Dinas Pertanian Jawa Tengah dan KPPU Bersatu untuk Ketahanan Pangan

Gambar lahan sawah di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah. Sumber: Unsplash

Jawa Tengah, pulau Jawa yang kaya akan budaya dan sejarah, kini menjadi pusat perhatian dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah baru-baru ini menerima undangan istimewa dari Kantor Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil VII untuk membahas tata niaga gabah dan beras di wilayah ini. Pertemuan ini diadakan karena Jawa Tengah adalah bagian dari tugas KPPU Kanwil VII yang mengawasi sektor pertanian di Jawa Tengah.

Jawa Tengah, dengan keindahan ladangnya yang membentang luas, memiliki siklus panen yang menarik perhatian banyak pihak. Rata-rata produksi gabah per tahun di wilayah ini mencapai 1,9 ton per hektar, dengan luas panen mencapai luar biasa 1,69 juta hektar. Hasil panen mencapai angka mengagumkan 9,36 juta ton gabah kering giling. Namun, tantangan terkadang mengintai, terdapat sekitar 308 hektar lahan panen yang mengalami pusuk atau gagal panen.

Jawa Tengah memiliki tiga siklus panen yang membuatnya unik. Pertama, panen di bulan Januari dengan waktu tanam di bulan Oktober-November. Kedua, siklus panen di bulan April dengan waktu tanam di bulan Januari-Maret. Dan yang terakhir, siklus ketiga panen di bulan September dengan waktu tanam di bulan April-Juni. Ini adalah bagian dari pesona alam dan iklim yang kaya di Jawa Tengah.

Data dari PUSO untuk jumlah panen jawa tengah

Beberapa daerah di Jawa Tengah menjadi lokasi panen terbanyak, menciptakan kisah kesuksesan tersendiri dalam produksi pangan. Demak, Grobogan, Jepara, Cilacap, Sragen, Pati, Blora, Brebes, Kebumen, Malang, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, dan Pemalang adalah daerah-daerah di mana pertanian berjalan subur dan menghasilkan hasil panen yang melimpah.

Pertemuan antara Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah dengan KPPU Kanwil VII adalah langkah yang penting dalam menjaga ketersediaan beras dan gabah di wilayah ini. Mereka bekerja bersama untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi tantangan dan menjaga ketahanan pangan bagi penduduk Jawa Tengah. Semoga, dengan sinergi mereka, wilayah ini tetap menjadi lumbung pangan yang berkelanjutan dan berwarna dalam keanekaragaman hasil panennya.