Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Remaja dan Game Online
23 Desember 2021 14:46 WIB
Tulisan dari Naufal Dhaifullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Teknologi informasi yang sangat berkembang saat ini membawa perubahan dan memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Internet yang merupakan salah satu bentuk kecanggihan dari teknologi informasi memberikan kemudahan untuk mengakses segala sesuatu yang bersifat informatif dan komunikatif bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
Remaja merupakan pengguna internet terbesar karena lebih mudah dan lebih tertarik dengan kemajuan teknologi yang ada.
Hal ini terlihat dari beberapa penelitian di sejumlah negara di Eropa dan Asia, seperti Turki, China, Jerman, dan Thailand. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pecinta game online sebagian besar adalah remaja sekolah.
Game online adalah game yang dimainkan secara online baik menggunakan komputer maupun smartphone. Sesuai dengan namanya, game online dimainkan dengan menggunakan koneksi internet atau WiFi.
Berbeda dengan permainan tradisional yang cenderung mengandalkan kekuatan otot tubuh, permainan online lebih banyak menggunakan kemampuan otak untuk berpikir dan kelincahan jari untuk menekan tombol-tombol pada tongkat kendali.
ADVERTISEMENT
Bermain game online yang cenderung memakan waktu berjam-jam akan menimbulkan efek kesehatan seperti insomnia, sakit kepala dan gangguan tulang akibat kurang gerak tubuh.
Tidak hanya itu, pengaruh game online akibat bermain dalam waktu yang sangat lama juga dapat mempengaruhi psikologi para pemainnya dengan menimbulkan emosi dan stres.
Di Indonesia perkembangan game online menjadi sangat pesat seiring dengan bermunculannya game center yang menawarkan berbagai macam permainan dengan harga terjangkau yang mudah diakses oleh anak sekolah atau remaja.
Game online yang memiliki banyak judul seperti Ragnarok Online, Perfect World, Dota, Rohan Online, Seal Online dan lain sebagainya, membuat para remaja atau anak sekolah rela menyisihkan uang jajannya untuk bermain dan menghabiskan waktu berjam-jam, hingga akhirnya memasuki fase tersebut. kecanduan.
ADVERTISEMENT
Alasan para pelajar yang menyukai game online cukup beragam. Diantaranya adalah game online merupakan sarana hiburan bagi mereka setelah seharian harus berjibaku dengan buku-buku pelajaran. Selain itu ketertarikan terhadap teknologi juga menjadi alasan mereka memilih game online sebagai media bermain.
Untuk mencegah kecanduan pada remaja atau anak-anak di sekitar kita, perlu ada komunikasi atau kepedulian terhadap kondisi ini dari keluarga, sekolah dan pemerintah.
Keluarga sebagai tempat belajar pertama dan utama bagi anak harus memberikan contoh nyata untuk meningkatkan rasa tanggung jawab anak terhadap diri sendiri dan orang lain.
Bagi orang tua, hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan batas waktu bagi anaknya untuk mengakses internet, khususnya game online.
Sekolah yang menjadi tempat belajar juga harus melakukan tindakan nyata. Yaitu dengan memberikan arahan dan pengetahuan tentang penggunaan internet. Tidak hanya itu, sekolah harus membangun komunikasi dengan siswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak negatif dari game online seperti bolos sekolah dan penurunan prestasi belajar.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga harus memainkan perannya dalam mengurangi kecanduan game online.
Beberapa peran yang dapat dimaksimalkan oleh pemerintah, seperti mewajibkan jam sekolah bagi anak sekolah, menyediakan wadah atau wadah bagi anak untuk mengekspresikan kreativitasnya secara positif sebagai media refreshing setelah menjalankan kewajibannya sebagai siswa: menuntut ilmu.
Pemerintah juga bisa memanfaatkan keunggulan teknologi, seperti bersaing di bidang IT sebagai wadah mencari bakat anak muda.
Bermain game juga bisa memberikan efek positif bagi anak atau remaja, yakni ketangkasan strategi, kecepatan reaksi, dan mengasah kreativitas. Anak juga jadi mengikuti perkembangan teknologi, yaitu gawai dan internet.
Menurut pendapat saya dukungan nyata dari keluarga, sekolah dan pemerintah dapat mencegah dan mengurangi nilai kecanduan game online pada remaja atau anak sekolah.
ADVERTISEMENT