Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sukarno dan Makam Imam Bukhori (2): Menguji Kebenaran Sebuah Kisah
18 Juni 2021 8:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nasihin Masha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika kita browsing di YouTube, video tertua tentang kaitan Sukarno dan kuburan Imam Bukhori adalah postingan dari Berdikari Center. Video berdurasi 15 detik itu diposting 8 Juni 2015. Namun di bagian akhir ada keterangan bahwa video itu diproduksi Juni 2012 dalam rangka Bulan Bung Karno. Panitia Bulan Bung Karno memproduksi banyak video pendek dengan kalimat awal “Tahukah Anda?”. Nah dalam video soal Imam Bukhori, dibuka dengan bangunan cungkup kuburan Imam Bukhori, lalu Khrushchev dengan Sukarno, Sukarno sedang berdoa menengadahkan tangan sambil berdiri, dan selanjutnya kuburannya itu sendiri. Courtesy video ini adalah Arsip Nasional RI. Tak ada narasi teks maupun suara. Namun dalam keterangan di postingan Youtube itu ada catatan:
ADVERTISEMENT
“Tahukah Anda? Bahwa Ir Soekarno pernah meminta Uni Soviet untuk memugar dan merawat makam Imam Bukhari. Apabila Uni Soviet tidak mampu melakukan, maka akan dipindahkan ke Indonesia dan diganti emas seberat makam tersebut.” Judul postingannya adalah, “Tahukah Anda? Bung Karno Sangat Islami”.
Akun Berdikari Center di YouTube hadir pada 3 Juni 2015. Jadi postingan tentang kuburan Imam Bukhori dilakukan lima hari setelah akun tersebut dibuat. Akun ini memposting video-video tentang Bung Karno dan jejak sejarahnya, termasuk soal Islam. Sejak reformasi, Juni diperingati sebagai Bulan Bung Karno oleh para Sukarnois. Bung Karno lahir dan wafat pada bulan Juni.
Postingan tertua kedua adalah video yang berasal dari tayangan TransTV pada rubrik Berita Islam Masa Kini (Beriman). Video ini diposting di akun Supendi Pendi pada 2 November 2016. Postingan ini diberi judul Fakta Soekarno dan Makam Imam Bukhori. Tak ada keterangan pada postingan ini. Video ini kompilasi dari banyak sumber, ada yang dari sinetron Arab, ada yang dari arsip. Tak ada keterangan courtesy. Durasi video ini 9 menit 19 detik. Narator bercerita tentang biografi Imam Bukhori, lalu beralih ke kunjungan Presiden Sukarno ke Soviet pada 12 Juni 1961. Nah, pada bagian ini diceritakan tentang kisah Khrushchev dan permintaan serta persyaratan kunjungan Sukarno. Di situ juga diceritakan tentang Sukarno yang mengaji Alquran di kuburan Imam Bukhori dari malam hingga pagi. Juga keistimewaan peziarah Indonesia yang bisa masuk ke kuburan.
ADVERTISEMENT
Tulisan yang cukup detail dan mengungkap cerita yang hampir mirip ditulis oleh Selamat Ginting di www.republika.co.id. Tulisan ini dimuat pada 13 Januari 2017. Tulisan ini juga menyebutkan tahun 1961 sebagai tahun kunjungan serta ada dialog Khrushchev dan Sukarno dengan detail. Isinya tentang undangan ke Moskow, persyaratan kunjungan, permintaan perawatan dan pemugaran. Narasi yang dibuat Ginting ini yang kemudian banyak memiliki kesamaan dengan video-video yang diposting belakangan di YouTube, khususnya dialog-dialog Sukarno dan Khrushchev yang cukup detail, lengkap dengan deskripsi ekspresi. Dalam tulisan ini juga dimuat tentang ancaman memindahkan kuburan ke Indonesia dan kompensasi emas seberat makam itu. Namun sayang, tulisan Ginting ini tak menyebutkan dari mana sumber tulisan itu. Saat diklarifikasi, Ginting menyatakan, “Dari arsip di perpustakaan Departemen Luar Negeri dan Perpustakaan Nasional,” katanya. Tapi ia tak menyebutkan pada arsip tentang apa.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada 27 Februari 2018, terbit tulisan yang meragukan kisah tersebut. Tulisan di www.tirto.id itu ditulis Fadrik Aziz Firdausi. Ada sejumlah hal yang ia temukan dalam tulisan berjudul “Menguji Kebenaran Kisah Sukarno ‘Menemukan’ Makam Imam Bukhori”. Dari judulnya saja sudah terlihat maksud tulisan ini, apalagi di dalamnya ada subjudul “Mitos atau Realitas”. “Meski kisah itu terkesan membanggakan, kebenarannya cukup meragukan,” tulis Fadrik. Tak ada sumber tertulis, katanya. Fadrik pun menelusuri di buku-buku tentang Sukarno. Di buku biografi Sukarno yang ditulis Cindy Adams tak ada soal ini. Dalam buku Sigit Aris Prasetyo (diplomat), tulis Fadrik, ditulis bahwa permintaan pemugaran makam terjadi sebelum kunjungan Sukarno pada 1956. Namun saat itu, tulis Fadrik, pemimpin Soviet bukan Khrushchev, tapi Kliment Voroshilov. Dalam buku yang ditulis Ganis Harsono, atase pers Kemenlu RI, yang ikut menemani kunjungan Sukarno tahun 1956 itu, seperti dikutip Fadrik, tak ada kisah soal ini. Sigit mencatat, Sukarno kembali ke Soviet pada 1959, 1961, dan 1964. Namun di tiga kunjungan ini juga tak ada kisah soal makam.
