Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Anak Muda Melek Politik, Suatu Implementasi Event Festival Pemilu Chapter Medan
31 Januari 2024 13:34 WIB
Tulisan dari Naomi audri klarisa sitompul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak Muda Melek Politik, Suatu Implementasi Dari Rangkaian Event Festival Pemilu Chapter Medan
ADVERTISEMENT
Medan, 31 Januari 2024 - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) USU, bekerja sama dengan Bijak Memilih dan Politrik.id, sukses menyelenggarakan Festival Pemilu Chapter Medan pada hari Minggu, 28 Januari 2024, di Aula Clapham Collective Medan.
Festival Pemilu Medan yang dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan ini menunjukkan antusiasme mereka dengan turut berpartisipasi aktif dalam menyampaikan opini dan pertanyaan kepada Pembicara dan Calon Legislatif yang telah berhadir langsung di hadapan mereka. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa anak muda adalah generasi yang sangat peduli dengan keberlangsungan dan kemajuan dari bangsa ini.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan, Mutia Atiqah, melalui sambutannya di awal event itu, menekankan pentingnya partisipasi pemilih dari generasi muda di Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata Mutia Atiqah, jumlah anak-anak muda atau yang dikenal dengan Generasi Z yang akan memilih, cukup besar. Pada DPT Pemilu 2024, pemilih Generasi Z sebanyak 46,8 juta orang atau 22,85%, lalu Generasi Y (millennial) 66,82 juta atau 33,60%.
Karena itu, Mutia Atiqah mengapresiasi Bijak Memilih yang telah menginisiasi even tersebut. "Kita senang dengan acara ini, yang mewadahi anak-anak muda untuk belajar dan meningkatkan pemahaman dalam politik," ujar Mutia.
Community Partnership Officer Bijak Memilih, Michael Batubara mengatakan jika Festival Pemilu sendiri merupakan roadshow pendidikan politik untuk anak muda yang diinisiasi oleh Bijak Memilih. Selain di Medan, Festival Pemilu juga berlangsung di 3 kota besar lain: Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya. “Kami berupaya membentuk ‘critical mass’ untuk meminta proses politik dan kebijakan yang lebih baik,” ujar Michael.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan ini, terdapat Dua mata acara yakni Sesi interaktif: “Anak Muda Melek Politik”, dan Balai Aspirasi. Sesi interaktif ini mengulik fenomena-fenomena politik yang kerap menjadikan anak muda sebagai komoditas yang hak memilih nya dapat diperjualbelikan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pembicara sesi interaktif yakni Kevin Angdreas yang merupakan analis politik muda, lulusan The London School of Economic and Political Science, menguraikan dengan sangat detail dan menyertakan contoh kasus yang pernah terjadi, sehingga membuat anak-anak muda yang hadir merasa relate dengan permasalahan yang ada. Beberapa isu penting yang dipaparkan oleh kevin angdreas adalah mengenai akses sosial, krisis iklim, tantangan KKN, kebijakan timpang yang menguntungkan kepentingan beberapa pihak, serta isu politik di sumatera utara yang harus menjadi perhatian penting calon pemimpin kelak, seperti infrastruktur, lapangan pekerjaan, kesetaraan dan pencegahan kekerasan seksual.
ADVERTISEMENT
Mata acara selanjutnya yaitu Balai Aspirasi yang berhasil menghadirkan 7 Pembicara utama yang berlatar belakang Calon Legislatif, yaitu Alween Ong, S.Sos - Caleg DPR RI PKS Sumut 1, Anggi Maisarah, SH - Caleg DPRD Demokrat Sumut 3, Merryl Rouli Saragih, SH, MH - Caleg DPRD PDIP Sumut 2, Christopher Baginda Perkasa Sinambela, S.H - Caleg DPRD Provinsi PDIP Sumut 1, Daffa Riyadh Aziz S.Sos - Caleg DPRD PPP Kota Medan 5, Drs. Haji Henry Saragih - Caleg DPR RI Partai Buruh Sumut 1, dan Agung Satria Sitepu S.H - caleg DPRD Sumut 2, dipandu oleh 3 Fasilitator untuk menghubungkan partisipan yang ingin menyampaikan aspirasi mereka.
