Konten dari Pengguna

Rayuan Investasi: Jurus Maut Taiwan dan Thailand Yang Bikin Negara Lain Minder

Natya Padmalalita Putri Hidayat
Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret
6 Mei 2025 21:10 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natya Padmalalita Putri Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Trac Vu/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Trac Vu/Unsplash
ADVERTISEMENT
Keputusan investor asing untuk menanamkan modal di suatu negara merupakan proses yang kompleks, melibatkan evaluasi mendalam terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi potensi keuntungan dan risiko investasi.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, investasi asing dapat dikategorikan menjadi dua bentuk utama, yaitu Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment – FDI) yang ditandai dengan adanya kepemilikan dan kontrol atas aset bisnis di negara tujuan dengan orientasi jangka panjang dan Investasi Portofolio (Foreign Portfolio Investment – FPI) yang melibatkan pembelian instrumen keuangan seperti saham dan obligasi tanpa tujuan pengendalian perusahaan dan umumnya bersifat lebih likuid serta berorientasi jangka pendek.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, secara teoritis menawarkan daya tarik yang signifikan bagi investor asing. Potensi pasar domestik yang besar dengan pertumbuhan kelas menengah yang terus meningkat menjadi magnet bagi investasi yang berorientasi pada konsumsi. Namun, dalam praktiknya, sejumlah tantangan struktural seringkali menjadi pertimbangan serius bagi para investor, terutama dalam konteks FDI yang membutuhkan komitmen modal dan waktu yang substansial.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek fundamental yang menjadi perhatian utama investor adalah kepastian hukum dan penegakan kontrak. Investor membutuhkan jaminan bahwa sistem hukum di negara tujuan investasi akan berfungsi secara efektif, transparan, dan tidak diskriminatif dalam menegakkan perjanjian bisnis. Ketidakpastian hukum, perubahan regulasi yang tidak terduga, inkonsistensi dalam interpretasi hukum, serta lemahnya mekanisme penyelesaian sengketa dapat meningkatkan risiko investasi secara signifikan dan menghalangi masuknya modal asing, terutama untuk proyek-proyek FDI yang melibatkan skala besar dan jangka waktu yang panjang.
Selain itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor krusial dalam menarik investasi, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan keahlian dan produktivitas tinggi. Investor mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja yang terampil, berpendidikan, memiliki kemampuan adaptasi yang baik, serta etos kerja yang kompetitif. Kualitas SDM yang kurang memadai dapat menjadi kendala dalam operasional bisnis, menghambat transfer teknologi, dan membatasi potensi pertumbuhan perusahaan di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
Menciptakan SDM berdaya saing global yang menarik investasi memerlukan reformasi sistem pendidikan yang terintegrasi, dimulai dari grass roots dengan fondasi yang kuat, hingga perguruan tinggi yang menghasilkan riset inovatif dan lulusan siap kerja dengan keahlian tinggi yang diakui secara internasional.
Birokrasi dan kemudahan dalam menjalankan bisnis juga menjadi pertimbangan penting. Proses perizinan yang rumit, berbelit-belit, tidak efisien, serta adanya potensi praktik korupsi dapat meningkatkan biaya transaksi, menunda realisasi proyek investasi, dan mengurangi daya saing negara sebagai tujuan investasi. Investor cenderung memilih negara-negara yang menawarkan lingkungan bisnis yang lebih sederhana, transparan, dan mendukung pertumbuhan usaha.
Guna menciptakan lingkungan bisnis yang sederhana dan terpercaya bagi investor, kita harus memiliki sistem meritokrasi yang terkontrol dalam birokrasi, yang memprioritaskan kompetensi dan kinerja, sekaligus diawasi dengan ketat untuk mencegah praktik korupsi dan inefisiensi.
ADVERTISEMENT
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah proses terkait Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Meskipun AMDAL merupakan instrumen penting untuk memastikan keberlanjutan lingkungan, implementasinya yang tidak jelas, memakan waktu yang tidak pasti, kurang transparan, atau rentan terhadap intervensi yang tidak semestinya dapat menjadi penghalang bagi investasi, terutama proyek-proyek yang memiliki potensi dampak lingkungan yang signifikan. Keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan efisiensi proses investasi menjadi krusial.
