Proksimiti dan Solidaritas di Dalam Fandom K-Pop

Shivana Maulidewanti Agasi Anhar
Saya adalah seorang Freelancer yang sangat menyukai bidang penulisan, baik itu artikel dan bidang tulisan lainnya. Semua ketikan pada tulisan oleh akun ini merupakan opini, presepsi, dan pendapat saya serta referensi yang saya cari sendiri.
Konten dari Pengguna
17 November 2022 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shivana Maulidewanti Agasi Anhar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam definisinya, Proksimiti adalah suatu kondisi atau Proximity (Kedekatan) saat suatu objek diletakkan berdekatan, kita akan menganggap itu sebagai sebuah kelompok. Proksimiti ini merupakan suatu faktor memengaruhi ketertarikan dan hubungan antara seseorang sehingga mempererat kelompok atau organisasi, sehingga mempererat solidaritas. Sementara solidaritas adalah saling percaya antara para anggota dalam satu kelompok atau komunitas. Istilah fandom adalah suatu komunitas atau kelompok berisikan orang-orang yang menyukai sesuatu dengan semangat dan antusias yang sama.
https://pixabay.com/images/id-6687939/
Sekarang Fandom sangat erat kaitannya dengan dunia K-Pop. K-Pop sendiri merupakan 가요 (Gayo) yang berarti Korean Popular sebutan untuk segala genre musik dari Negara Ginseng tersebut. K-Pop sendiri bermula dan diperkenalkan pada era 90-an, ketika munculnya Boy Grup bernama Seo Taji and Boys tepatnya pada tahun 1992. Masa ini dikenal sebagai Waktu K-Pop Generasi Pertama muncul. Hingga Masa-masa keemasan K-Pop yang sekiranya dimulai dari tahun 2012-an semenjak debutnya Grup K-Pop generasi ke-3. Sejalan dengan masa keemasan ini maka 한류 (Hallyu) atau Korean Wave juga menyebar dan merajalela hampir ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangan ini, K-Pop berkembang menjadi sebuah subkultur dan menjadi budaya sendiri bagi penggemarnya. Berbagai idol solois atau Grup seperti Big Bang, BTS, BLACKPINK, EXO, Twice, TXT, ITZY, NCT Dream, AESPA, dan masih banyak lagi menjadi sangat terkenal di beberapa wilayah dunia. Mereka bukan hanya terkenal di negara sendiri, tetapi mereka juga terkenal hingga ke luar negeri mereka. Bahkan kini bukan hanya di bidang Musik saja, tetapi sudah merambat ke dunia Perfilman, Kuliner, Fashion, dan juga Desain Ruang sekalipun.
Semua ini tidak terlepas dari Fandom mereka. Peran internet dan media sangat besar pada perkembangan kultur ini, karena sangat memudahkan komunikasi dari sejumlah Fans mereka. Adanya media sosial tempat mereka mengutarakan kegemaran dan kesukaan mereka seperti Instagram, Twitter, Tik Tok, dan lainnya terhadap K-Pop dan juga bagaimana mereka mengenal satu sama lain. Tak jarang mereka lebih akrab dengan satu sama lain di dunia online. Selain itu, peran internet juga dapat memperkuat komunikasi mereka dengan Idol mereka.
ADVERTISEMENT
Biasanya Idol K-Pop berkomunikasi dengan melakukan siaran langsung di media sosial, atau ketika Konser hingga Fan Sign yang lebih kita kenal sebagai temu sapa antara Fans dengan Idol-nya. Di dalam komunikasi ini mereka bertemu dan langsung akrab padahal mereka tidak pernah menjalin komunikasi yang akrab sebelumnya. Ini semua karena ketertarikan Fans akan Idol-nya. Ini karena Proksimiti yang sudah terjalin di antara mereka. Proksimiti mereka terbentuk dari sejumlah karya yang dihasilkan Idol mereka dan sebesar apa dukungan mereka terhadap Idol-nya.
