Konten dari Pengguna

Transformasi Digital: Kebijakan Pembayaran Non-Tunai untuk Gen Z melalui QRIS

Nasywaa Zadaa
mahasiswa ilmu politik uin sunan ampel surabaya
18 Oktober 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasywaa Zadaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto/customer-using-phone-for-payment-at-cafe-restaurant-cashless-qr-code-technology-and-gm1926572647-555710762?searchscope=image%2Cfilm
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto/customer-using-phone-for-payment-at-cafe-restaurant-cashless-qr-code-technology-and-gm1926572647-555710762?searchscope=image%2Cfilm
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, generasi muda, terutama Generasi Z, telah menjadi aktor utama dalam perubahan perilaku ekonomi. Kebiasaan mereka yang erat dengan teknologi digital mendorong terjadinya pergeseran gaya hidup, termasuk dalam sistem pembayaran. Salah satu tren yang semakin menguat adalah penggunaan pembayaran non-tunai, khususnya melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
ADVERTISEMENT
" Mengapa Gen Z Memilih QRIS??? "
Generasi Z, yang tumbuh besar di era digital, memiliki preferensi terhadap kemudahan, kecepatan, dan efisiensi dalam melakukan transaksi. Mereka lebih memilih metode pembayaran yang serba cepat dan praktis, tanpa harus membawa uang tunai atau menunggu kembalian. Inilah yang menjadikan QRIS sebagai alat pembayaran yang ideal bagi mereka. QRIS memungkinkan transaksi tanpa kontak fisik, baik itu untuk berbelanja di gerai fisik, membayar di marketplace, atau melakukan donasi. Semua bisa dilakukan hanya dengan memindai kode QR yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi dompet digital dan mobile banking, membuatnya sangat menarik bagi generasi yang terbiasa dengan akses instan.
Peran Kebijakan dalam Mendukung Adopsi QRIS
Untuk merespons tren tersebut, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah telah merancang kebijakan yang mendukung adopsi QRIS secara luas. Pada 2020, BI meluncurkan QRIS sebagai standar nasional pembayaran berbasis QR Code. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendukung inklusi keuangan dan mendorong penggunaan transaksi non-tunai di seluruh lapisan masyarakat, termasuk di kalangan Gen Z.
ADVERTISEMENT
Adopsi QRIS telah diperkuat oleh beberapa kebijakan strategis:
1. Regulasi Standar Pembayaran Nasional: Dengan QRIS, pelaku usaha dari berbagai sektor dari UMKM hingga korporasi besar dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi dan layanan dompet digital hanya dengan satu kode QR yang sama. Ini mempermudah merchant untuk mengadopsi teknologi tanpa harus bergantung pada satu platform tertentu.
2. Inisiatif Literasi Keuangan Digital: Pemerintah dan otoritas keuangan secara aktif menggelar program literasi dan edukasi terkait keuangan digital untuk generasi muda. Gen Z yang sudah terbiasa dengan gadget dan internet hanya perlu dorongan kecil untuk sepenuhnya mengintegrasikan transaksi non-tunai ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Infrastruktur Teknologi dan Jaringan: Pemerintah dan berbagai penyedia layanan pembayaran terus memperluas jangkauan infrastruktur internet dan jaringan digital ke wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau, termasuk daerah rural. Hal ini memungkinkan penetrasi QRIS tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga ke pelosok Indonesia.
ADVERTISEMENT
" Manfaat QRIS bagi Generasi Z??? "
Bagi Gen Z, penggunaan QRIS tidak hanya soal kemudahan, tetapi juga soal pengalaman yang relevan dengan gaya hidup mereka. Berikut beberapa alasan mengapa QRIS cocok untuk generasi ini:
- Transaksi Cepat dan Mudah: Gen Z menginginkan segala sesuatu serba cepat. Hanya dengan membuka aplikasi dompet digital atau mobile banking, mereka bisa melakukan pembayaran dengan cepat melalui satu kali scan.
-Keamanan yang Tinggi: Dibandingkan membawa uang tunai, QRIS memberikan rasa aman lebih karena transaksi langsung dilakukan secara digital, mengurangi risiko kehilangan atau pencurian uang.
-Efisiensi Biaya: QRIS juga mengurangi biaya administrasi atau tambahan yang biasanya muncul dalam transaksi tunai, seperti biaya cetak uang atau risiko uang rusak. Selain itu, penggunaan QRIS sering kali disertai promo atau cashback yang sangat diminati oleh Gen Z.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun adopsi QRIS telah menunjukkan tren yang positif, masih ada tantangan yang harus dihadapi untuk memperluas penggunaannya secara lebih merata di kalangan Gen Z. Salah satu tantangan terbesar adalah akses terhadap teknologi dan literasi digital di kalangan masyarakat yang lebih luas, terutama di daerah-daerah yang belum sepenuhnya terjangkau internet atau sinyal. Selain itu, perlu ada upaya lebih besar dari pihak pemerintah dan sektor swasta untuk terus memberikan edukasi tentang manfaat dan keamanan pembayaran non-tunai melalui QRIS. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perlindungan data dan keamanan siber menjadi aspek penting untuk menjaga kepercayaan pengguna.
Namun, di balik tantangan tersebut, peluang yang ada sangat besar. QRIS membuka jalan bagi terciptanya ekosistem pembayaran yang lebih inklusif dan merata di seluruh Indonesia. Dengan semakin banyaknya merchant yang mengadopsi QRIS, serta didukung oleh kebijakan yang kuat, pembayaran non-tunai akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT