Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Hoax PBNU Menjual Islam Pada Tokoh Cina
9 November 2017 12:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Kabar Bangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai pihak yang aktif mempromosikan keIslaman dan KeIndonesiaan, Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) kerap menjadi sasaran propaganda negatif dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Tuduhan bahwa PBNU sudah terpengaruh paham-paham menyesatkan sering kita lihat di media sosial.
ADVERTISEMENT
Pihak-pihak yang tak bertanggung jawab itu biasanya menggunakan isu-isu dengan sentimen SARA untuk menyudutkan PBNU. Terutama terkait komitmen PBNU untuk memajukan toleransi dan kebhinekaan di Indonesia.
Salah satunya adalah beredar kabar viral di media sosial bahwa PBNU telah menggadaikan akidah Islamiyyah-nya karena mengundang sejumlah tokoh non-Islam seperti James Riady dan Hari Tanoe di acara resmi PBNU. Mereka juga menyudutkan bahwa PBNU saat ini mendorong agenda China di Indonesia karena menghadirkan tokoh yang selain kafir juga beretnis tionghoa tersebut.
Hal di atas sangat memprihatinkan bagi kita semua. Tentu, dengan akal pikiran yang waras kita bisa menyatakan bahwa kabar itu adalah hoax dan tidak benar. Kemudian, pembuat narasi tersebut sangat keji dan culas karena memunculkan sentimen SARA dan bersikap diskriminatif terhadap etnis dan agama tertentu.
ADVERTISEMENT
Faktanya, kehadiran James Riady pada acara Rakernas PBNU terjadi pada tahun 2016 lalu. Saat itu, James Riady diundang untuk berbagi pengalamannya sebagai pengusaha sukses. Apa yang disampaikannya pun juga tidak berkaitan dengan materi keagamaan, justru sangat netral terkait dengan pengalamannya saja.
Hal itu sebenarnya justru menunjukan sikap kebhinekaan PBNU karena tidak membatasi pergaulannya hanya dengan kelompok etnis dan agama tertentu saja. Justru apa yang dilakukan oleh PBNU ini bisa menjadi teladan. Karena pembangunan bangsa tidak dapat dilakukan secara sektoral, melainkan harus saling sinergi antar kelompok masyarakat yang heterogen ini.
Propaganda negatif yang disebarkan di media sosial pada PBNU ini tak lepas dari kepentingan politik yang memang bertujuan menyudutkan pemerintah dan pendukungnya. Juga untuk memperkeruh suasana damai di masyarakat dengan isu SARA.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kita sebagai warganet yang cerdas jangan mudah percaya informasi yang tak masuk akal tersebut. Kita harus memilih dan memilah informasi yang benar dan valid sebelum kita sebarkan. Jangan sampai kita berpartisipasi pada perpecahan bangsa dengan turut menyebarkan informasi yang menyesatkan seperti kabar hoax di atas.