Konten dari Pengguna

Pendidikan Nasional 2022, Perlukah Akuntansi Diwajibkan?

NATHALIA SANTOSO
Mahasiswa dari Universitas Katolik Parahyangan jurusan Akuntansi
8 September 2021 13:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NATHALIA SANTOSO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keuangan. Sumber gambar: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Keuangan. Sumber gambar: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pendidikan nasional Indonesia terlahir dengan tujuan mewujudkan Indonesia menjadi negara maju yang mandiri, berdaulat, dan berkepribadian dengan terciptanya para pelajar muda yang bernalar kritis dan kreatif dalam menghadapi perubahan zaman. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya bertujuan untuk membuat bangsa Indonesia mampu bernalar dan bekerja sebagai bangsa kelas dua dalam dunia modern atau disebut sebagai pegawai dari perusahaan-perusahaan besar yang dibiayai oleh modal asing, tetapi menjadi bangsa yang cerdas dan mampu membangun perusahaan sendiri (Tilaar, 2009).
ADVERTISEMENT
Zaman modern ini, banyak mahasiswa yang sudah mulai berkarya dengan membangun bisnis kecil-kecilan yang kerap kali disebut dengan istilah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). UMKM itu sendiri dinilai sebagai pilar terpenting dan paling berpengaruh dalam perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) telah mencapai angka 61,07% atau senilai 8 triliun rupiah di tahun 2021. Namun, sayangnya 46% dari para UMKM yang mengalami kegagalan mengeluh karena kehabisan modal usaha (Kompas.com, 2020). Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang literasi finansial ketika masih bersekolah.
Pada tahun 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan dengan hasil survei nasional literasi finansial orang Indonesia yang melek finansial sekitar 38% dari jumlah penduduknya yang sebesar 270 juta jiwa atau sekitar 102, 6 juta jiwa yang masih buta tentang literasi finansial. Angka tersebut tertinggal jauh dibandingkan dengan literasi finansial di Finlandia yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia yaitu sebesar 65% dari orang dewasanya paham tentang literasi finansial. Akuntansi menjadi jawaban dalam menghadapi masalah tersebut karena dapat berperan sebagai media untuk belajar cara mengatur dan mengelola keuangan serta membangun literasi finansial negara. Oleh karena itu, pendidikan akuntansi pantas diterapkan sebagai pelajaran wajib dalam praktik pendidikan nasional sehingga pengetahuan literasi dasar finansial bisa dipahami sejak dini.
ADVERTISEMENT
Namun, masih ada orang-orang yang menganggap anak-anak tidak perlu diajarkan tentang keuangan maupun pendidikan akuntansi karena bisa berdampak pada perubahan pola pikir menjadi tidak ingin sekolah dan langsung ingin mencari uang. Survei Consumer Financial Protection Bureau (CFPB, 2018) menyatakan bahwa sebagian besar sekolah tidak mengajarkan anak untuk mengatur keuangan mereka secara mandiri. Bahkan ketika di rumah, sebagian orang tua tidak tahu bagaimana dan kapan membicarakan tentang keuangan kepada anak-anak mereka. Orang-orang menganggap topik tentang uang adalah suatu hal yang tabu. Padahal, berbicara tentang uang akan melatih pola pikir anak untuk tidak menjadi konsumtif dan lebih berhati-hati dalam menggunakan uang. Lantas setelah belajar mengelola keuangan kenapa harus belajar akuntansi juga? apa manfaatnya jika akuntansi menjadi pelajaran wajib di sekolah?
ADVERTISEMENT

Meningkatkan Kesadaran Tertib untuk Membayar Pajak

Sejak tahun 1983, Negara Indonesia mulai memberlakukan sistem self-assessment atau diberikannya suatu kepercayaan sendiri kepada wajib pajak untuk melakukan perhitungan dalam membayar pajak. Sistem ini juga termasuk melunasi kekurangan pajak dan melaporkan sendiri ke Dirjen Pajak.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memaparkan data bahwa di negara Indonesia yang memiliki penduduk 256 juta jiwa, hanya 1,3 juta saja yang membayar pajak sesuai dengan peraturan (Liputan6.com, 2018). Faktanya, terdapat 35,5 juta orang yang terdaftar menjadi Wajib Pajak (WP) dan hanya 11,1 juta orang yang melapor total pajaknya. Minimnya literasi finansial di Indonesia menyebabkan hanya satu pertiga dari jumlah orang yang terdaftar sebagai WP, melakukan perhitungan dan melapor ke Dirjen Pajak. Perlu adanya pendidikan akuntansi terkait materi perpajakan yang mengajarkan cara menghitung jenis-jenis pajak dengan benar serta bagaimana cara melaporkan pajaknya ke Dirjen Pajak. Cara pengisian formulir pajak juga harus dijelaskan bagaimana caranya agar tidak terjadi kesalahan memasukkan perhitungan angka-angkanya. Kemenkeu dan Kemenristekdikti berencana untuk menerapkan kurikulum perpajakan yang bersifat wajib di dalam perguruan tinggi untuk menjadi pegangan ketika lulus dan bekerja nantinya. Dengan demikian, konsultan pajak juga tidak bisa membodohi kita jika kita paham cara menghitung pajak kita sendiri.
ADVERTISEMENT