Mengenai Fandom K-Pop, sejujurnya mereka mempunyai keterikatan yang sangat kuat antara satu sama lain. Mereka sebenarnya juga terbagi menurut Idol grup dan Solois Kesukaan mereka. Seperti sebut saja Fandom ARMY untuk Idol grup BTS, BLINK Fandom-nya BLACKPINK, ONCE untuk TWICE, EXO-L untuk EXO, NCTzen untuk NCT Dream dan masih banyak lagi. Bahkan keterikatan yang kuat ini dibuktikan dengan beberapa kebiasaan mereka. Seperti, jika menggunakan salah satu Merchandise entah itu Fan Merchandise atau Official Merchandise yang dipakai oleh satunya, maka yang lainnya akan tahu bahwa mereka adalah Fandom yang sama. Bahkan jika bertemu dan awalnya tidak saling mengenal, jika diputar sebuah lagu K-Pop dan bersenandung saja, maka mereka akan mengetahui bahwa mereka terlibat di Fandom yang sama. Dan biasanya mereka akan langsung akrab tanpa perlu pendekatan lebih, karena identitas-identitas tadi sudah cukup untuk memperjelas mereka itu siapa.
ADVERTISEMENT
Adanya media juga membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendukung satu sama lain. Mulai kegiatan yang disebut fangirling, sebutan sebuah aktivitas menunjukkan rasa kagum atau suka mereka terhadap seseorang atau sesuatu yang mereka kagumi. Biasanya kegiatan ini mereka lakukan dengan streaming music video lagu Idol mereka secara besar-besaran, atau vote award atau penghargaan dimana Idol mereka masuk nominasinya, streaming di platform pemutar music, dan masih banyak lagi. Itu semua mereka lakukan sebagai bentuk dukungan mereka kepada Idol mereka. Seperti sebut saja BTS ARMY yang biasanya mempunyai target besar untuk melakukan streaming, vote dan semacamnya agar BTS berada di urutan puncak. Mereka juga menggunakan media sosial atau grup chat, sebagai kampanye atau seruan kepada yang lainnya untuk ikut melakukan bentuk dukungan sebesar-besarnya itu. Itu merupakan sebuah solidaritas kuat dari mereka untuk sesama dan juga dengan Idol mereka. Mereka juga suka melakukan penaikan hastag di berbagai media sosial. Seperti tagar di Twitter dibuat ratingnya, itu dilakukan agar lebih menyebar luaskan pengenalan Idol mereka, sehingga menambah jaringan dan kelompok mereka.
ADVERTISEMENT
Selain bentukan fangirling, mereka menunjukkan solidaritas mereka dengan anti dengan haters mereka. Haters atau pembenci juga lumayan banyak dan seringkali melakukan aksi kebencian mereka di tempat umum dan media sosial. Biasanya jika sampai haters melakukan ujaran kebencian mereka secara brutal dan kompak melakukan ‘perang’ dengan haters. Tak jarang mereka melakukan fanwar dengan berbeda fandom untuk mempertahankan posisi Idol mereka.
Inilah yang sering disebut fanatik atau fanatisme. Fanatisme sendiri adalah sebuah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Terkadang keterikatan dan solidaritas mereka memang sangat pro dan kontra. Apalagi ada yang lebih dari sekadar Fans sebut saja Sasaeng yang merupakan bentuk dari fanatisme yang sebenarnya. Sasaeng selalu mempunyai obsesi untuk menguntit atau terlibat dalam perilaku lain yang melanggar privasi para selebritas, seperti idol Korea, aktor drama, atau tokoh masyarakat lainnya. Inilah yang sering disamakan dengan fans biasa, padahal mereka berbeda. Dan bahkan ada sejumlah Fans yang melindungi Idol mereka dari serangan Sasaeng ini
ADVERTISEMENT
Sebetulnya jika kita menyikapi tentang Fandom K-pop kita akan tahu bahwa itu merupakan sesuatu hal yang biasa saja karena seseorang atau sekelompok orang berhak untuk mencintai apa pun yang menjadi kegemarannya. Bahkan bentuk keterikatan mereka dan solidaritas mereka patut dihargai karena itu merupakan suatu bentuk kesatuan antara beberapa orang di dalam satu kelompok. Yang menjadi kontra jika mereka menjadi seorang penggemar yang sikap mereka melanggar privasi dari Idol mereka.