Konten dari Pengguna

Harapan Pendidikan Anak Pelosok yang Belum Terwujud

Nasya nadhira
Saya adalah Mahasiswa aktif semester 2 Akuntansi S1 Universitas Pamulang, aktif menulis dan tertarik pada berita global.
8 Mei 2025 13:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasya nadhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi by Nasya Nadhira
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi by Nasya Nadhira
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, tanpa terkecuali anak-anak yang tinggal di wilayah terpencil. Namun, realita di lapangan menunjukkan kondisi yang jauh dari ideal. Anak-anak di daerah pedalaman Indonesia masih menghadapi berbagai kendala serius dalam mengakses pendidikan yang layak, mulai dari jarak sekolah yang sangat jauh hingga minimnya tenaga pengajar.
ADVERTISEMENT
Beberapa anak harus menempuh perjalanan berpuluh-puluh kilometer, melintasi sungai, bahkan tanpa menggunakan alas kaki hanya demi sampai ke sekolah dasar terdekat. Kondisi geografis dan minimnya fasilitas transportasi menjadi hambatan utama yang menyebabkan angka putus sekolah di wilayah tersebut masih cukup tinggi.
Selain itu, minimnya tenaga pendidik yang bersedia mengabdi di daerah terpencil memperparah situasi. Sering kali sekolah-sekolah di daerah tersebut kekurangan guru, sehingga kualitas pendidikan yang diterima anak-anak jauh dari standar yang diharapkan. Padahal, investasi pendidikan di masa anak-anak akan berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Tidak hanya soal akses dan tenaga pengajar, keterbatasan fasilitas pendidikan dan perkembangan teknologi juga menjadi tantangan tambahan. Banyak anak di wilayah terpencil belum mengenal alat komunikasi modern maupun media pembelajaran digital, sehingga mereka kurang tersentuh oleh kemajuan zaman.
ADVERTISEMENT
Meski tantangan besar, upaya untuk memperbaiki kondisi ini sudah mulai dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun organisasi non-pemerintah. Namun, diperlukan kolaborasi yang lebih intensif dan inovasi solusi yang berkelanjutan agar tidak hanya akses pendidikan yang terpenuhi, melainkan juga kualitas pembelajaran.
Menutup kesenjangan pendidikan di daerah terpencil bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan bersama-sama berkontribusi nyata, kita dapat membuka jalan bagi anak-anak di pelosok negeri untuk menggapai impian mereka dan membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Shabiya Nasya Nadhira, Mahasiswa Akuntansi Universitas Pamulang.