Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Artificial Intelligence bagi Kehidupan Manusia: Ancaman atau Peluang?
17 Januari 2023 21:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nasywa Anindya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dewasa ini, manusia menikmati berbagai kemudahan yang ditawarkan dari adanya penggunaan teknologi. Tidak membutuhkan waktu yang lama, kehidupan manusia telah memasuki era digital. Pada era digital teknologi dimanfaatkan dalam segala lini seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, dan lainnya. Pada era digital berbagai jenis teknologi bermunculan dengan tujuan memudahkan pekerjaan manusia.
ADVERTISEMENT
Salah satu teknologi tersebut adalah sistem cerdas. Sistem cerdas digunakan untuk membuat kendali kecerdasan seperti otak manusia yang mengontrol aktivitas manusia dengan melibatkan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan yang dapat disebut juga sebagai AI (Artificial Intelligence) merupakan hasil perkembangan teknologi robotik yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berpikir kritis seperti pola pikir manusia. Dengan kata lain, AI merupakan sistem komputer yang mempunyai kecerdasan sebanding dengan manusia.
AI melakukan pembelajaran melalui informasi yang diterima, memproses informasi dengan kemampuan penalaran dengan tujuan untuk menyimpulkan hasil penalaran, kemudian mengevaluasi hasilnya secara mandiri. Berdasarkan hal tersebut maka tidak heran jika saat ini banyak kelompok atau instansi bahkan negara yang memiliki minat terhadap penggunaan AI karena melihat keberhasilan machine learning.
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga metode yang dikembangkan dalam pembuatan AI (Artificial Intelligence) di antaranya adalah Machine Learning (ML), Fuzzy Logic (FK), dan Evolutionary Computing (EC). Pada Revolusi Industri 4.0 kecerdasan buatan atau Artifcial Intelligence (AI) termasuk dalam elemen yang penting. Angka 4 pada era Revolusi Industri 4.0 memiliki makna bahwa dunia sedang berada di era revolusi industri ke empat yaitu sejak tahun 2010 yang ditandai dengan kemunculan teknologi IoT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intelligence).
Teknologi AI dikatakan sebagai elemen yang penting pada era ini karena dapat menghubungan antara manusia dan mesin. Perkembangan teknologi yang terjadi secara terus menerus memungkinkan teknologi AI (Artificial Intelligence) dapat menguasai dunia. Hal ini dapat dilihat dari sepak terjang teknologi AI yang menjadi cikal bakal lahirnya teknologi-teknologi baru seperti big data, ChatGPT, chatbot, mobil tanpa awak, dan masih banyak lagi. Hadirnya teknologi AI memberikan berbagai manfaat yang dirasakan oleh banyak perusahaan atau organisasi. Misalnya, teknologi AI mampu meningkatkan kepuasan konsumen dan meminimalisir terjadinya risiko buruk bagi perusahaan atau organisasi.
ADVERTISEMENT
Pengembangan teknologi AI (Artificial Intelligence) bergerak dalam waktu yang singkat dalam setiap kehidupan manusia mulai dari prediksi iklim, pengontrolan hasil panen, perawatan kesehatan, keamanan sisten, hingga pendidikan. Penggabungan AI dengan kecerdasan alami manusia adalah kombinasi yang bagus karena berpotensi untuk meningkatkan kemampuan individu lebih maksimal. Implementasi teknologi AI dalam bidang pendidikan adalah inovasi aplikasi teknologi seperi Massive Open Online Course (MOOC) yang digunakan untuk pembelajaran daring.
AI (Artificial intelligence) juga dirancang untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan melakukan pencarian informasi dan menyediakannya dalam waktu yang cepat dan akurat. Selain dalam bidang pendidikan, teknologi AI (Artificial Intelligence) juga dimanfaatkan dalam pertanian. Pertanian 4.0 memanfaatkan teknologi robot, IoT, drone, blockchain, dan big data untuk menghasilkan produk dengan daya saing tinggi.
Namun, dibalik kemudahan dan peluang yang diberikan oleh teknologi AI (Artificial Intelligence) terdapat ancaman yang tanpa disadari dapat membahayakan manusia. Hal ini diperjelas oleh CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang mengkhawatirkan masa depan teknologi AI (Artificial Intelligence). Ia mengklaim bahwa teknologi AI akan memicu ancaman yang jauh lebih berbahaya dibandingkan senjata nuklir. Maka perlu adanya peraturan yang memantau perkembangan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Kecanggihan teknologi AI (Artificial Intelligence) menyimpan ancaman yang nyata bagi kehidupan manusia diantaranya adalah; (1) Pengangguran, berkat kecanggihannya AI dapat mengambil alih pekerjaan manusia sehingga memunculkan permasalahan pengangguran. Berdasarkan penelitian Brookings Institution 2019, ada 36 juta orang yang pekerjaannya cenderung digantingkan oleh otomatisasi. AI dapat melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan, analisis pasar hingga pengecekan gudang. (2) Mengancam Privasi, AI dapat melakukan pelanggaran privasi karena AI dapat disalahgunakan dengan melatihnya untuk melakukan perbuatan kiriminal seperti meretas, social engineering terhadap korban, dan sebagainya. Penggunaan AI sebagai teknologi pengenal wajah juga termasuk dalam ancaman privasi.
(3) Deepfake, merupakan produk AI yang mampu mengubah wajah dan suara dalam video. Pada awal kemunculan teknologi ini video yang direkayasa masih bisa dideteksi. Namun, untuk kedepannya tentu pengolahan deepfake ini akan lebih canggih lagi. (4) Senjata otomatis, ancaman adanya sistem persenjataan yang dikendalikan oleh AI untuk memutuskan penyebaran senjata nuklir atau bahkan biologis. Jika pengembangan senjata berbasis AI dilakukan pada kekuatan militer maka sudah dapat dipastikan akan terjadi persaingan yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dibalik kebermanfaatan teknologi AI terdapat ancaman yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Maka dari itu pergunakanlah manfaatnya sebaik mungkin dan hindari penyalahgunaan teknologi AI (Artificial Intelligence).