Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
RESUME BUKU
15 Juni 2017 16:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Nardis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis : Erie Sudewo
Jumlah Halaman : 360 Halaman
ADVERTISEMENT
Tahun terbit : 2017
Cetakan : Ke -1, Maret 2017
Penerbit : Republika Penerbit, Jakarta
ISBN : 978-602-082-237-2
Kiprah Dompet Dhuafa seperti “Menyalip Zaman”, kehadirannya menggerakkan dan menginpirasi. Terutama dalam memberantas kemiskinan dan menyonsong masa depan yang lebih baik. Dalam buku ini “DD Way”, Erie Sudewo menceritakan bukan hanya tentang sejarah Dompet Dhuafa (DD), tetapi mengandung pembelajaran tentang bagaimana ide besar tersembunyi dalam spirit berbuat kebajikan dari orang-orang yang peduli terhadap permasalahan kemiskinan, agar kaum dhuafa mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Ada nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam buku ini sehingga mendorong setiap orang untuk berbuat kebajikan dan menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Buku ini terdiri dari empat bagian, yang dimana tiap bagiannya terdiri dari beberapa bab sehingga total keseluruhannya berjumlah tiga belas (13) BAB.
BAGIAN SATU tentang Buku Biru Vs Buku Putih. Buku biru merupakan “rancang bangun oganisasi” ke depan yang dibuat dalam satu periode (3-5 tahun) atau beberapa periode dalam satu siklus. contoh buku biru indonesia di era orde baru (GBHN) . Sedangkan buku putih “rancang jiwa” organisasi atau semacam “ruh” bagi organisasi. contoh buku putih indonesia yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Kalau buku biru merupakan koridor penuh rambu perubahan organisasi sedangkan buku putih jiwa organisasi. Ada 9 pembeda dari buku biru dan putih tersebut. diantaranya adalah:
1. Kulit Vs Isi, ibarat buah, buku biru adalah kulit dan isi buah adalah buku putih. Bagaimanapun keduanya diperlukan, kulit bagus isi bagus itulah yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
2. Profit Vs Benefit, buku biru ibarat profit dan buku putih ibrat benefit. Jika profit skalanya untuk kalangan terbatas Cuma kalkulasi angka, sedangkan profit yang tak ditekankan pada uang dan bisa merambah ke masyarakat lua
3. Harga diri Vs Jati Diri. Dua hal yang tak terpisahkan oleh lembaga, Pertama, cetak biru lembaga yang bicara seputar harga diri lembaga. Kedua, buku putih organisasi yang di tekankan pada “jati diri” SDM. Jati diri itulah yang akan merawat harga diri lembaga agar bisa tetap eksis.
4. Patuh Vs Loyal, Cetak biru hanya lahirkan SDM yang patuh saja tanpa ada kedawasaan yang terbentuk, sedangkan buku putih lahirkan anggota yang loyal dengan SDM yang disaadarkan dan didewaskan.
ADVERTISEMENT
5. Terabas Vs Etika,cetak biru tak mengenal nilai sedangkan buku putih akomodasinya. Nilai kebaikan dan kebenaran diurai buku putuh, dihidupkan dengan latar filosofisnya,
6. Rusak Vs Aman, cetak biru merusak tubuh perusahaan, yang denagan tuntutan manajemen dan profesionalitas, apapun yang dilakukan seolah ,menjadi sah dan dibolehkan, buku putih yang syarat nilai tugasnya merawat lembaga agar tetap sehat. Perusahaan memeng mencari uang tapi jangan melakukan hal-hal yang tidak terpuji untuk mendapatkannya.
7. Berubah Vs Permanen, cetak biru menuntun perubahan lembaga dalam hal skala. Membesar dan mengecil, atau memuai dan menyusut adalah suatu keniscayaan. Sedangkan buku putih tak mengizinkan perubahan lembaga dalam hal perilaku. Ini bicara jati diri. Saat besar dan kecil, lembaga mesti tetap sadar siapa dirinya.
ADVERTISEMENT
8. Manajer Vs Orang Bijak, cetak biru dibuat hanya berdasar kemampuan, sedangkan buku putih disususn berdasar kemempuan, tetapai yang paling krusial mesti berlandaskan kemauan.
