Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Jawaban dari Do'a
7 Desember 2022 12:28 WIB
Tulisan dari Nashr Hamid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di sebuah kota yang sangat indah, hiduplah seorang pemuda bernama Rian. Rian adalah seorang pemuda asal Jambi yang tinggal di sebuah pesantren, pesantren tersebut bernama Al-Falah yang terletak di kota yang memiliki julukan Kota Kembang, apalagi kalau bukan kota Bandung. Di pesantren, Rian cukup terkenal dengan kepintaran dan kebaikan hatinya. Rian juga murid yang sangat dekat dan murid kesayangan pemilik pondok pesantren ini bernama Pak Yanto. Sehingga banyak santriwati yang menyukai sosok dingin Rian. Namun santriwati yang menyukai Rian harus gigit jari, karena Rian hanya menyukai satu perempuan. Dia adalah putri pemilik pesantren ini, namanya Alya. Alya adalah gadis yang sangat baik, cerdas, dan juga rajin beribadah, sehingga banyak santri yang menyukai padanya.
ADVERTISEMENT
Namun dibalik itu ada ketidakyakinan dan Rian menyadari bahwa dia tidak mungkin mendapatkan Alya karena dia merasa tidak pantas menjadi pasangannya. Alya adalah gadis yang bisa dibilang sempurna dalam hal kekayaan, kecantikan, kecerdasan, dan level. Sedangkan Rian adalah pemuda perantauan yang ekonominya kurang baik, berwajah biasa saja dan juga tidak setingkat dengan Alya, itulah yang membuat Orang merasa minder dan pesimis dengan perasaannya. Namun hal itu juga tidak membuat Rian menyerah, ia sangat berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkan gadis yang disukainya dengan rajin beribadah seperti shalat malam, membaca Al Qur'an, bersedekah dan ia juga mengandalkan kecerdasannya untuk mendapatkan gadis tersebut. . Dia rela tidak tidur selama 3 hari hanya untuk menghafal buku yang sulit dipelajari santri lain. Hingga ujian akhir tiba, Rian yang sudah banyak belajar dan menguasai materi sudah siap menghadapi ujian. Kebetulan saat itu kelas Rian dan kelas Alya berdampingan, membuat semangat dan motivasi Rian meningkat untuk mendapatkan nilai terbaik bagi dirinya. Ia mengerjakan soal-soal ujian dengan sangat teliti dan penuh perhitungan agar mendapat nilai bagus dan menjadi juara di pondok pesantren. Ia sangat ingin menjadi juara karena pada saat sebelum ujian, Pak Yanto mengumumkan bahwa siapapun yang menjadi juara disana akan mendapatkan hadiah yang besar, itulah yang membuat Rian sangat antusias dengan ujian akhir ini.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, hari pengumuman pemenang pun tiba. Rian yang bermalam dengan beribadah tidak luput dari doa sehingga menjadi juara dalam ujian akhir ini. Pak Yanto pun tiba di aula pesantren dan bersiap untuk mengumumkan siswa terbaik yang berhasil meraih gelar. Pengumuman dimulai dengan juara 3, Pak Yanto mengatakan bahwa Syafiq meraih juara 3, tepuk tangan meriah diberikan kepada Syafiq dan dia naik ke atas panggung. Lanjut ke pengumuman juara 2, pak Yanto menyebutkan ciri-ciri juara 2 diawali dengan nama yang berawalan R, disitu Rian agak bingung kalau namanya disebut dia akan senang tapi itu bukan target Rian. Pak Yanto pun melanjutkan kata-katanya, juara 2 diraih oleh Rini. Tepuk tangan meriah diberikan padanya dan Rini langsung melangkah ke atas panggung. Tibalah pengumuman yang sangat menegangkan di mana juara terbaik pun akan maju untuk memenangkan hadiah. Pak Yanto cukup tegang saat mengumumkannya, ternyata Rian dan Alya meraih juara 1 karena memiliki nilai yang sama, keduanya dipanggil maju untuk mendapat apresiasi. Rian sangat bangga karena berhasil mencapai targetnya dan sangat senang karena bisa maju berdua dengan Alya, gadis yang dicintainya. Pak Yanto juga menyebutkan bahwa hadiah yang akan diraih oleh kedua santri tersebut adalah berangkat ke tanah suci yaitu Mekkah untuk menunaikan ibadah umroh disana Rian langsung senang dan langsung sujud syukur karena pergi ke tanah suci juga salah satunya mimpi Rian.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelah itu, Rian langsung berangkat ke Mekkah bersama Pak Yanto dan rombongan untuk menunaikan umroh. Di sana Rian tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia sangat rajin beribadah dan berdoa, dan salah satu doa Rian adalah agar dia mendapatkan jodoh dan menjadi pasangan Alya, itulah doa yang sangat diharapkan Rian. Tak terasa ibadah umrah telah usai dan mereka kembali ke Indonesia. Rian kembali menjalani kehidupannya seperti biasa, seperti belajar dan menghafal. Sesampainya di malam hari, Rian dipanggil Pak Yanto pergi ke rumahnya, Rian cukup tegang karena malu ketika harus pergi ke rumah pemilik pesantren. Sesampai di rumah, Pak Yanto bertanya pada Rian "kapan kamu siap menikah?" tiba-tiba Rian dikejutkan oleh pertanyaan Pak Yanto. Dia bingung kenapa Pak Yanto menanyakan hal itu. Lalu dengan wajah malu Rian menjawab "Aku siap bila saatnya tiba". Kemudian Pak Yanto pun berkata, “Kalau sudah siap, datanglah ke rumahku dan nikahi putriku”, Rian sangat senang karena mimpinya untuk menikahi Alya bisa terwujud, dan dia semakin yakin dengan perasaannya. Sontak Rian sangat senang dengan apa yang baru saja terjadi, dan dia sangat percaya dengan jawaban doa.
ADVERTISEMENT