Seni Sebagai Jembatan Komunikasi

Shivana Maulidewanti Agasi Anhar
Saya adalah seorang Freelancer yang sangat menyukai bidang penulisan, baik itu artikel dan bidang tulisan lainnya. Semua ketikan pada tulisan oleh akun ini merupakan opini, presepsi, dan pendapat saya serta referensi yang saya cari sendiri.
Konten dari Pengguna
10 November 2022 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shivana Maulidewanti Agasi Anhar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/images/id-2932005/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/images/id-2932005/
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang disebut seni biasanya merupakan sesuatu yang bersifat indah, biasanya seorang yang membuat sebuah karya seni atau seniman menggambarkan sebuah perasaan, pikiran, dan emosi melalui karya seninya. Karya seni ini bisa dalam bentuk apa saja seperti seni lukis, musik, tari, patung, teater, atau drama, komik, poster digital, atau beberapa instalasi seni eksterior maupun interior dan masih banyak lagi. Lalu setelah karya seni ini dibuat biasanya akan ada peragaan bisa itu pameran atau pertunjukan.
ADVERTISEMENT
Karya seni merupakan penggambaran dari perasaan dan pemikiran seorang seniman. Terkadang karya seni juga dibuat untuk memberikan pesan tersendiri bagi para penikmat seni atau bahkan orang awam sekalipun. Mengapa seni yang diambil sebagai media atau jembatan pengantar Pesan? Bagi seniman, karya seni dapat menjadi pengantar pesan karena dinilai lebih indah, bebas dan lebih mudah diterima orang. Kata bebas di sini berarti seniman bebas mengungkapkan apa yang ingin disampaikan dan penonton atau pengamat juga bisa bebas berpendapat apa saja tidak ada yang melarang, karena sifat seni tidak ingin menyinggung pihak mana pun. Tetapi, lebih bisa bebas berkoar daripada sebuah orasi di depan umum.
Seni juga bersifat ambigu artinya seni bisa bersifat pro dan kontra tergantung dari seniman dan juga penontonnya atau pengamat seni. Ada beberapa karya seni yang pernah menjadi salah satu kontroversi. Sebut saja film “Dua Garis Biru” yang merupakan sebuah film yang digarap oleh Sutradara Ginatri S Noer yang pernah menjadi salah satu pro kontra di Indonesia. Film yang dirilis tahun 2019 ini mengisahkan tentang pergaulan bebas yang terjadi di remaja saat ini. Sebenarnya jika dilihat dari sisi positifnya film ini mengajarkan kita tentang bagaimana buruknya pergaulan bebas saat ini. Tetapi ada sebagian pendapat bahwa film ini tidak pantas ditonton karena dapat ditiru oleh para penonton di bawah umur. Film ini menunjukkan bahwa sebenarnya seni itu ambigu tetapi masih tetap diterima oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Mengapa sebuah ambigu seni diterima sebagai sebuah media dalam komunikasi? Karena memang sifat awal dari seni itu adalah indah dan bebas Jadi orang menganggap wajar apabila pesan dari seni itu bernada negatif sekalipun. Sebut saja beberapa komik Karikatur yang terkadang menyinggung sejumlah petinggi negara, bahkan terkadang sudah sampai menyinggung nama seseorang secara langsung, tetapi tetap tidak terlalu dianggap salah. Ada sebagian yang mendukung, ada lagi yang menolak. Karya seni nyatanya selalu berakhir di tahap pro dan kontra atau ambigu, punya sisi positif dan negatif di mata setiap pribadi yang berbeda.
Lantas, jika tidak mudah dimengerti setiap orang layakkah disebut media atau jembatan komunikasi? Memang sebuah karya seni tidak pernah membatasi seberapa pun penggemarnya , tetapi akan terlihat membatasi jika sebuah seni itu hanya dimengerti oleh beberapa orang. Komunikasinya ini akan tersampaikan kepada beberapa orang yang mengerti dari maksud karya seni tersebut. Sebagian orang itu biasanya adalah seorang yang memang menyukai seni dan juga memang bergerak di bidang pengamatan seni. Sebagian yang lainnya mungkin akan merasa bahwa karya seni itu hanyalah sesuatu hal yang dibuat sebagai bentuk keindahan dan kecantikan tidak lebih dari itu.
https://pixabay.com/images/id-1948523/
Contohnya saja sebuah lukisan yang dibuat oleh Seorang pelukis terkenal bernama Vincent Van Gogh. Lukisan ini berjudul “The Starry Night” yang mungkin orang awam akan merasa bahwa lukisan itu hanya terlihat indah saja, yang jika dijelaskan sebuah pemandangan langit malam yang penuh dihiasi oleh bintang. Tetapi, sebenarnya makna dari lukisan itu sangat mendalam. Lukisan itu dibuat karena Van Gogh ingin membagi kisah sedihnya di balik rumah sakit jiwa ketika dia sedang berusaha mengobati penyakit mentalnya. Dari segi penggambaran warna dan simbol-simbol yang ada di lukisan itu, beberapa hal di tahu bahwa ini merupakan lukisan tentang kesedihan dan keperluan hati seorang seniman.
ADVERTISEMENT
Lalu Apakah hanya seorang seniman kah yang bisa berkomunikasi melalui seni? Sekarang sudah muncul beberapa trend di mana anak muda mengungkapkan perasaannya di media sosial dengan beberapa kutipan lagu, sajak puisi, bahkan kutipan film yang pernah ditontonnya. Dan sebagian besar anak muda sekarang jika ingin menyatakan cintanya pasti menggunakan beberapa kutipan lagu untuk memberi tahu perasaannya secara tidak langsung kepada seseorang yang dia sukai. Di sini kita bisa lihat bahwa orang awam juga menggunakan seni sebagai salah satu jembatan komunikasi antar komunikator dengan komunikannya.
Intinya seni itu bebas dan indah semua orang bisa berpendapat dan menggunakan seni sebagai media komunikasinya tanpa perlu ketahui dari latar belakang manakah seorang itu berada, apakah orang itu seorang seniman atau bukan. Sisi positif dari memakai seni sebagai media adalah kurangnya kontra seseorang atau sekelompok dalam berpendapat akan seni, bahkan jika itu pun mengandung unsur ambigu orang masih bisa menerimanya. Setidaknya pesan di dalam seni itu akan tersampaikan kepada orang yang memang mengetahuinya dan sebagian orang yang tidak mengetahui akan menganggap Itu adalah sebuah keindahan mata tanpa ada sisi negatif di dalamnya.
ADVERTISEMENT