9. Warisan Vs Hayati, cetak biru bisa diwariskan seperti kekayaan, jarinagan atau mitra bisnis, sedangkan buku putih tidak dapat diwariskan, karena isi buku putih adalah nilai yang mesti dihayati. Pertama, mesti diinternalisasi. Lalu kedua harus diresapi. Dan ketiga lantas dilatih, diulang-ulang dan dibiasakan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi dan tujuan buku biru dan buku putih adalah:
1. Buku Biru, berisi target , Ekspansi, Cabang dan SDM perusahaan yang memiliki tujuan dan peran sebagai pedoman atau arah perjalanan lembaga ke depan, sebagai penanda perubahan yang terjadi di lembaga, dan sebagai pematok posisi, apakah keluar jalur atau masih di jalur aman
ADVERTISEMENT
2. Buku Putih yang mengandung nilai keorganisasian dengan nilai utama way print sebagai jati diri lembaga yang memiliki tujuan dan peran sebagai perawat keorganisasian dalam kondisi apapun yang meiliki moral tinggi, berpikir sehat, berintegritas dan mesti jagai kredibilitas
BAGIAN DUA, tentang kelembagaan. Dimana dalam penjelasannya lembaga terdapat 3 prinsip kelembagaan yaitu lembaga milik masyarakat, lembaga nirlaba, dan peran bidan. Prinsip yang pertama adalah lembaga milik masyarakat. dalam kepemilikan, islam membagi tiga jenis. Pertama kepemilikan individu, kedua kepemilikan masyarakat, dan ketiga kepemilikan negara.
Kepemilikan individu itu hasil dari apa yang diupayakannya. Sumbernya bisa dari gaji, honor, upah , hasil usaha, atau warisan. Kepemilikan masyarakat diantaranya berupa hutan adat, tanah adat, dsb, sedangkan kepemilikan negara seperti hutan nasional, gunung dan sumber daya alam lainnya. DD adalah milik masyarakat karaena DD total dibiayai Ziswaf, asal Ziswaf dari masyarakat dan rukun masyarakat sebagai bagian dari rukun islam. Hal itulah yang mendasari mengapa DD itu milik masyarakat.
ADVERTISEMENT
Prinsip yang kedua adalah Lembaga nirlaba. Arti “nir” adalah kosong atau nihil. Jadi nirlaba adalah nihil laba. Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga nirlaba adalah lembaga yang tidak mengharapkan laba materi. Bicara nir yang tak berharap laba materi justru asal usulnya diawali dari kiprah donatur. Contohnya adalah DD yang menghimpun dana hibah donatur yang digunakan untuk kemaslahatan yang sebesar-besarnya bagi para mustahik.
Sadar atau tanpa sadar “nir” ini menjadi kekuatan strategis dalam pembentukan karakter. Bukan hanya pamrih materi, melainkan tak butuh juga pujian dan penhargaan. Dengan kata lain pamrihnya Cuma ridha Allah SWT.
Sehingga terlihat jelas perbedaan dari lembag nirlaba dan perusahaan. Dilihat dari tujuan, perusahaan didirikan dengan tujuan profit sedangkan lembaga nirlaba dengan tujuan benefit, pemetik manfaat perusahaan dinikmati stakeholder/karyawan sedangkan lembaga nirlaba adalah para mustahik, aspek legal perusahaan berbentu CV,PT atau dulu ada yang namanya perum sedangkan legalitas nirlaba biasanya menggunakan yayasan dan ada juga yang memakai perhimpunan atau perkumpulan, biaya operasional perusahaan ditopang oleh keuntungan perusahaan sedangkan lembaga nirlaba biaya hidup berasal dari donasi dari masyarakat, produk perusahaan adalah barang dan jasa sedangkan lembaga nirlaba adalah program. Contoh program pendidikan, kesehatan atau pemberdayaan.
