Melihat Kepemimpinan Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong

Natalia Sihotang
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
18 Juni 2021 20:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natalia Sihotang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kepulauan Sangihe ke-594. Sumber: sangihekab.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kepulauan Sangihe ke-594. Sumber: sangihekab.go.id
ADVERTISEMENT
Kabar Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong meninggal dunia membuat duka cita mendalam bagi rakyat Indonesia. Helmud dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter pada Rabu (9/6/2021), saat pesawat yang ditumpanginya transit di Bandara Hasanuddin Makassar, dalam perjalanan dari Bali ke Manado.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak, mulai dari aktivis hingga pengamat politik, menilai wafatnya Helmud Hontong terasa janggal dan mengaitkan wafatnya dengan penolakan almarhum terkait kegiatan penambangan emas di Kepulauan Sangihe.
Kepemimpinan Helmud Hontong sebagai Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe dimulai sejak 2017. Berada di antara Pulau Sulawesi dan Mindanao (Republik Filipina), Kabupaten Kepulauan Sangihe dikategorikan sebagai Daerah Perbatasan dan karakteristik lainnya yaitu Daerah Kepulauan serta Daerah Rawan Bencana Alam.
Karakteristik tersebut menjadi tantangan bagi Helmud Hontong dan Jabes Ezar Gaghana, Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, dalam memimpin Kabupaten dengan luas wilayah 1.012,94 kilometer persegi dan jumlah penduduk sebanyak 139.262 jiwa tersebut (BPS Sulut, 2020).
Sikap yang saat ini sedang disorot dari kepemimpinan Helmud Hontong adalah keberpihakannya kepada rakyat dan lingkungan. Hal tersebut terlihat dari tindakan proaktifnya menolak kegiatan penambangan emas oleh PT Tambang Emas Sangihe dengan menulis surat pribadi untuk Kementerian ESDM pada 28 April 2021 yang membahas permohonan pertimbangan pembatalan izin operasi pertambangan PT Tambang Mas Sangihe di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, sikap penolakan Helmud Hontong terhadap rencana pertambangan emas di Kabupaten Kepulauan Sangihe disebabkan oleh potensi pertambangan mengancam kehidupan fauna dan fatwa endemik di pulau tersebut. Salah satu fauna yang terancam yaitu Burung Seriwang Sangihe atau Manu' niu yang sempat dianggap punah seabad lalu, tetapi kembali ditemukan 20 tahun lalu di Gunung Sahendaruman yang terletak di selatan Pulau Sangihe.
"Kalau tambang masuk, burung (akan) mati dan punah, hutan rusak lalu terjadi longsor, masyarakat kehilangan kehidupan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan kami nanti," kata Anius Dadoali atau biasa dipanggil Bu Niu yang merupakan warga lokal Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Selain mengancam kehidupan fauna dan fatwa, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Merah Johansyah mengatakan izin wilayah tambang tersebut berpotensi menenggelamkan pulau Sangihe. "Di pulau kecil seperti Sangihe, semuanya terbatas, air tawar terbatas, ekologi terbatas. Kalau setengah pulau jadi wilayah tambang, tenggelam itu pulau dalam kerusakan," Ungkap Merah.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Helmud Hontong yang menolak pertambangan di Pulau Sangihe menjadi contoh dari kepemimpinan etis. Pemimpin etis memiliki kecenderungan mengedepankan sisi moralitas sebagai aspek utama dalam memimpin sebuah kelompok (Brown dan Treviño, 2006). Helmud Hontong menjadi salah satu contoh pemimpin etis, di mana ia mempertimbangkan aspek moralitas dengan menolak pertambangan emas yang ke depannya akan merusak ekosistem alam dan kehidupan masyarakat setempat.
Helmud Hontong menjalankan peran kepemimpinannya dengan baik, ia menolak suatu hal yang dinilai akan merugikan untuk masyarakatnya dibandingkan dengan menarik keuntungan diri sendiri. Seorang pemimpin bisa saja menyetujui rencana pertambangan untuk menarik keuntungan pribadi dengan menerima suap perizinan, tanpa memikirkan dampak buruk bagi warga dan lingkungan.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan Al Gini dalam Yukl (2013) bahwa masalah utama dalam suatu organisasi bukanlah tentang apakah pemimpin dapat menggunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya, tetapi apakah mereka akan menggunakan kekuasaan tersebut dengan bijak dan baik. Helmud menolak rencana pertambangan tersebut merupakan langkah bijak untuk memastikan keberlangsungan ekosistem dan kehidupan masyarakat Kepulauan Sangihe.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan Helmud Hontong yang mengedepankan sisi moralitas juga terlihat dari pendapat masyarakat Kepulauan Sangihe terhadap sosoknya. Embo, sapaan akrab Wakil Bupati Helmud Hontong, dikenal sangat dekat dengan masyarakatnya. Femmy yang merupakan salah satu penjual ikan di Pasar Towo’e Tahuna menyampaikan duka citanya yang mendalam atas kepergian Helmud Hontong.
