Konten dari Pengguna

Keluhan Toko Emas Atas Kenaikan Harga

Nanda Arfia Ningsih
Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta , Prodi Ekonomi Syariah
12 Desember 2022 22:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Arfia Ningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay
zoom-in-whitePerbesar
pixabay
ADVERTISEMENT
Terjadinya Pandemi pada tahun belakangan ini sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat Indonesia dengan banyaknya pemecatan di berbagai perusahaan, naiknya bahan pangan dan sulitnya masyarakat memenuhi kehidupan sehari–harinya. Pandemi ini juga membuat harga emas mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga menyentuh angka 1 juta, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menjual emas yang mereka miliki untuk menyambung hidup di masa kritis yang diakibatkan oleh pandemi yang berlangsung kurang lebih 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Emas adalah salah satu harta yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan investasi dan memberikan hasil yang lebih menjanjikan. Harganya yang tidak akan mengalami perubahan secara drastis menjadikan emas sebagai barang yang akhirnya banyak dimanfaatkan oleh orang banyak sebagai bentuk simpanan kekayaannya,
Tingginya kenaikan harga emas ini menurunkan daya beli masyarakat pada perhiasan dengan bahan utama emas murni, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan perhiasan palsu atau berbahan dasar mudah berkarat karena dianggap lebih murah dibandingkan harga emas murni. Kejadian ini jelas membuat keresahan tersendiri untuk para pengrajin perhiasan emas dan para pemilik toko.
Kenaikan harga emas ini berlangsung tidak sebentar melainkan selama pandemi harganya terus mengalami kenaikan yang sangat tidak terkendali hingga menembus harga 1 juta. Dengan harga yang sangat menguntungkan masyarakat untuk melakukan penjualan emasnya pada toko tempat mereka membeli emas ini.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar toko emas memilih untuk menutup sementara tokonya demi menghindari kerugian yang disebabkan oleh tingginya penjualan emas yang dilakukan masyarakat.
pixabay
Salah satu pemilik toko emas di wilayah pasar Cengkareng, mengatakan “Semenjak harga emas mengalami kenaikan banyak ibu rumah tangga yang datang ke toko dengan niat menjual perhiasan yang dimilikinya, biasanya barang-barang yang dijual berupa cincin, gelang, kalung yang merupakan investasinya untuk bisa terus hidup di masa pandemi".
Turunnya permintaan terhadap pembuatan emas murni ini memutus perekonomian antara pemilik toko dengan pembuat perhiasan, keuntungan yang harusnya didapatkan toko kurang lebih 30 persen dari setiap pemesanan custom kini sangat sulit untuk mendapatkan keuntungan itu sendiri.
Penjualan perhiasan palsu yang tinggi tidak memberikan keuntungan yang besar untuk toko, serta menimbulkan kerugian besar untuk para pembuat perhiasan karena kebanyakan perhiasan palsu ini dikelola oleh pabrik dengan mesin.
ADVERTISEMENT
Informasi didapatkan dari salah satu pembuat yang mengatakan “Dulu sebelum pandemi pemesanan sangat tinggi, kadang pemesanan awal dari orang yang mau mengadakan pernikahan dengan memesan cincin pernikahan terkadang untuk laki-laki dewasa atau lanjut usia memesan cincin yang dibentuk dengan hiasan batu akik, jika ada pemesanan keuntungan nya bisa untuk membayar sekolah anak". ketika pemesanan naik toko akan menutup sementara pemesanan dikarenakan kurangnya modal.
Dengan kasus kenaikan harga emas murni ini dapat dikatakan bahwa sangat berdampak buruk bagi masyarakat, pemilik toko dan pembuat emas. Rantai perekonomian ketiganya tidak berjalan sesuai dengan seharusnya, karena adanya keputusan kenaikan harga emas murni di masa pandemi. Bukan hanya karena harga emas nya yang mengalami kenaikan, melainkan daya beli masyarakat yang rendah karena tidak adanya penghasilan yang didapatkan.
ADVERTISEMENT