ADVERTISEMENT
DD memiliki Donatur dari masyarakat, adapun ciri masyarakat yang menjadi Donaturnya adalah masyarakat menengah atau perkotaan, kalangan pelajar, kalangan profesional, kalangan yang sibuk, masyarakat yang suka berwisata dan berlibur, mereka yang mengambang yang enggan untuk berkelompok dengan ikatan ideologis, mereka amat familier di media sosial dan mereka dalam usia produktif antara 21-50 tahun.
Lembag nirlaba memiliki 5 prinsip dasar, yaitu pertama figur yang tepat, yang dimaksud figur yang tepat adalah sosok pemimpin, kedua independen artinya dia tak ingin diikat oleh siapapun, ketiga, adalah non politik tidak terikat oleh partai manapun yang dapat merugikan, keempat adalah Non golongan, asal donasi tidak memandang golongan agama, suku, dll. Kelima adalah Netral objektif, tidak membela mati-matian suatu kelompokcontohnya islam nusantara dll.
ADVERTISEMENT
Prinsip yang ketiga, Peran Bidan. DD berperan sebagai bidan karena semua kebutuhan DD didanai masyarakat, dengan dana masyarakat, DD menyadari posisinya. DD bukan pemilik. DD hanya berperan mengelola dan mengemas beragam program. Itulah tugas bidan. Membantu persalinan agar proses kelahiran bayi berjalan normal dan baik.
Lembaga nirlaba berperan sebagai bidan. Peran lembaga nirlabaitu mendirikan seluruh lembaga yang dilahirkan sendiri atau dari masyarakat. dasarnya adalah karena seluruh uang berasal dari donasi masyarakat. oleh karena itu DD harus menjalankan peran bidan, karena jika DD tak menjalankan peran itu, ada dua konsekuensi nya. Pertama DD merusak keagungan diri sebagai pemimpin, seperti pada orang tua, bagaimanapun harus lepas anak-anaknya mandiri, Kedua organisasi yang dilahirkan redup karena fitrah perkembangannya terhamabat, seperti juga orang tua, perkembangan anak-anaknya rusak karena direcoki orang tuanya.
ADVERTISEMENT
BAGIAN KETIGA, tentang Amil. Amil dalam hal ini terdiri dari 3 prinsip. Prinsip Pertama adalah Pengelola, amil berperan sebagai pengelola, perantara atau jembatan. Inilah prinsip keempat DD Way: Amil adalah Pengelola.” Adapun tujuan dari amil ini adalah Pertama bekerja mencari nafkah, aoalagi laki-laki tugasnya mencari nafkah untuk keluarganya. Kedua amil harus lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi fakir miskin. Bahkan, semakin bisa penuhi keinginan stakeholder, makin puas diri amil karena bermanfaat bagi yang lain. Ketiga amil yang bisa penuhi tujuan tersembunyi yaitu membangun peradaban yangdengan nilai. Ada tiga sebab mengapa amil bisa memenuhi hal itu. Satu, jenis lembaga dimana amil berada. DD berjenis kelamin nirlaba. Tujuan nirlaba bukan cari untung tetapi tumbuhkan benefit. Tujuan DD adalah membantu atsi persoalan sosial, baik menyangku kemiskinan, kebodohan, dan penyakit yang menerjang sebagian masyarakat. Dua, dana yang diterima amil adalah donasi yaitu dana amanah dititip untuk memanusiakan manusia khususnya memanusiakan mustahik. Tiga, posisi amil sebagai pengelola. Inilah kekeuatan amil. Seolah tak punya kekuatan karena hanya sebagai pengelola bukan pemilik. Ada nilai yang tumbuh dari amanah ini yaitu kejujuran, good institution gevornance dan terutama tumbuh nilai peradaban dalam membantu atasi persoalan fakir miskin.