Untuk menarik investasi yang bertanggung jawab, kita sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan alam harus berhati-hati dengan proses AMDAL. Kita harus memastikan regulasi yang kuat dan penegakan hukum yang tegas agar setiap perusahaan tidak merusak standar ekologis kita dan menghargai keberlanjutan lingkungan.
Stabilitas ekonomi makro dan politik juga merupakan fondasi bagi kepercayaan investor. Negara dengan kondisi ekonomi yang stabil — inflasi terkendali, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kebijakan fiskal yang prudent dan situasi politik yang kondusif akan memberikan rasa aman bagi investor dalam menanamkan modalnya. Ketidakstabilan ekonomi atau politik dapat meningkatkan risiko investasi dan memicu ketidakpastian pasar.
ADVERTISEMENT
Ketersediaan infrastruktur yang memadai juga menjadi faktor penentu daya tarik investasi. Infrastruktur yang baik, termasuk jaringan transportasi — jalan, pelabuhan, bandara, ketersediaan energi yang stabil, serta infrastruktur telekomunikasi yang handal, sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional bisnis dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Keterbatasan infrastruktur dapat meningkatkan biaya logistik dan operasional perusahaan.
Mengapa Taiwan dan Thailand Lebih Menarik dalam Beberapa Aspek?
Taiwan telah berhasil membangun reputasi sebagai pusat teknologi tinggi global, terutama dalam industri semikonduktor. Keberhasilan ini didukung oleh fokus yang kuat pada pendidikan dan pengembangan teknologi, menghasilkan SDM yang sangat terampil di sektor-sektor tersebut. Selain itu, Taiwan umumnya memiliki sistem hukum yang dianggap relatif mapan dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang lebih kuat, memberikan kepastian bagi investor di bidang teknologi dan inovasi.
ADVERTISEMENT
Thailand telah lama menjadi salah satu pusat manufaktur utama di kawasan Asia Tenggara. Negara ini memiliki infrastruktur yang cukup berkembang, terutama dalam hal jaringan transportasi dan kawasan industri. Selain itu, Thailand memiliki tenaga kerja yang relatif terampil di sektor manufaktur dan pemerintahnya secara aktif berupaya untuk meningkatkan kemudahan berbisnis melalui berbagai kebijakan dan insentif investasi. Stabilitas politik dan ekonomi yang relatif terjaga juga menjadi faktor penarik bagi investor yang mencari basis produksi yang andal.
Taiwan dan Thailand memikat investor asing dengan kebijakan relaksasi pajak yang menarik. Insentif finansial ini, seperti pengurangan atau pembebasan pajak, meningkatkan potensi keuntungan bersih investasi. Strategi pajak yang menggoda ini menjadi daya saing utama kedua negara dalam menarik modal asing.
ADVERTISEMENT
Indonesia: Potensi yang Membutuhkan Pembenahan Struktural
Meskipun memiliki potensi yang besar, Indonesia masih menghadapi pekerjaan rumah yang signifikan dalam memperbaiki iklim investasinya. Investasi dari perusahaan global seperti Apple menunjukkan bahwa peluang investasi tetap ada, terutama dengan insentif yang tepat dan potensi pasar yang besar.
Namun, untuk menarik investasi yang lebih luas dan terdiversifikasi ke berbagai sektor, Indonesia perlu secara komprehensif mengatasi tantangan-tantangan struktural yang berkaitan dengan kepastian hukum, peningkatan kualitas SDM, reformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi, serta penyederhanaan proses perizinan dan AMDAL yang transparan dan akuntabel. Upaya berkelanjutan dalam reformasi ini akan menjadi kunci untuk merealisasikan potensi investasi Indonesia secara maksimal.
Referensi:
World Bank. (Terbit Berkala). Ease of Doing Business Rankings. https://www.doingbusiness.org/en/rankings
ADVERTISEMENT
International Monetary Fund (IMF). (Terbit Berkala). World Economic Outlook. https://www.imf.org/en/Publications/WEO
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). (Terbit Berkala). World Investment Report. https://unctad.org/topic/investment/world-investment-report
Asian Development Bank (ADB). (Terbit Berkala). Asian Development Outlook. https://www.google.com/search?q=https://www.adb.org/publications/series/asian-development-outlook
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia. (Website Resmi). https://www.bkpm.go.id/