Menghindari Terjadinya Korupsi

Korupsi merupakan suatu tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok yang menyebabkan rendahnya pendapatan negara dan menjadi penghambat utama pembangunan ekonomi negara (World Bank, 1997). Penyuapan dan penipuan termasuk dalam praktik dasar dari korupsi (Andvig et al, 2000). Penyuapan dilakukan dengan memberi sesuatu kepada seseorang agar mendapatkan perlakuan balik ke si pemberi suap yang bertentangan dengan kewajiban. Sedangkan penipuan merupakan tindakan manipulasi informasi untuk keuntungan pribadi. Keduanya sering terjadi karena kekuasaan yang sewenang-wenang dan kurangnya pengawasan.
Melalui pendidikan akuntansi khususnya bidang kajian audit forensik akan membantu mengawasi alur masuk dan keluar uang secara detail serta dapat dengan mudah melacak jejak kasus baik penipuan maupun penyuapan yang terjadi di lingkungan kerja. Walaupun kita tidak bekerja di bagian keuangan, pengetahuan tentang akuntansi akan sangat membantu kita terhindar dari kasus suap-menyuap ataupun penipuan yang dilakukan oleh orang lain yang memiliki kekuasaan terhadap kita.
ADVERTISEMENT

Meningkatkan Jumlah Investor dalam Negeri

Akuntansi juga mengajarkan bidang kajian terkait investasi baik berupa saham, obligasi, properti, dan lain-lain. Dengan mendapatkan pengetahuan investasi sejak dini, kita bisa mulai berinvestasi semuda mungkin sehingga nilai investasi kita ke depannya akan menjadi lebih besar. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan investasi kita menjadi bernilai besar, yaitu jangka waktu dan banyaknya jumlah uang yang kita investasikan. Semakin dini kita memulai investasi maka semakin besar nilai investasi yang kita dapatkan di masa depan. Hal tersebut dibuktikan oleh Warren Buffet, investor nomor 1 yang paling sukses di dunia, yang memulai investasinya sejak berusia 10 tahun. 20 tahun kemudian, total investasi Buffet berhasil tumbuh dan mencapai nilai 9,3 juta dolar AS (Merdeka.com, 2020).
ADVERTISEMENT
Sejak 2018 hingga 2020 telah tercatat jumlah investor pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 140% dengan total akhir berjumlah 3,88 juta investor (Bisnis.tempo, 2021). Bertambahnya jumlah investor Indonesia diharapkan dapat membangun ekonomi negara dengan pendanaan perusahaan yang semakin bertambah sehingga perusahaan bisa memperluas skala operasi, meningkatkan pendapatan, dan kemakmuran masyarakat luas.
Pendidikan akuntansi harus diterapkan dalam pendidikan nasional di era modern ini karena segala aspek bisnis pastinya membutuhkan ilmu akuntan bahkan kehidupan pribadi kita sendiri membutuhkan perhitungan untuk mengelola keuangan pribadi dan membayar pajak negara. Pendidikan Nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan yang kuat untuk mengembangkan kualitas warga negara Indonesia. Pendidikan akuntansi bisa menjadi jembatan bagi sistem pendidikan Indonesia dalam mencapai visinya. Melalui pendidikan akuntansi, para anak muda Indonesia menjadi lebih siap dan tangguh menghadapi dunia kerja. Selain itu, pendidikan akuntansi membantu pelaksanaan pajak negara menjadi lebih tertib, tindakan korupsi akan semakin mudah dilacak dan semakin bertumbuhnya jumlah investor Indonesia. Oleh karena itu, perlu disadari pendidikan akuntansi sangatlah penting dan semakin dibutuhkan sehingga pantas untuk dijadikan pelajaran wajib di mana seluruh pelajar Indonesia harus mendapatkan pemahaman literasi keuangan beserta bidang kajiannya dengan baik. Pendidikan akuntansi diharapkan dapat memberi banyak manfaat kepada negara dan seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT