Berjuang mengharumkan dan mangangkat martabat bangsa di ajang-ajang internasional. Berbagai prestasi membanggakan diraih. Namun setelah “purna” tugas, tak banyak yang bernasib mujur. Kita kerap kali disajikan kehidupan mengenaskan dari mantan atlet penyumbang piala, berjasa untuk bangsa. Piala serta piagam kebanggaan, lusuh tak berharga. Negara seperti lupa.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani menyadari itu.
Maka, seperti diketahui, wacana untuk menjadikan atlet dan pelatih olahraga nasional sebagai pegawai negeri sipil (PNS) kembali disuarakan oleh Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK). Artinya, masih ada peluang dan harapan bagi para atlet dan pelatih nasional untuk “memastikan” masa depan melalui kehidupan yang lebih layak pasca pensiun dari dunia olahraga. Beralih dari membela negara menjadi pengabdi pada negara, selanjutnya, dengan menjadi pegawai.
Kabar ini, tentu saja menjadi angin segar bagi para atlet dan pelatih olahraga nasional. Bagi mereka, ini bukan hanya bagian dari penghargaan, apresiasi, sekaligus bentuk kepedulian negara terhadap para mantan atlet, tapi pada sisi yang lain, akan menjadi motivasi bagi para atlet yang saat ini masih aktif. Artinya, para atlet yang masih tersebut akan termotivasi untuk sekuat tenaga membela negara dan mengharumkan nama bangsa tanpa rasa khawatir terhadap masa depan yang akan dihadapi karena negara sudah memberikan “fasilitas”.
ADVERTISEMENT
Menurut Puan Maharani, penting untuk menyadari, bahwa sebagian dari motivasi besar seseorang memutuskan untuk menjadi seorang atlet –selain memang hobi dan bakat tentu saja– adalah adanya rasa peduli pemerintah terhadap nasib mereka pasca tidak lagi menjadi seorang olahragawan. Artinya, ketika itu sudah terpenuhi, entah apapun bentuk dan wujudnya, maka seorang atlet maupun pelatih hanya berfokus untuk mengejar prestasi, tidak lagi sibuk dengan usaha sampingan untuk menopang ekonomi.
Puan Maharani mengupayakan itu semua sebagai wujud kepeduliannya untuk para atlet. Tentu saja kalau dikembalikan pada prosedur dan mekanisme yang ada, sulit mengangkat atlet dan pelatih secara otomatis menjadi PNS. Ada beberapa peraturan dan kendala yang perlu dibahas bersama, sebut saja kendala teknis seperti umur misalnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah Puan Maharani, dengan kapasitasnya sebagai Kemenko PMK, meminta kepada Kementerian terkait, terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) untuk melakukan koordinasi, apakah memungkinkan untuk mengakomodir atlet dan pelatih olahraga nasional menjadi PNS atau pegawai BUMN.
Upaya ini sampai pada titik keseriusan, tinggal menentukan formulasi dan rumusan yang tepat berkaitan dengan opsi untuk menanggulangi “ketidak-mujuran” para atlet dan pelatih olahraga nasional di masa yang akan datang. Artinya, Puan Maharani serius memikirkan nasib mereka pasca tidak lagi aktif di dunia olahraga. Mereka punya keluarga dan kehidupan selanjutnya, maka sudah menjadi tugas negara untuk memberikan apresiasi mengingat jasa besar meraka dalam mengharumkan dan menjaga marwah bangsa.
ADVERTISEMENT