Gobel Rayakan Ulang Tahun Bersama Nelayan

Oleh Nasihin Masha

Suatu kali, pada 2015, teman-teman dekat Rachmat Gobel membuat kejutan. Saat itu, Gobel mengajak para pemimpin redaksi media massa dan sejumlah pengurus Kadin Indonesia untuk menghadiri pameran Indonesia di Italia. Indonesia yang sedang gencar mempromosikan kemajuan yang dicapai sering membuat pameran dagang. Gobel yang warga biasa, bukan pejabat negara, mencoba ikut berpartisipasi dengan mengajak wartawan dan pengusaha untuk membantu promosi tersebut. Rupanya itu juga cara merayakan ulang tahunnya: berbagi kebahagiaan dengan cara yang manfaat. Namun tak semua orang tahu bahwa itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Hanya sejumlah orang dekatnya saja yang tahu. Maka di tengah malam, para anggota rombongan diajak ke kamarnya, membuat kejutan. Gobel sudah tidur lelap. Pintu kamar diketuk. Tralaa… dengan muka yang masih kantuk, ia dikejutkan dengan lagu selamat ulang tahun.

Kali lain, tahun 2021, dalam suasana pandemi, ia menjalani rutinitasnya sebagai wakil ketua DPR RI. Ia bekerja seperti biasa. Rupanya sekretarisnya menyiapkan kejutan. Ia sudah memesan kue ulang tahun berbentuk seorang samurai yang mengenakan baju zirah. Hanya sekitar 5 orang memberikan ucapan selamat ulang tahun. Namun di tahun 2022 ini, ia tak ingin dibuatkan kejutan. Ia mengundang sekitar 80 nelayan yang datang dari enam kabupaten dan kota se Gorontalo untuk hadir di lapangan Ippot, Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Beberapa jam sebelum pembukaan Festival Kuliner Ikan Tuna yang ia gagas, ia menjamu dan berdialog dengan para nelayan. “Di hari spesial ini, saya ingin merayakannya secara khusus dengan para nelayan. Mereka inilah para pejuang sejati bangsa dan negara. Saya menyebutnya nelayan pejuang, bukan sekadar nelayan,” katanya, Jumat, 2 September 2022.

Sebetulnya, hari ulang tahun Gobel pada 3 September. Tahun ini ia genap berusia 60 tahun. Namun ia melakukannya sehari lebih cepat. Ia menjamu para nelayan dari enam kabupaten dan kota se-Provinsi Gorontalo. Tiap daerah mengutus perwakilan para nelayan. Mereka makan bersama. “Mengapa saya memilih para nelayan? Karena kontribusi nelayan terhadap PDB Gorontalo sangat signifikan, sekitar 22 persen. Gorontalo ini dikelilingi laut, yaitu Teluk Tomini dan Selat Sulawesi,” katanya.

Di hadapan para nelayan, Gobel mengatakan, sesuai sumpah jabatan, setiap anggota DPR disumpah untuk berjuang memajukan konstituennya. Karena itu ia berusaha menunaikan sumpah tersebut. “Saya ingin mendengar apa aspirasi dan tuntutan nelayan. Selanjutnya tugas dan tanggung jawab saya untuk memperjuangkannya,” katanya. Ia mengaku sengaja menyebut nelayan dengan “nelayan pejuang”. “Karena para nelayan, dan tentu juga petani, yang menyediakan pangan bagi bangsa dan negara,” katanya. Menurutnya, saat ini, dunia sedang dibayang-bayangi pada kemungkinan terjadinya krisis pangan. Jumlah penduduk dunia tahun 2022 ini diperkirakan mencapai 8 miliar orang. Namun dunia kini dihadapkan pada perubahan iklim (climate change). Hal ini membuat pola tanam terganggu. Sehingga hasil panen berkurang. Selain itu, pandemi Covid-19 sejak 2020 telah membuat aktivitas manusia terganggu. Di sisi lain, lahan pertanian dan peternakan terus menyusut. Di tahun 2022 ini ditambah dengan perang Rusia-Ukraina. Hal ini mengganggu pasokan pangan. Pertama, Rusia dan Ukraina penghasil gandum dunia. Kedua, akibat konflik terjadi blokade. Blokade ini mengganggu distribusi dan transportasi. Bukan hanya distribusi pangan tapi juga distribusi pupuk dan energi. Rusia dan sekutunya adalah penghasil bahan baku pupuk terbesar dunia, juga penghasil energi yang besar bagi dunia, yaitu minyak dan gas. Kombinasi semua itu membuat harga pangan dan pupuk melejit, sedangkan pasokannya berkurang. “Namun nelayan dan petani kita tetap bekerja dengan tekun sehingga Indonesia tak kekurangan pangan. Karena itu saya menyebut mereka sebagai nelayan pejuang. Kita harus berterima kasih kepada mereka,” kata Gobel.

Rachmat Gobel menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari - Juli 2021 Indonesia telah mengekspor 1,2 juta ton ikan tuna sirip kuning dengan total nilai ekspor sebesar USD 4,8 juta ke seluruh dunia. Adapun pasar utama produk ikan tuna sirip kuning Indonesia pada tahun 2021 adalah Jepang (95,09%), Amerika Serikat (1,85%), Vietnam (1,55), Australia (0,47%) dan Singapura (0,44%).

