Konten dari Pengguna

5 Jenis Teater Rakyat Jawa

Nanda Riska Dwi Aprila
Mahasiswa aktif PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27 Oktober 2021 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Riska Dwi Aprila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesenian dapat diartikan sebagai ekspresi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Tentunya hal ini sangat berhubungan dengan seni pertunjukkan, karena ekspresi seseorang dalam seni pertunjukkan memerlukan hadirnya orang lain di dalam aktivitasnya. Apakah mungkin sebuah seni pertunjukkan tidak melibatkan ekspresi seseorang? Pastinya tidak mungkin berjalan sukses tanpa adanya ekspresi seseorang di dalam aktivitas itu. Karena seni pertunjukkan tidak bisa berdiri lepas dari masyarakat dan seni pertunjukkan akan selalu muncul di tengah kehidupan masyarakat seperti drama, monolog, musikalisasi, puisi, dan teater. Sebelum kita mengetahui jenis-jenis seni teater rakyat jawa, mari kita mengenal fungsi dan ciri dari teater rakyat.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat pedesaan zaman dulu, teater rakyat bukanlah hal yang lumrah lagi di kehidupan sehari-hari. Teater rakyat berfungsi sebagai upacara adat dan keagamaan serta saran hiburan yang ditonton secara gratis. Tempat pertunjukkannya dilakukan di mana saja, yakni di halaman rumah, di kebun, di balai desa, di tanah lapang, di pendopo, dan lain sebagainya. Ciri umum teater rakyat yaitu ;cerita yang disajikan tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa atau sejaran kehidupan sehari-hari ;penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian ;nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan ;unsur lawakan selalu dimunculkan ;tempat pertunjukkan terbuka dan pertunjukkan menggunakan musik tradisional ;menggunakan bahasa daerah (Jakob Sumardjo:1992).
Jenis-jenis Teater Rakyat Jawa

1. Srandul

Srandul adalah seni pertunjukkan teater yang diciptakan oleh seorang bangsawan Yogyakarta yang bernama Yudaranegara III. Srandul memainkan cerita-cerita menak (Amir Hamzah) dengan iringan musik bende, terbang, kendang, dan angklung. Srandul hanya berfungsi sebagai murni sarana hiburan, yang dimainkan dihalaman terbuka. Beberapa lakon yang dikenal ialah Rebutan Padang Kangkam, Ndulang Mas, dan Jatikerna.
ADVERTISEMENT

2. Ande-ande Lumut

Ande-ande Lumut adalah sebuah seni pertunjukkan teater yang dilakukan semalam suntuk dengan jumlah pemain antara 20-40 orang. cerita yang dipentaskan adalah cerita Panji. Seluruh pertunjukkan dibagi menjadi beberapa babak dan adegan. Dialog dilakukan dalam bentuk puisi maupun prosa dan diiringi gamelan sendro atau pelog. Mulanya semua pemain adalah laki-laki, juga memainkan peran wanita, dan sebagaian pemain mengenakan topeng dalam pertunjukkannya.

3. Dadungngawuk

Dadungngawuk adalah seni pertunjukkan teater yang ceritanya bersumber pada kerajaan Demak, terutama pada kisah prajurit Dadungngawuk yang ingin menghampa ke kerajaan Demak. Semua pemain ini adalah laki-laki. Pertunjukkannya dilakukan pada malam hari sekitar 4-6 jam di halaman rumah atau pendopo. Dialog dilakukan dengan prosa dan tembang dan tidak ada dalang. Pengiring teater ini terdiri dari terbang, angklung, dan kendang.
ADVERTISEMENT

4. Topeng (Wayang Topeng)

Topeng merupakan salah satu seni pertunjukkan teater yang memainkan cerita-cerita Panji. Pertunjukkan ini dilakukan siang hari dengan jumlah pemain sekitar 20 orang. Semua penari kecuali pelawak ketika masuk dan keluar pentas menari dengan lumaksana miring, sehingga mirip wayang kulit. Semua penari menggunakan topeng kecuali dalam adegan-adegan perang. Warna-warna topeng pada teater ini menyiratkan arti simbolik karakter, misalnya hitam untuk melukiskan watak teguh pendirian, emas untuk tokoh yang halus budi, putih untuk tokoh putri dan sebagainya. Dialog dilakukan dengan bentuk tembang, diiringi dengan gamelan pelog atau slendro. Pertunjukkan ini dipentaskan hanya untuk permintaan hajatan. Lakon yang dikenal ialah Perkawinan Bancak, Keyongmas, Bencak Barang Jantur, dan Perkawinan Gambiranom.
ADVERTISEMENT

5. Ketek Ogleng

Ketek Ogleng adalah monyet besar putih yang merindukan dan menemui Lara Tompe di desa Dadaptulis. Pertunjukkan teater ini juga berdasarkan cerita Panji. Teater ini hanya memiliki satu cerita saja yaitu Ketek Ogleng Kasmaran terhadap Endang Lara Tompe. Pertunjukkan dilakukan pada siang hari, sebelum pertnujukkan dimulai dilakukan pagelaran lagu-lagu diiringi gamelan slendro dan pesinden.
Ilustrasi Teater Rakyat Jawa (Dokumentasi Pestarama 6, Mahasiswa PBSI UIN Jakarta, 2021)