Konten dari Pengguna

Depresi Pada Remaja: Efek Tidak Ada Someone To Talk

Nasywa Aqeela
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21 November 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasywa Aqeela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Pixabay from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-looking-at-sea-while-sitting-on-beach-247314/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Pixabay from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-looking-at-sea-while-sitting-on-beach-247314/
ADVERTISEMENT
Pernah tidak kalian memiliki perasaan hampa ketika tidak ada seseorang yang bisa kita ajak bicara? Atau kalian merasa kesepian padahal sedang di tempat ramai? Atau bahkan ketika kalian kehilangan seseorang yang kehadirannya berdampak besar bagi kalian? Seringkali kita merasa tidak bisa menjelaskan perasaan yang hinggap dalam diri kita. Kesepian bagaikan ruang kosong yang tidak bisa diisi dengan benda atau aktivitas, melainkan dengan perhatian, kehangatan, dan pemahaman. Namun, kebanyakan orang denial terhadap perasaan tersebut dengan menyibukkan diri dengan kegiatan yang banyak.
ADVERTISEMENT
Memang benar perasaan kesepian ini membebani kita bahkan memeras perasaaan hingga kita merasa terisolasi dari dunia luar. Namun, pada akhirnya Kesepian memang pengalaman manusia yang tidak bisa kita hindari. Perasaan tersebut hilang dan pergi seenaknya. Namun, jika terus diabaikan perasaan ini bisa mengganggu kesehatan mental ataupun fisik seseorang. Lalu apa sih efek kesepian terhadap kesehatan mental remaja? Apakah remaja tersebut akan depresi?
Artikel ini akan membahas bagaimana efek kesepian atau loneliness pada remaja menurut jurnal Loneliness dan Internalizing Problems Remaja (2022). Yuk! Kita kenali isinya.
Depresi akibat kesepian adalah gangguan mental yang muncul ketika seseorang merasa terisolasi dan kekurangan dukungan sosial, yang dapat memicu atau memperburuk gejala depresi. Kesepian tidak hanya sebatas kondisi fisik, tetapi juga merupakan pengalaman emosional yang mendalam, di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan orang lain meskipun berada di tengah banyak orang. Kondisi ini sering kali memunculkan perasaan tidak diinginkan dan keterasingan, yang berdampak negatif pada kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sering merasa kesepian lebih rentan mengalami gejala depresi. Dalam beberapa kasus, kesepian dapat berlangsung secara kronis, membuat penderitanya merasa putus asa dan kehilangan daya untuk bangkit. Berikut Gejala depresi karena kesepian:
ADVERTISEMENT
a. Merasa tidak berharga
Merasa dirinya tidak berharga, berpikir bahwa mereka tidak memiliki nilai atau peran penting dalam kehidupan, dan merasa tidak layak mendapatkan kebahagiaan.
b. Pesimisme
Sikap memandang masa depan dan diri sendiri secara negatif. Pola pikir pesimisme ini sering muncul ketika seseorang merasa terjebak dalam kesendirian dan akan sulit menemukan solusi untuk keluar dari keadaan ini.
c. Gangguan Tidur
Gangguan tidur sering terjadi pada seseorang yang mengalami depresi akibat kesepian. Mereka bisa mengalami insomnia, di mana sulit untuk tertidur atau justru merasa sangat lelah sehingga ingin tidur sepanjang waktu. Masalah tidur ini dapat memperburuk kondisi mental mereka.
Kondisi di mana seseorang merasa cemas atau takut saat berada dalam situasi sosial akibat kesepian. Perasaan kesepian ini dapat memperparah kecemasan sosial, membuat individu merasa terisolasi dan tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain. Semakin tinggi rasa kesepian seseorang, maka semakin tinggi juga kecemasan sosial yang dialaminya. Seseorang dengan kecemasan sosial menunjukkan gejala seperti malu, rasa rendah diri, dan ketidaknyamanan dalam interaksi sosial. Kecemasan sosial juga dapat membuat seseorang menarik diri dari aktivitas sosial.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengalami kesepian bisa terjebak dalam pikiran mereka yang berulang-ulang tentang bagaimana mereka tidak mempunya hubungan yang cukup atau merasa terasingkan. Kemungkinan besar mereka akan melakukan perilaku kompulsif, seperti menghubungi orang lain secara berlebihan, memeriksa chat atau medsos secara terus-menerus untuk mengurangi rasa cemas yang hinggap di diri mereka, atau bahkan menghindari situasi sosial karena takut akan penolakan.
Kesepian dapat menyebabkan seseorang mengalami perubahan emosi yang drastis, seperti tiba-tiba marah, sedih, atau putus asa tanpa alasan yang jelas. Perasaan ini mungkin bisa menjadi perasaan bahagia atau netral lalu tiba-tiba menjadi sangat tertekan dalam waktu yang cepat. Meskipun dikelilingi banyak orang, seseorang yang memiliki rasa kesepian akan merasa tidak ada seorangpun yang bisa memahaminya, perasaan tersebut dapat menyebabkan rasa kemarahan ataupun frustasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Individu yang merasa kesepian cenderung lebih peka terhadap emosi negatif dan mungkin memberikan reaksi yang berlebihan terhadap situasi yang biasanya tidak menimbulkan respons emosional yang kuat.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, menghadapi rasa kesepian sangat amatlah penting. Mungkin kalian bisa menghadapi rasa kesepian itu dengan melakukan aktivitas yang anda sukai, mendengarkan musik, melakukan aktivitas di luar rumah, bermain dengan hewan peliharaan, istirahat dari medsos, dan memperbanyak interaksi sosial atau membicarakan perasaan anda dengan orang-orang yang anda sukai baik itu pacar, hts-an, sahabat, ataupun keluarga anda.