Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Guru Menarik Siswa
22 Mei 2017 23:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Nardis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar ilustrasi
Ada pengalaman yang sangat tidak bisa dilupakan saat kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari guru, teman kelas, jajanan, sampai dengan area toilet. Mungkin sudah bisa anda bayangkan, bagaimana teman kelas kita dulu yang bandel, cengeng dan mungkin beringus, jajanan yang murah meriah, sampai dengan toilet yang biasanya mengeluarkan bau tak sedap itu. Semua itu pasti pernah kita alami.
ADVERTISEMENT
Namun dari berbagai kejadian itu, ada satu hal yang menarik untuk kita ingat kembali. Yaitu, bagaiamana cara guru kita mengajar dulu. Banyak yang bilang kalau guru yang dulu itu, mengajar hanya menggunakan metode ceramah, guru membaca, siswa mencatat, guru keluar kelas, siswa kerja soal, guru suka memberi hukuman dan sebagainya. Semua itu adalah ciri guru yang dulu.
Akan tetapi, ciri guru tersebut tidak dimiliki oleh guru Sekolah Dasar saya yang dulu. Tidak tau kenapa, apakah mungkin guru ini bukan guru masa lalu ataukah mungkin guru ini adalah guru masa depan? Semua bentuk pembelajaran yang disampaikan sangat menarik para siswanya, termasuk saya sendiri. Mengajar dengan rasa humor, senyuman terus menghiasi wajahnya, dan kelakuan yang hampir mirip dengan siswanya. Itulah guru saya dulu ,”Pak Husein”.
ADVERTISEMENT
Pak Husein yang datang ke sekolah dengan mengendarai motor yang berbody ramping, kaca spion yang tegak berdiri, dan suara motor mirip mesin kapal kayu adalah tanda kedatangan pak guru ini. Itu ciri khas di luar kelas. Sementar, di dalam kelas, beliau mengajar dengan penuh kasih sayang, tulus dan ikhlas . Itulah yang saya lihat darinya. Anak yang suka bermain bola, beliau dorong untuk bisa manjadi pemain bola, anak yang suka menyanyi, beliau dorong untuk bisa menjadi penyanyi, dan saya dulu yang ingin jadi guru, beliau dorong untuk bisa menjadi seorang guru. Itulah cita-cita yang dengan gampangnya terucap oleh anak - anak dan dengan gampangnya pula guru mengatakan, Pasti Bisa! Inilah yang dirindukan oleh kita sekarang, motivasi dari Pendidik kepada siswanya.
ADVERTISEMENT
Ada salah satu teman saya yang nakal, sebut saja namanya" Fajar". Fajar yang suka ribut dalam kelas, suka melempar fulpen pada temannya, suka menghambur sampah dalam kelas dan sebagainya. Namun jika dengan pak Husein, Fajar ini dengan mudahnya dapat bersahabat . Mengapa bisa seperti itu? Cara yang digunakan beliau sangat mudah, Cuma dengan mengetahui apa yng menjadi kegemaran/hobi anak di sekolah maupun di rumahnya. Kebetulan anak itu suka bermain bola. Dengan bercerita tentang pemain bola terhebat di dunia, anak langsung turut dan antusias mendengar cerita dari guru super ini. Bermain sambil belajar. Mungkin itulah yang menjadi daya tarik siswa terhadap pak Husein.
Apa yang di lakukan pak Husein ini merupakan pengajaran berbasis ketertarikan siswa. Dimana proses pembelajaran berbasis ketertarikan ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan bakat unik mereka. Seperti apa yang Howard Gardner (dalam Thomas Lickona, 2013: 325) kemukakan bahwa, salah satu kontribusi pendidikan terpenting dalam perkembangan anak adalah membantu mereka mengembangkan bakat yang paling tepat bagi mereka, bidang yang akan membuat mereka merasa puas dan kompeten.
ADVERTISEMENT
Inilah yang harus dilakukan oleh guru yang sekarang, mencontoh guru masa lalu saya di Sekolah Dasar. Menggunakan pendekatan ketertarikan siswa, sehingga menarik siswa dalam proses pembelajaran yang menyenangkan dan bernilai. Karena sesungguhnya anak adalah wadah untuk menyimpan nilai-nilai yang baik dan berkarakter.