Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Drama Setelah Kemerdekaan: Pengaruhnya terhadap Kaum Milenial
27 Oktober 2021 12:12 WIB
Tulisan dari Nanda Riska Dwi Aprila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seni Drama dapat diartikan sebagai semua bentuk seni pertunjukkan tontonan tradisional maupun modern di sebuah panggung tertutup atau terbuka, menggunakan tokoh sebagai media utamanya dan didukung oleh seni musik, seni tari, serta properti seperti tata rias, tata kostum, tata cahaya, dan tata panggung.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana peran seni drama setelah kemerdekaan? Setelah kemerdekaan hanya ada sedikit naskah yang ditulis, diantaranya yaitu Antara Bumi dan Langit karangan Armijn Pane (1947), Jopie Jansen karangan D. Suradji (1947), Suling dan Bunga Rumah Makan karangan Utuy Tatang Sontani (1947), Cita Teruna dan Dr. Kambuja karangan Trisno Sumardjo.
Naskah drama karangan Armijn Pane membahas mengenai persoalan golongan Indonesia-Belanda, yang membela kaum Indonesia setelah Negara Indonesia terombang-ambing. Naskah drama karangan Utuy membahas persoalan bagaimana mengisi kemerdekaan. Naskah lainnya membahas mengenai drama bersajak, drama yang bersifat psikologis, dan kisah pembunuhan seorang revolusioner karena sikap egoistisnya.
Beranjak pada tahun 1960 naskah-naskah drama berkembang menjadi tiga klasfikasi tema yakni tema keagamaan atau dakwah, tema kejiwaan, dan tema sosial politik. Lalu pada tahun 1970-an sangat dominan pada tema metafisika yang bersifat mistik.
ADVERTISEMENT
Bentuk drama setelah kemerdekaan masih mematuhi kaidah mimesis penulisan sastra drama tahun 1950-1960 yang terdiri atas unsur plot, penokohan dan setting. Setelah itu bentuk drama juga digambarkan melalui watak penokohan yang digambarkan pada drama dalam kehidupan nyata sehari-hari. Bentuk drama juga digambarkan konvensional, mereka berpijak pada persoalan konkret dan aktual.
Apakah ada pengaruhnya seni drama setelah kemerdekaan terhadap kaum milenial saat ini? jawabannya tentu ada pengaruhnya untuk kaum milenial saat ini, bahkan seni drama sudah menjadi hal yang wajib di dunia pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat pada mata pelajaran tingkat Sekolah Menengah Pertama hingga Universitas yang masih mempelajari sekaligus mempraktikkan langsung materi seni drama. Komunitas teater ditingkat nasional pun memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat dikatakan bahwa komunitas lah sebagai wadahnya untuk belajar seni drama.
ADVERTISEMENT
Seni drama setelah kemerdekaan memiliki pengaruh bagi kaum milenial, diantaranya dalam pendidikan dan kesenian. Di dunia pendidikan kaum milenial dapat mempelajari dasar seni drama dengan sangat mudah dan cepat melalui sebuah buku cetak, internet, dan sanggar. Melalui kesenian, kaum milenial dapat mempelajari berbagai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan seni drama seperti seni peran, skenografi, manajemen produksi, manajemen panggung, dan lain sebagainya secara luas dan menjiwai. Tentunya seni drama setelah kemerdekaan memberikan pengaruh pada setiap kaum milenial sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Faktanya, sebuah naskah drama yang memiliki tema percintaan lebih memudahkan kaum milenial untuk memainkan peran di drama tersebut. Mungkin sebagian kaum milenial tidak tertarik menjadi seorang pemain atau lakon, mereka dapat menjadi bagian dari kru yang bekerja di belakang pertunjukkan. Dan maraknya teknologi yang canggih membuat sebagaian kaum milenial juga terarik di bidang editing suatu pertunjukkan drama virtual.
ADVERTISEMENT