Bukan Sembarang Badut

Jocelin Nathania
Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
4 Desember 2021 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jocelin Nathania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Diambil dari video di channel Youtube Boy William
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Diambil dari video di channel Youtube Boy William
ADVERTISEMENT
Menjadi badut merupakan sebuah profesi yang diharuskan untuk menghibur orang sekitar. Namun, Apa yang terjadi jika seseorang yang berprofesi sebagai badut tersebut memiliki kehidupan yang jauh dari kata bahagia? Tidak semua orang yang tersenyum dan dapat membuat orang lain tertawa itu bahagia. Terkadang, mereka yang sering tersenyum dan membuat orang lain tertawa adalah orang yang paling banyak memikul masalah. Mereka menutupi kesedihan mereka dengan membuat orang lain tertawa.
ADVERTISEMENT
Ali the clown, seorang badut yang diundang ke Youtube channel Boy William, menceritakan kehidupannya sebagai badut jalanan. Dia bukan badut yang berprofesi untuk menghibur anak-anak di pesta ulang tahun. Gambaran badut yang ada di pikiran kita adalah orang yang percaya diri, berani melakukan tindakan konyol, dan lainnya. Namun, berbeda dengan badut lainnya, dia adalah badut pemalu yang selalu berjalan sambil menundukkan kepala.
Dia memutuskan untuk menjadi badut jalanan karena kesulitan mencari pekerjaan di masa pandemi. Ali meninggalkan keluarganya di Cikupa untuk mencari nafkah. Dia tinggal di sebuah rumah milik orang lain yang ditunda pembangunannya. Dia tidur di lantai setiap malam, sembari menggunakan baju badut kebanggaan. Ali berpakaian seperti badut pada umumnya dan membawa tas ransel. Ia tak pernah membuka topeng yang ia kenakan, kecuali di tempat perhentiannya. Tak ada satu orang yang pernah melihat wajah Ali the clown, sampai akhirnya diundang oleh salah satu artis generasi muda kece, Boy William.
Foto: Diambil dari video di channel Youtube Boy William
Tempat perhentian yang digunakan sebagai tempat istirahat tersebut, jauh dari kata layak dan siap huni. Namun, apa daya jika uang yang ia dapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia bekerja setiap hari menelusuri jalan, berharap ada orang yang tergerak hatinya untuk memberinya sedekah, makanan, atau minuman. Uang yang ia dapatkan sehari rata-rata ialah Rp 6 ribu. Jika hari itu tidak ada yang memberi, Ali the clown tidak makan atau minum alias puasa. Uang dari hasil kerjanya ia tabung untuk membeli susu anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Penting untuk selalu bersyukur dengan kehidupan yang sudah Tuhan berikan. Tetap ingat juga untuk selalu membantu teman-teman kita yang membutuhkan seperti Ali the clown. Apa pun pekerjaannya, asalkan itu halal dan tidak merugikan orang lain, patut kita hormati dan kita hargai.
Ilustrasi Badut Pierrot Sedih. Foto: Getty Images