ADVERTISEMENT
Tak Ada di Koran
Saat Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI, bertemu Deputi Perdana Menteri/Menteri Pariwisata dan Olahraga Uzbekistan, Aziz Abduhakimov Abdukakharovich, ia dipresentasikan headline surat kabar setempat yang menampilkan foto dan laporan kunjungan Presiden Sukarno ke Tashkent, ibukota Uzbekistan. Gobel dan Aziz pun berfoto bersama di depan layar yang menampilkan koran tersebut. Berbekal itulah saya tergerak untuk menelusuri kebenaran kisah Bung Karno dan Imam Bukhori. Presentasi itu dilakukan oleh staf Aziz, yaitu Temur Mirzaev. Dia adalah penasihat menteri soal wisata ziarah dan kerja sama Uzbekistan-Indonesia di Kementerian Pariwisata dan Olahraga Uzbekistan. Rupanya dia yang rajin melakukan riset soal ini dan fasih berbahasa Indonesia. Ia berharap suatu saat bisa mengakses arsip soal ini di Indonesia dan Moskow. Ia juga pernah bertemu Sukmawati Soekarnoputri di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Temur menelusuri di koran-koran Uzbekistan saat negeri itu masih di bawah rezim komunis Uni Soviet. Namun tak ada yang bisa digali dari laporan koran saat itu tentang kisah Sukarno dan kuburan Imam Bukhori. Sukarno dilaporkan datang ke Uzbekistan mengunjungi dua kota, yaitu Tashkent dan Samarkand. Di Samarkand inilah letak kuburan Imam Bukhori. Namun koran-koran saat itu mendapat sensor yang sangat ketat. Dalam doktrin komunis, agama dan segala kepercayaan terhadap religi dan hal gaib termasuk diharamkan. Karena itu dalam kunjungan 4-6 September 1956 —jadi Sukarno ke Tashkent dan Samarkand bukan tahun 1961— itu tak ada laporan hal yang berbau agama. Koran-koran itu melaporkan penyambutan di bandara dan di sepanjang jalan, pidato di Stadion Pakhtakor, berdialog dengan petani, bertemu mahasiswa, dan kunjungan ke parlemen. Saat di Samarkand Sukarno dilaporkan mengunjungi Registan Square dan kuburan Temur Lenk. Saat di Tashkent, semua kegiatan itu dilaporkan di koran Qizil Ozbekiston. Koran itu menggunakan Bahasa Rusia dan Bahasa Uzbekistan dengan huruf Cyrillic. Dalam laporan koran-koran itu ada foto Sukarno disambut di bandara Tashkent, foto naik mobil terbuka dengan sambutan di sepanjang jalan, foto Sukarno bermain rebana dengan petani.
ADVERTISEMENT
Walau semua koran tak melaporkan kisah Sukarno tentang makam Imam Bukhori, namun Temur meyakini kebenaran kisah itu. Di koran saat itu tak ada laporan Sukarno berziarah ke makam Imam Bukhori. Saya terus mendesak Temur untuk memberikan bukti kebenaran kisah itu. Akhirnya ia mengirimkan draf terjemahan buku berbahasa Indonesia seperti yang saya tulis di awal. Di buku inilah kisah tentang Sukarno dan makam Imam Bukhori cukup lengkap ditulis. Tentu tak ada dialog antara Khrushchev dan Sukarno seperti yang dimuat dalam video-video yang beredar di Indonesia tersebut atau seperti yang ditulis Ginting. Nama Khrushchev pun tak disebutkan sama sekali dalam kisah ini. Kunjungan ini sangat berkesan bagi warga Uzbekistan. Sukarno adalah kepala negara pertama yang datang ke Uzbekistan, apalagi dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT