Konten dari Pengguna

KPPU dan Dinas Pertanian Jawa Tengah: Tata Niaga Beras dan Gabah

Natasya Putri R
Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4 November 2023 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natasya Putri R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diskusi KPPU Kanwil VII dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah tentang Tata Niaga Gabah dan Beras
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi KPPU Kanwil VII dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah tentang Tata Niaga Gabah dan Beras
ADVERTISEMENT
Tepat pada Senin, 18 September 2023, sebuah diskusi yang sangat penting digelar di Jawa Tengah. Kedua belah pihak, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Dinas Pertanian serta Perkebunan Jawa Tengah, berkumpul untuk mengupas isu yang mengemuka terkait tata niaga gabah dan beras di wilayah tersebut. Saat pertemuan itu, Ibu Sisilia Sunati, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Tanaman Pangan Jawa Tengah, mengutarakan perhatikannya.
ADVERTISEMENT
"Kami harus menyadari dampak dari perubahan cuaca dan iklim terhadap pasokan bahan baku beras," ujar Ibu Sisilia Sunati dengan penuh keprihatinan. Komentarnya ini mencerminkan kompleksitas masalah yang sedang dihadapi oleh petani dan pemangku kepentingan di Jawa Tengah.
Salah satu permasalahan utama adalah cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Elnino, fenomena iklim yang tak terduga, telah menyapu wilayah ini, mengakibatkan kekeringan yang menghantui lahan pertanian seluas 317 hektar. Padahal, dalam satu tahun biasa, hasil panen di Jawa Tengah mencapai 1,8 juta hektar. Tahun ini, angka itu merosot menjadi hanya 1,7 juta hektar. Ini merupakan pukulan keras bagi petani dan konsumen beras.
Namun, cerita ini tidak berakhir di situ. Di Jawa Tengah, pasokan gabah dan beras cenderung mengalami surplus setiap bulan. Namun, ada bulan-bulan tertentu di mana defisit muncul, terutama sekitar bulan Januari, Mei, dan Agustus, saat perayaan Tahun Baru atau hari raya. Kondisi ini memicu keprihatinan akan ketersediaan bahan pokok yang penting.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi lembaga yang kritis dalam memantau pasokan beras dan gabah di wilayah ini. Mereka menggali data dari para petani, yang rajin melaporkan hasil panen mereka kepada pengurus tingkat RT atau RW setempat. Dengan begitu, BPS menjadi penghubung penting antara petani dan pemangku kepentingan lainnya, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang yang ada.
Tantangan yang dihadapi oleh Jawa Tengah dalam memastikan pasokan beras yang stabil dan memadai bagi masyarakatnya sangat kompleks. Namun, melalui kerja sama antara KPPU, Dinas Pertanian dan Perkebunan, serta BPS, serta partisipasi aktif para petani, harapan adalah bahwa mereka bisa menemukan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ini. Dengan perhatian terus menerus pada cuaca yang berubah-ubah, harapan bersama adalah agar pasokan beras di Jawa Tengah dapat tetap terjamin untuk masa depan yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT