Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cinderella Complex: Penyakit Mental Yang Kerap Dialami oleh Kaum Hawa?
5 Desember 2021 11:45 WIB
Tulisan dari Nareswari Arvia Ulima P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cinderella Complex itu apa sih? pasti kalian tidak asing dengan cerita Cinderella kan. Tokoh perempuan yang digambarkan sebagai seorang yang cantik dan baik hati dan dikisahkan berakhir dalam kisah yang bahagia. Cerita tersebut ternyata berpengaruh kepada seluruh perempuan di dunia. Rasa ingin disayang, dirawat dan dilindungi orang lain terutama laki-laki serta keyakinan bahwa akan ada sesuatu dari luar yang akan menolongnya. Budaya patriarki juga mengajarkan bahwa wanita cukup menunggu sampai seorang pria datang dan membebaskan dirinya dari semua masalah. Lalu apa sih Cinderella Complex? yuk simak informasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Cinderella complex bukan lah penyakit mental. Istilah Cinderella Complex hanyalah digunakan untuk menggambarkan pola perilaku tertentu yang didorong oleh kebiasaan, dan stereotip tentang perbedaan antara pria dan wanita.
Menurut Colette Dowling, akarnya adalah sejumlah aturan sosial tertentu dan pola asuh yang salah malah membuat wanita jadi tidak mandiri. Cinderella Complex pada perempuan dipengaruhi oleh budaya setempat yang mempersepsikan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan tidak bisa mandiri.
Nah Cinderella Complex itu ternyata berpengaruh besar dari pola asuh orangtua dari tontonan dan bacaan anak perempuan yang selalu diberikan dongeng Cinderella, Barbie, dan princess lainnya, membiarkan menonton sinetron yang menjual mimpi, tanpa adanya pengarahan. Dari tontonan yang diberikan tersebut secara tidak langsung tertanam di otak anak perempuan. Cinderella Complex dapat menimbulkan ketakutan tersembunyi pada perempuan untuk hidup susah dan mandiri.
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi sindrom ini. Pola asuh permisif orang tua memegang peranan penting dalam pembentukan kecenderungan Cinderella Complex pada anak.
ADVERTISEMENT
Sikap permisif orangtua yang ada akan berbanding terbalik dengan kecenderungan Cinderella Complex, karena semakin tinggi persepsi pola asuh permisif yang terbentuk, makin rendah kecenderungan Cinderella Complex yang terjadi pada anak. Sikap kelonggaran permisif yang timbul, kelonggaran dan peraturan yang tidak ketat serta adanya kebebasan dalam menentukan keputusan akan mengakibatkan anak berkembang menjadi pribadi yang mandiri.
Semakin tinggi kematangan kepribadian maka semakin rendah kecenderungan Cinderella Complex. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kematangan kepribadian maka semakin tinggi kecenderungan Cinderella Complex.
Perempuan yang mengalami Cinderella Complex yaitu perempuan yang mengharapkan pertolongan dari orang lain, secara diam-diam atau secara terbuka mengungkapkan keinginan yang kuat untuk diperhatikan, dan sulit mengambil keputusan. Pengidap Cinderella Complex kerap mendambakan pasangan yang bisa menjadi sebagai penyelamat, melindungi, mengayomi, menyediakan segala kebutuhannya, dan cemas saat memikirkan hidup sendirian.
Tidak perlu khawatir dengan sindrom ini. Kunci pertama untuk mengatasinya adalah percaya kepada diri kalian terlebih dahulu. Kemudian fokus memikirkan mimpi atau cita-cita yang akan kalian gapai. Berkumpulah dengan teman-teman kalian dan melakukan hal yang positif. Dari hal-hal tersebut kalian akan sadar betapa mandiri dan berharga nya diri kalian.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Zain, T. S. (2016, Mei). CINDERELLA COMPLEX DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI. Jurnal Indigenous, 1. https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.2222
Neneng Anggriany, & Astuti, Y. D. (2003). Hubungan Antara Pola Asuh Berwawasan Jender dengan Cinderella Complex. 8. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol8.iss16.art5