Dalam sesi balai aspirasi, Peserta yang dipandu oleh fasilitator kemudian dipersilahkan untuk menyampaikan aspirasinya dengan menunjuk Caleg yang bersangkutan untuk menjawab, yang kemudian akan ditanggapi oleh Caleg tersebut maupun ditambahi oleh Caleg lain yang merasa bahwa aspirasi tersebut masih relevan untuk ia jawab. Sesi balai aspirasi yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut mekahirkan sebuah dialog terbuka yang transparan dan kooperatif tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
ADVERTISEMENT
Seorang peserta bernama Andre mengutarakan bahwa “Terdapat banyak masalah di kota Medan yang dapat dilihat secara kasat mata, namun mengapa memilih jalur legislatif untuk memperbaiki kota Medan dibanding eksekutif?”.
Christopher Baginda Perkasa Sinambela, S.H pun menjawab dengan lugas bahwa untuk memulai pengalaman, ada baiknya untuk memulai dari legislatif. Dengan menjadi legislatif, Beliau dapat mengawasi berjalannya program kerja yang dilaksanakan oleh eksekutif.
Dilanjutkan dengan pertanyaan dari Peserta selanjutnya yang mengatakan bahwa “Tren korupsi meningkat dari tahun 2022 ke 2023. Sementara, seharusnya 60 persen anggaran partai politik adalah untuk pendidikan politik. Bagaimana cara partai politik menjamin adanya pendidikan politik, menggunakan hak angket, konflik agraria tanah adat?”.
Meryl Rouli Saragih, SH, MH menjawab: “Saya sangat concern terhadap isu isu tersebut. Saya membuat kegiatan muda berpolitik dimana masyarakat dapat berkontribusi secara langsung terhadap perpolitikan Indonesia. Selain itu saya juga aktif dalam membuka parliament tour, dimana masyarakat dapat melihat langsung rapat paripurna. Saya juga aktif membuka magang di kantor DPRD Medan. Mengenai upaya konflik agraria, sudah banyak yang diupayakan. Sayangnya, bahkan sampai level presiden pun belum mampu menuntaskan masalah ini”.
ADVERTISEMENT
Kemudian pertanyaan ini juga ditanggapi oleh Pak Haji Henry Saragih yang mengatakan: “Sebagai serikat petani, saya sudah banyak mengusulkan undang-undang. Masalahnya,kita merasa penting untuk memiliki partai politik sendiri. Maka dari itu, kami mendirikan lagi partai buruh. Hal ini karena ternyata banyak undang-undang yang bagus, tetapi diubah. Puncaknya adalah UU cipta kerja. Inilah perlunya petani dan buruh duduk di bangku DPR agar dapat mengontrol eksekusi undang-undang yang berlaku dan berpengaruh bagi kesejahteraan petani.
Dalam dialog panjang yang memakan waktu lebih dari satu jam ini, menjadi ruang positif bagi setiap Caleg yang hadir untuk memahami concern dari setiap aspirasi yang disampaikan.
Salah satu peserta, Andrey Salim, memberikan apresiasi terhadap pihak penyelenggara melalui Form Satisfaction Survey Bahwa acara seperti ini sangat bermanfaat dan perlu ditingkatkan kuantitasnya agar anak muda Medan lebih kritis terhadap isu politik yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Peserta lain mengatakan bahwa kegiatan ini Sangat informatif, nyaman, keren, tersusun, sesuai ekspektasi dan sangat menarik,.
Dengan keberhasilan ini, FPCI USU, Bijak Memilih dan Politrik.id berharap agar dalam menghadapi Pemilu mendatang, anak muda mengurangi sikap primordialisme dan menjadi Pemilih yang cerdas. acara tersebut dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran anak muda terhadap isu-isu penting, serta mempromosikan peran mereka dalam memilih pemimpin yang peduli terhadap masa depan negara.