Konten dari Pengguna

Segitiga Sakti Mesir, Yordania, dan Arab Saudi

Nashrulloh Mahmud Hasan
Seorang mahasiswa Sastra Arab Universitas Gadjah Mada yang tertarik dengan perkembangan ekonomi di Arab.
3 Desember 2021 13:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nashrulloh Mahmud Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dilansir dari website resmi Kota NEOM bahwa pihak pengelola mengungkapkan kota ini akan menjadi "Tempat di Bumi seperti tidak ada di Bumi" (Shutterstock: Peter Hermes Furian)
zoom-in-whitePerbesar
Dilansir dari website resmi Kota NEOM bahwa pihak pengelola mengungkapkan kota ini akan menjadi "Tempat di Bumi seperti tidak ada di Bumi" (Shutterstock: Peter Hermes Furian)
ADVERTISEMENT
Perkembangan dunia saat ini tidak lepas dari negara-negara yang berada di Timur Tengah, terkhusus negara-negara di Jazirah Arab yang berjumlah 24 negara. Merangseknya China dalam panggung perekonomian dunia membuat citra benua Asia menjadi bersinar kembali, setelah dahulu terkenal dengan jalur sutranya. Letak geografis dari Jazirah Arab sendiri juga sangat menguntungkan, terutama jalur perdagangan yang menjadi titik utama persimpangan antara tiga benua yaitu Asia, Afrika, dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Mencairnya ketegangan di negara Asia Barat Daya juga meningkatkan iklim politik dan perekonomian Hal ini dinilai menjadi salah satu langkah besar dalam menjadikan kawasan tersebut sebagai zona ekonomi yang akan memimpin perekonomian dunia ke depannya. Dan juga kabar mengenai beberapa negara Arab sudah menyepakati visi bersama, melalui kerja sama dan koordinasi akan dapat mewujudkan stabilitas di sana .
Gayung bersambut, Arab Saudi berencana akan membangun kota baru yang berada jauh di Utara negaranya. Kota yang digadang-gadang akan menjadi kota pintar dan pusat dari berbagai jenis industri tersebut akan menjadi angsa emas penyumbang devisa negara tersebut ke depannya. Mengingat cadangan minyak negara tersebut yang diperkirakan akan habis pada tiga dekade mendatang.
ADVERTISEMENT
Kota yang nantinya akan dikenal dengan Neom City tersebut merupakan harapan baru bagi masyarakat di semenanjung Arab pada umumnya dan Arab Saudi pada Khususnya. Kata Neom sendiri diambil dari akronim ‘Neo’ dan ‘Mustaqbal’, di mana ‘Neo’ berarti baru dan ‘Mustaqbal’ berarti masa depan. Kota yang luar biasa besar ini nantinya memang menjadi titik singgah dari seluruh penjuru dunia karena letaknya yang berada di Provinsi Tabuk yang berbatasan langsung dengan Yordania dan Mesir lewat Selat Aqabanya.
Mesir sebagai pemilik dan pengelola Terusan Suez juga menyambut baik rencana Arab Saudi tersebut. Hal ini terlihat adanya penandatanganan kontrak di mana Mesir akan menyuplai listrik ke kota tersebut nantinya. Mengingat kota tersebut terletak di mulut selatan Terusan Suez maka hal ini akan memudahkan rencana Pemerintah Mesir, di mana Pemerintah Mesir mencanangkan agar 30% dari operasi negaranya dapat menggunakan energi terbarukan pada 2024. Hal ini juga didukung oleh langkah-langkah Pemerintah Mesir untuk mengubah lingkungan investasi secara keseluruhan dengan tidak hanya mendukung sektor swasta tetapi juga berfokus pada sektor perbankan untuk mendorongnya mengadopsi prinsip-prinsip pembiayaan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Yordania yang berbatasan langsung dengan Neom juga tengah membangun kawasan Bernama Marsa Zayed yang terletak di Aqaba, Yordania. Kawasan ini terdiri dari dataran tinggi yang berisi, hotel, ritel, perumahan, hiburan, dan keuangan. Fase pertama terdiri dari kota tempat tinggal dan masjid, yang hampir selesai. Selain itu dalam menunjang adanya metropolitan Neom ini nantinya. Yordania telah menyiapkan rencana strategis untuk menerima kapal-kapal yang keluar dari perairan Terusan Suez dengan menjadikan Pelabuhan Aqaba sebagai tempat singgah kapal kontainer. Terdapat opsi untuk menjadikannya tempat transit kapal pesiar. Sebagai contoh MSC Bellissima, kapal pesiar dengan panjang lebih dari tiga lapangan sepak bola, telah diberangkatkan dalam serangkaian pelayaran dari Jeddah Islamic Port ke Aqaba di Yordania dan Safaga di Mesir pada bulan Juli 2021 yang lalu.
ADVERTISEMENT
Tentu saja segala aspek kehidupan di ketiga negara tersebut akan berubah mengikuti rencana ini. Arab Saudi yang berencana menjadikan Neom sebagai tempat dibolehkannya alkohol dan penghapusan kewajiban perempuan maka akan mengubah banyak peraturan di negaranya. Mulai dari memberlakukan peraturan khusus daerah istimewa misalnya. Hal yang sama juga berlaku untuk Mesir dan Yordania di mana kedua negara tersebut harus segera menyiapkan daerah-daerah satelit untuk menunjang angsa emas tiga negara dapat beroperasi dengan baik. Mulai dari mendirikan sarana dan prasarana yang memiliki standar internasional seperti bandara, rumah sakit, hotel dan lainnya yang dapat menunjang pengunjung di daerah-daerah tersebut nantinya.