Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Ketika Air di Kali Bekasi Berwarna Merah
19 Mei 2022 23:09 WIB
Tulisan dari Naufal Abdillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bekasi, 19 Oktober 1945 menjadi hari yang kelam bagi Pemerintah Jepang. 90 pasukan Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang seharusnya di pulangkan dari Stasiun Jatinegara menuju Lapangan Udara Kalijati, Subang harus meregang nyawa di tepi kali bekasi karena dendam masa lalu masyarakat Bekasi
ADVERTISEMENT
Di wilayah Bekasi, kestabilan dan keamanan setelah proklamasi kemerdekaan menjadi permasalahan yang sangat serius, banyak aksi premanisme yang dilakukan oleh laskar-laskar Bekasi, salah satu tindakan tersebut ialah penggeledahan kereta api yang singgah di Stasiun Bekasi.
“Saat itu belum terjadi kesepakatan antara Indonesia dengan pihak Inggris untuk bekerjasama memulangkan tentara Jepang maupn interniran ke daerahnya masing masing” tulis Endra Kusnawan di dalam buku Sejarah Bekasi.
Mengetahui keberadaan pasukan Kaigun di gerbong kereta, wakil komandan TKR Bekasi, Letnan Dua Zakaria Burhanuddin mencoba memanfaatkan situasi tersebut. “Zakaria meminta kepada kepala Stasiun Bekasi untuk mengarahkan kereta tersebut ke jalan buntu” ucap sejarawan Ali Anwar dalam channel Youtube Bang Ali Anwar.
Pada saat kereta berhenti, pasukan TKR yang dipimpin oleh Letnan Dua Zakaria Burhanuddin beserta Laskar-laskar Bekasi langsung mengepung kereta tersebut, tindakan ini juga diikuti dengan pemeriksaan di gerbong kereta dan juga memerintahkan pasukan Kaigun untuk keluar tanpa membawa sejata
ADVERTISEMENT
Pasukan Kaigun kemudian keluar dari gerbong kereta, namun tidak semua mengikuti perintah pejuang Indonesia, terdapat sebagian pasukan berlari ke gerbong belakang yang berisikan persenjataan, sehingga terjadilah pertempuran kecil di sekitar kereta. Karena kalah jumlah, pasukan Kaigun dengan mudah ditaklukan. Mereka dijadikan tawanan selama beberapa jam oleh para pejuang, sebelum akhirnya diputuskan untuk mengeksekusi 90 pasukan Kaigun di tepi kali Bekasi. Mayat 90 pasukan Kaigun dibuang begitu saja ke kali Bekasi sehingga membuat warna kali berubah menjadi merah darah
Setelah peristiwa tersebut munculnya cerita mistis di masyarakat sekitar kejadian, Terdaoat hantu pasukan Jepang yang melintasi jembatan kali Bekasi tanpa kepala
“Hantu para prajurit Jepang yang terbunuh di Bekasi dipercaya bangkit kembali menghantui lokasi mereka tewas, berbaris dalam formasi dan melintasi jembatan sementara kepalangan disembunyikan di balik lengan” tulis Robert Cribb dalam buku Para Jago dan Kaum Revolusioner.
ADVERTISEMENT