Sulit dibayangkan (kehilangan) sosok Wakil Bupati, beliau sangat dekat dengan masyarakat. Tidak dapat diucapkan dengan kata-kata kebaikan seorang Wakil Bupati, apalagi terkait dengan kepentingan masyarakat seperti pengurusan BPJS, Embo Helmud selalu yang terdepan memperjuangkan nasib rakyatnya," jelas Femmy.
Hal senada disampaikan oleh Lidya, sesama penjual ikan Pasar Towo’e Tahuna. Menurut Lidya, Helmud Hontong merupakan sosok pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyat. ”Mencintai dan dicintai sekali, (mudah) bergaul dengan bapak Wakil Bupati (dan) pemimpin yang sangat dekat dengan masyarakat karena beliau tidak memandang status sehingga merasa kehilangan sekali,” tegas Lidya.
ADVERTISEMENT
Dari pendapat masyarakat Kepulauan Sangihe, sosok Helmud Hontong merupakan contoh sederhana dari kepemimpinan pelayan (servant leadership) yang merupakan salah satu gambaran dari kepemimpinan etis.
Sendjaya & Sarros (2002) mendefinisikan pemimpin yang melayani adalah mereka yang melihat diri mereka terlebih dahulu sebagai pelayan, menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri, dan membuat pilihan dengan tujuan untuk melayani orang lain.
Alfred yang merupakan aktivis Jatam mengungkapkan Helmud dikenal begitu dekat dan dicintai rakyatnya. "Beliau bantu orang sakit yang tidak bisa bayar obat. Beliau urus ke rumah sakit sampai selesai. Jika ada kedukaan dan keluarga tidak bisa membiayai, beliau akan datang mengurusi. Kehidupan dia ya seperti itu dari beliau masih menjadi pengusaha sampai kurun waktu akhir hidupnya," ujar Alfred dilansir melalui detikX (2021).
ADVERTISEMENT
Dari gambaran di atas, sosok Helmud Hontong sangat dicintai dan mencintai rakyatnya. Kecintaan Helmud terhadap rakyatnya terlihat oleh upayanya untuk memilih kebijakan yang bijak dan tidak merugikan rakyatnya, seperti menolak rencana pertambangan dan memperjuangkan nasib rakyatnya. Rakyat Kepulauan Sangihe pun sangat mencintai sosok low profile Helmud Hontong.
Daftar Pustaka:
BBC News Indonesia. (2021, Juni 16). Rencana pertambangan emas di Pulau Sangihe: Dari liputan BBC Indonesia, kematian wakil bupati, hingga sebutan Munir Jilid II, dan 'berlipat gandanya semangat warga tolak tambang'. Retrieved from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-57453476
Brown, Michael E., & Linda K. Treviño. (2006). Ethical Leadership: A Review and Future Directions. The Leadership Quarterly, (7), 595-616.
BPS Sulawesi Utara. (2020). Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin (Jiwa), 2010-2020. Retrieved from https://sulut.bps.go.id/indicator/12/773/1/-sp2020-jumlah-penduduk-hasil-sensus-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-kelamin.html
ADVERTISEMENT
detikX. (2021, Juni 13). Martir Penjaga Pulau Sangihe. Retrieved from https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20210613/Martir-Penjaga-Pulau-Sangihe/
Liputan6.com. (2021, Juni 10). Mengenang Helmud Hontong, Wabup Sangihe yang Dicintai Warganya. Retrieved from https://www.liputan6.com/regional/read/4578858/mengenang-helmud-hontong-wabup-sangihe-yang-dicintai-warganya
RRI Tahuna. (2021, Juni 18). Helmud Hontong Pemimpin Merakyat. Retrieved from https://rri.co.id/tahuna/daerah/1076045/helmud-hontong-pemimpin-merakyat?utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign
Sendjaya, S., & Sarros, J. C. (2002). Servant leadership: Its origin, development, and application in organizations. Journal of Leadership and Organization Studies, 9, 57-64.
Yukl, Gary. (2013). Leadership in Organizations (8th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.