ADVERTISEMENT
Zakat sebagai rukun Islam Ke-3 bukan sekedar kegiatan sosial. Ada 4 pesan pokok:
1. Mustahik bukan beban
2. Mustahik jadi tanggung jawab umat islam
3. Mustahik bukan tanggung jawab umat lain, dan
4. Mustahik menjadi sumber kebajikan
Mengacu at-Taubah 60, posisi mustahik dapat dipilah berdasar urutan, yakni:
1. Fakir miskin berada di kalangan kritis darurat
2. Amil berada di posisi strategis
3. Budak berada di posisi rawan sensitif, serta
4. Mualaf, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil berad di posisi penting
Berdasar waktu posisi mustahik dapt dibedakan sbb:
1. Fakir, miskin, budak, mualaf, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil bukan golongan permanen harus terus ada , sedang
2. Amil berada pada posisi yang memang permanen
ADVERTISEMENT
Berdasar motif, posisi mustahik dapat dipilah seperti dibawah ini,
1. Fakir, miskin, budak, mualaf, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil ada karena faktor ekonomi
2. Amil ada karena manajemen
3. Budak ada karena faktor eksploitasi, dan
4. Mualaf ada karena faktor tauhid
The Power Of Zakat, terletak pada amil. Ini dapat digambarkan sebagai jalinan manajemen “zakat dari muzaki, oleh amil dan untuk mustahik. Kepercayaan muzaki amat ditentukan prilaku amil. Berdayanya mustahik tergantung amil kerahkan sumber daya. Namun posisi amil jadi duta 3 pihak. Sebagai duta muzaki, wakili kepentingan stakeholder, sebagai duta mustahik, berharap ada perubahan hidup, sebagai duta pribadi amil, tak khianat agar atasi kemisikinan dalam rajutan sinergitas berjalan baik.
ADVERTISEMENT
Prisip Kelima adalah Patuh, patuh itu bukan hanya taat untuk raih sesuatu. Dalam kepatuahn setidaknya ada 3 hal yang perlu dicermati yaitu pihak pemberi perintah, kedua pihak yang harus lakukan kepatuhan dan ketiga adanya tata kepatuhan sebagai pedoman untuk dipatuhi. Sementara patuh terpilah atas dua segi, Pertama, patuh tanpa syarat. Ini berkait sunatullah, hukum alam, misal tak napas, mati akhirnya. Kedua, patuh pada dinamika. Ini wilayah tata aturan kemasyarakatan. Ada kelindan rasa hati, kepentingan, dan subjektivitas, semua itu berpengaruh pada kepatuhan.
Ada dua hal bicara patuh pada dinamika, yakni:
1. Patuh pada kebenaran yang mutlak milik Allah SWT
2. Patuh pada kepentingan lembaga
Namun dalam kepentingan lembaga ada empat prinsip yakni independen, tak berpolitik, tak rasial, dan netral objektif. Inilah yang dimiliki oleh DD.
ADVERTISEMENT
Prinsip Keenam adalah Pekerjaan Mulia, amil merupakan profesi yang tak pernah masuk hitungan. Padahal, boleh dibilang kiprahnya merupakan pekerjaan mulia. Untuk jadi amil baik mesti memiliki karakter. amil berkarakter tak gegabah mengatakan diri mulia. Apalagi amil yang akhlaknya baik, mustahil mengatakan diri mulia. Amil adalah pekerjaan mulia dibanding dengan pengusaha. Kalau motif pengusaha adalah profit, maka motif amil adalah benefit. Tanpa profit pengusaha enggan melangkah, sedangkan amil tanpa profit tetap melangkah. Inilah salah satu prinsip DD. Melangkah dengan berbagi benefit.
BAGIAN EMPAT, yaitu program. Dimana prinsip dari program ini adalah Prinsip ketujuh adalah Fokus Mustahik, Mustahik jadi kata kunci, apapun yang dilakuakn, semua terfokus pada mustahik. Meski zakat mustahik, tak berarti mustahik jadi raja. Dengan zakat, mustahik diharapkan bisa sujud senormal muzaki, artinya mustahik harus dididik. Bukan dilayani seperti galibnya raja.
ADVERTISEMENT
Pesan zakat tegas, tak bisa hajat mustahik diserahkan pad umat lain. Zakat untuk mustahik. Infak, sedekah, dan wakaf untuk kehidupan. Zakat lebih bersifat materi. Infak-sedekah termasuk non materi. Mustahik tak mempunyai kekeuatan apapun. Krena itu, agar mstahik memperoleh haknya, ada 5 hal berikut. Pertama, patuh aturan, Kedua, hindari aji mumpung, ketiga, buka telinga, Keempat, DD otomatis terwakafkan, dan Kelima, kelak ada pertanggung jawaban.
