Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengelola Pasokan Pangan: Gabah dan Inovasi di DIY
26 Oktober 2023 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Natasya Putri R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah gemuruh sawah dan sinar matahari yang hangat, sebuah perubahan menarik terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Juli lalu. Harga gabah melonjak, mencapai puncaknya hingga Rp 5.000 per kilogram. Meski informasi dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY awalnya tidak memberikan tanda-tanda kenaikan harga, peningkatan ini ternyata memiliki akar dalam fenomena yang menarik yaitu psikologi kekeringan.
ADVERTISEMENT
DIY adalah daerah yang akrab dengan tantangan musim kering. Hal ini tidak hanya mempengaruhi petani secara fisik tetapi juga secara psikologis. Psikologi kekeringan mendorong spekulasi dan kenaikan harga. Sebagai respons, DPKP DIY telah menjalankan langkah-langkah proaktif, termasuk terjun langsung ke lapangan untuk memantau tingkat kekeringan yang dapat mempengaruhi hasil panen.
Namun, perlu dicatat bahwa daya tahan gabah adalah salah satu poin menarik dalam kisah ini. Menurut DPKP DIY, gabah memiliki daya tahan yang luar biasa, mampu bertahan hingga satu tahun jika disimpan dengan benar untuk keperluan stok. Ini merupakan keunggulan besar dibandingkan dengan beras, yang hanya dapat bertahan selama 3 bulan.
DIY memiliki dua musim panen setiap tahunnya, pada bulan September dan November. Tanam gabah dilakukan antara Februari-Maret dan April-Mei untuk panen tersebut. Dengan daya tahan gabah yang luar biasa, para petani dan pemerintah memiliki peluang untuk mengelola pasokan pangan dengan lebih efektif, mengatur penjualan mereka saat harga tinggi, dan menjaga stabilitas harga.
ADVERTISEMENT
Tetapi ini belum semua! DIY juga menjalankan program inovatif pemerintah yang dikenal sebagai "IP400." Program ini menggalakkan para petani untuk menjalankan panen sebanyak 4 kali dalam setahun, daripada hanya 3 kali. Mereka mencapainya dengan menanam tanaman jangka pendek dan tidak mengistirahatkan tanah. Ini bukan hanya berarti pendapatan yang lebih tinggi bagi petani, tetapi juga sebuah langkah cerdas dalam memastikan ketersediaan pangan yang konstan.
Sebagai akhir cerita, DIY adalah contoh keberhasilan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan. Mereka memahami bahwa daya tahan gabah adalah aset berharga dan bahwa strategi pertanian yang cerdas, seperti program IP400, dapat membantu menjaga stabilitas harga serta pendapatan petani. Dengan demikian, DIY menjelma menjadi daerah yang tidak hanya subur secara pertanian, tetapi juga menarik dalam inovasi kebijakan pertanian.
ADVERTISEMENT