Sementara provinsi Gorontalo sendiri telah mencatat nilai ekspor tuna yang mencapai US$ 119.000 di sepanjang tahun 2021, yang menjadikan sektor perikanan ini berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di provinsi Gorontalo sebanyak 22%. Ini proporsi yang cukup besar. Di antara semua jenis ikan, maka harga ikan tuna adalah yang paling mahal. Kadang jika mendapat ikan tuna yang cukup besar, nelayan bisa tak melaut selama seminggu. Ikan tuna memang komoditas ekspor dan sangat digemari orang Jepang untuk dibuat sashimi, sushi, maupun tuna mayo. Teluk Tomini, teluk yang dikelilingi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah merupakan habitat ikan tuna. Kebetulan posisi Gorontalo berada di titik pusatnya. Karena itu, nelayan Gorontalo dikenal memiliki kepandaian memancing ikan tuna yang memadai. Namun penduduk Gorontalo selalu berkata, “Kami yang menangkap ikan tuna namun daerah lain yang punya nama.” Mengapa?

Inilah yang terungkap dalam dialog Gobel dengan para nelayan. “Pelabuhan ekspor ikan tuna tak berada di Gorontalo. Izin bongkar ikan juga tak ada di Gorontalo,” katanya. Selain itu, para nelayan menyampaikan sejumlah aspirasi lainnya. Pertama, hadirnya Permen KKP No 15 Tahun 2020 yang mengatur zonasi penangkapan ikan berdasarkan ukuran kapal. Kapal di atas 30 GT harus melaut di zona di atas 12 mil dari garis pantai. Di sisi lain, kapal di bawah 30 GT hanya boleh melaut di bawah 12 mil dari garis pantai. “Ini menyulitkan kami,” kata Mantu, seorang nelayan.

Mantu mengatakan, laut Gorontalo itu berupa teluk. “Jadi dalam dua jam lebih sudah berbatasan dengan provinsi lain. Saya pernah ke Indramayu, dalam enam jam baru menangkap ikan. Jadi peraturan itu jangan digeneralisir. Harus ada perkecualian. Zonasi ini membunuh kami para nelayan,” kata. Iswan, nelayan lain, mengatakan, “Kami biasa melaut hingga ke Sorong, Banda Neira, dan lain-lain. Kapal kami memang kecil. Tapi kami biasa melaut sampai jauh, karena di dekat pantai sudah tak ada ikan. Habitatnya sudah rusak. Tapi dengan zonasi ini kami ditangkap. Bisa mati kelaparan kami,” katanya.

Keluhan lain yang disampaikan menyangkut ketersediaan BBM dan pembatasan pembelian BBM bersubsidi. “SPBU untuk nelayan cuma dua. Ini sangat menyulitkan. Selain itu, dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi, jika beli di SPBU umum, kami ditangkap. Baru keluar dari SPBU sudah ditangkap. Dituduh menimbun karena membeli dengan jeriken. Ini kita harus bagaimana?” kata Iswan. Nelayan lain mengeluhkan dibiarkannya perilaku nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan. “Ini merusak terumbu karang. Petugas sih ada. Tapi tak ditangkap,” katanya.

“Terima kasih atas aspirasinya. Saya akan segera tindaklanjuti untuk mencari solusi yang terbaik. Sebagai wakil rakyat saya akan sampaikan ke pemerintah,” kata Gobel. Ia berterima kasih atas kesediaan para nelayan untuk menghadiri undangannya. Ia juga menyampaikan tentang Festival Kuliner Ikan Tuna yang diadakan pada 2-4 September 2022 ini. “Saya ingin ikan tuna menjadi bagian dari budaya masyarakat Gorontalo. Budaya menangkap, budaya memotong, dan budaya mengolahnya. Ikan tuna adalah Gorontalo, Gorontalo adalah ikan tuna. Kita ingin Gorontalo menjadi pusat kuliner dan pusat ikan tuna. Mari kita canangkan agar terwujud dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.

Karena itu, ia menghadirkan pakar pemotongan dan pakar memasak (chef) ikan tuna dari Jepang. Festival ini selain ada dua pertunjukan tersebut juga ada lomba memakan ikan tuna, lomba memasak ikan tuna, lomba hasil tangkapan terbesar ikan tuna, dan lomba memotong ikan tuna. Dengan tiket Rp 50 ribu, para pengunjung bebas memakan sepuasnya. Itulah cara Gobel merayakan ulang tahunnya pada tahun 2022 ini.

Ulang tahunnya kali ini selain berdimensi sosial, juga ada kekhidmatan tersendiri. Ia berziarah ke kuburan ayah dan ibunya. Pertama ke kuburan ayahnya, Thayeb M Gobel, di bukit Hubulo. Di sini khusus kuburan bermarga Gobel, para keturunan Raja Hubulo. Lalu ia lanjutnya ke kuburan ibunya, Annie Nento, di pekuburan Masjid Agung Gorontalo. Kebiasan Gobel selalu berziarah di malam hari, menjelang pergantian hari. Di sana ia berdoa dan membaca Surat Yasin. Dari sana ia kembali ke rumah keluarga. Di pergantian malam itu, ia terkejut dengan kondisi rumah yang gelap gulita. Listrik padam. Ia sudah mulai gelisah. Namun tiba-tiba, muncul kejutan. Rupanya istrinya sudah menyiapkan kue ulang tahun dan taburan kertas gemerlap yang diletuskan ke udara. Lagu selamat ulang tahun pun bergema dalam keremangan. Ia hanya merayakan bersama keluarganya saja.

(*)