Prinsip Kedelapan, Program Masterpiece. DD tak boleh membuat kegiatan yang bisa dikerjakan yayasan lain. DD bakal matikan banyak yayasan. Inilah yang harus diteguhkan DD. Karena kepeloporannya DD tertuntut untuk terus mengusung prinsip kedelapan yaitu memeiliki program masterpiece.
Arti Masterpiece adalah karya besar. Ada sembilan mengapa harus masterpiece yakni: DD lahir dari Republika, Transparan, SDM Muda, sistem rekrutmen, penuh waktu, rancang bangun, pelopor, objek jadi subjek, dan berkelanjutan. Istilah masterpiece memicu dua hal. pertama, muncul kesan arogan, seolah DD jaga jarak, Kedua, progran masterpiece tak bisa di replika. Seolah lagi DD ingin jadi mercusuar sendirian. Hal ini dilakuakan agar memicu adrenalin amil DD untuk semangat, gigih dan kesungguhan untuk mewujudkan sesuatu yang besar maslahatnya.
ADVERTISEMENT
Empat ciri masterpiece, yakni gagasan bernas, maslahat beyond, jadi gerakan, dn mandiri. Ada sembilan syarat memenuhi program masterpiece dalam bidang ekonomi, syarat itu adalah orsinal, serbalokalis, bottom up, independen, padat karya, halal thayib, pasar jelas, ramah lingkungan, dan berkesinambungan. Sementara syarat program non ekonomi adalah strategis, multiplier effect, bermamfaat atau maslahat, amat dibutukan dan masal.
Prinsip Kesembilan, Apapun bisa dikomunikasikan. Jika tak penting , tak usah dikomunikasikan. Bagi lembaga nirlaba, pameo itu tidak berlaku. Di lembaga nirlaba , hal remeh temeh pun bisa menggaet simpati masyarakat. inilah prinsip kesembilan apaun bisa dikomunikasikan.
Esensi komunikasi terpilah atas dua bagian, yakni isi dan cara. Isi berbasis pada 5W: Wahat, Who, Where, When, dan Why. Bicara isi, kata kuncinya pada why. Dengan why, 4W yang lain dapat terpapaph utuh. Sedangkan cara berkutat diseputar how. Terdiri atas dua sisi, yakni cara penyajian dan dimana ditampilkan. Cara penyajian mesti memikat. Kreativitas komunikasi mesti kuat dan tampil unik sesuai medianya.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 3 ranah yang bisa dikomunikasikan lembaga nirlaba, Pertama, ranah stakeholder, Kedua, wilayah DD sebagai lembaga nirlabanya, Dan Ketiga, menyangkut lingkungan eksternal. Ranah komunikasi stekeholder itu beragam jenisnya. Ada mustahik, muzaki, mitra kerja, sponsor, perusahaan, masyarakat dan pemerintah. Bahkan, negeri jiran pun menjadi bagian stakeholder, termasuk para pihak yang tak suka kan kiprah kemanusiaan.
Rana komunikasi DD juga beragam,. Dari sisi keberagaman lebih sedikit dibanding stakeholder. Namun dari sisi kedalaman komunikasi punya kekuatan tersendiri. Dan apapun yang dikomunikasikan DD jadi santapan masyarakat. seperti kehidupan OB dan berbicara toilet DD. DD adalah sumber komunikasi.
Mengkomunikasikan tentang hidup mustahik memiliki manfaat besar, diantaranya:
1. Orang bawah itu palinfg siap melakuakan pekerjaan kasar, kotor dan berbahaya
ADVERTISEMENT
2. Karena terpaksa, mereka terima upah minim
3. Sesungguhnya mereka menjadi sumber ibadah para pihak
“Banyak orang tahu peta, tapi ta paham medannya. Banyak orang bangun lembaga, tapi berapa banyak yang bisa hidupkan lemabaganya. Membangun kelembagaan itulah institutional building. Bicara institutional building, itulah ranah DD Way”