Konten dari Pengguna

Penulisan Sejarah Desa Tlogotirto Oleh Mahasiswa KKN Tim 2 UNDIP 2024

Nathan Nicolas
Mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
19 Agustus 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nathan Nicolas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Penyerahan Luaran Tim II KKN UNDIP di Desa Tlogotirto
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Penyerahan Luaran Tim II KKN UNDIP di Desa Tlogotirto
ADVERTISEMENT
Sragen 19/8/2024. KKN Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja di Desa Tlogotirto dengan mengusung judul terkait Penulisan Sejarah Desa. Salah satu anggota Tim KKN Universitas Diponegoro yang bernama Nathan Nicolas dari Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya melaksanakan program monodisiplin mengenai Sejarah Desa untuk masyarakat umum untuk mengetahui lebih dalam terkait desa Tlogotirto.
ADVERTISEMENT
Hal yang melatarbelakangi pria yang biasa dipanggil dengan Nathan ini untuk melakukan program kerja mengenai Penulisan Sejarah Desa yaitu karena survey yang telah dilaksanakan di Desa Tlogotirto mengenai sejarah yang ada agar Desa Tlogotirto dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas . Oleh karenanya, Nathan selaku Tim KKN Universitas Diponegoro di Desa Tlogotirto melaksanakan program Penulisan Sejarah Desa.
Desa Tlogotirto pada era sebelum kemerdekaan sampai 1950 tidak diketahui secara pasti siapa saja kepala desa dan perangkat desa yang menjabat. Hanya saja sebelum Desa Tlogotirto berdiri ada 5 Lurah yang akhirnya Bersatu dan menjadi Desa Tlogotirto yaitu, Lurah Lempung, Lurah Dawung, Lurah Jengglengan, Lurah Temon, Lurah Sidorejo. Setelah kemerdekaan dan pemerintah membuat syarat dan peraturan tentang desa. Kelima Lurah tersebut akhirnya bersepakat memberi nama yang tidak diambil dari kelima wilayah dari kelima Lurah tersebut, sehingga disepakati dengan nama Desa “Tlogotirto”. Kelima Lurah berharap dengan nama tersebut kedepannya Daerah Tlogotirto yang dulu kering dan tandus bisa menjadi daerah yang subur dan melimpah banyak air, karena Tlogo yang berarti wadah/tempat dan Tirto yang berarti air.
ADVERTISEMENT
Daftar Nama Kepala Desa Tlogotirto
1. Irosono 1950 - 1962
2. Harjo ramin 1962 - 1968
3. Sudarno 1968 - 1998
4. Suyitno 1998 - 2000
5. Waluyo 2000 - 2008
6. Irawan 2008 - 2014
7. Riyono 2014 - 2020
8. Ngadiyo 2020 – 2028
Daftar Nama Sekretaris Desa Tlogotirto
1. Wir Jaman 1950 - 1978
2. Suwandi 1978 - 2010
3. Sudarmawan 2018 – 2037
PETILASAN NYI KRAPYAK
Petilasan adalah istilah yang diambil dari bahasa Jawa (kata dasar "telas" atau bekas) yang menunjuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (yang penting).
ADVERTISEMENT
Petilasan Nyikrapyak berada di Dukuh temon, Desa Tlogotirto, Kec. Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah. Memiliki tanda yaitu batu, pohon serut(seperti bonsai), rumah rayap/pundung. 50 meter dari petilasan ini terdapat pemakamam umum warga sekitar.
Pada zaman dahulu petilasan tersebut merupakan tempat singgahnya orang dari keturunan Majapahit. Masyarakat setempat memiliki kebiasaan yang dilakukan pada malam Jumat Legi yaitu kebiasaan berdoa, pembakaran dupa dan semedi untuk meminta wangsit. Konon katanya jika kebiasaan tersebut dilakukan dapat mendatangkan kebahagiaan dan permintaan akan terkabul.
PURA ANANTA TIRTA DHARMA
Berada di tengah Dukuh Jengglengan, Desa Tlogo Tirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.
Pura Ananta Tirta Dharma di Sragen diambil dari kata Ananta yang berarti ular atau naga. Sementara Tirta merupakan air karena pura berdekatan dengan sumber air yang tak pernah kering sepanjang tahun. Sedangkan Dharma merupakan kebaikan.
ADVERTISEMENT
Pura Ananta Tirta Dharma memiliki lahan yang cukup luas, yakni sekitar 2.000 meter persegi dan luas bangunan sekitar 1.500 meter persegi. Lokasi Pura berada di dekat Sendang Gayam atau sumber air warga setempat.
Area Pura Ananta Tirta Dhama ini terdiri atas dua bangunan yakni Balai Gong yang merupakan tempat gamelan serta Balai Pertemuan untuk kegiatan rapat umat Hindu atau pengurus pura. Sedangkan area dalam untuk tempat beribadah terdiri dari dua bangunan Pewaden untuk dua pendeta. Kemudian ada Pepelik, tempat untuk mengundang/mengistirahatkan batara/semacam dewa, Padmasana sebuah tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu. Lalu ada Candi Gedong tempat yang diibaratkan rumah batara, dan Tangklurah, istana/tempat untuk memanggil para leluhur.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Pura ini merupakan hasil perjuangan warga setempat yang diawali pada tahun 1985. Pembangunan Pura ini cukup Panjang, total ada sekitar 5 kali pembangunan yang dilakukan secara swadaya, donasi, dan bantuan dari pemerintah.
Dokumentasi Penyerahan Softfile Brosur dari Program kerja Monodisiplin Penulisan Sejarah Desa Tlogotirto