Konten dari Pengguna

Memahami Mukjizat Ikon Theotokos dalam Kristen Ortodoks

M Naufal Firosa Ahda
Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
15 September 2023 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Naufal Firosa Ahda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikon Theotokos (Bunda Maria dan Jesus Kristus). Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ikon Theotokos (Bunda Maria dan Jesus Kristus). Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Bila mendengar pembahasan tentang “Kristen Ortodoks” atau “Kristen Timur” kira-kira apa yang akan terlintas pertama kali di pikiran? umat perempuan yang memakai kerudung ketika beribadah? Gereja yang penuh dengan ornamen? atau Lukisan figur-figur suci yang begitu banyak di Gereja?. Kemungkinan sebagian besar dari kita beranggapan bahwa atribut tersebut selalu memiliki keterkaitan erat dengan tradisi Kristen Ortodoks.
ADVERTISEMENT
Perbedaan di atas yang tidak banyak dijumpai dalam Agama Kristen yang lain membawa kita kepada sejauh mana dunia Kristen Ortodoks menarik untuk diketahui. Hal menarik lain dalam Kristen Ortodoks yang jarang dijumpai meskipun menjadi rahasia umum adalah soal fenomena tangisan Ikon Theotokos yang biasanya terjadi di momen dan tempat tertentu.
Fenomena tangisan Ikon Theotokos telah menjadi pengalaman kolektif yang berharga khususnya bagi umat Kristen Ortodoks. Peristiwa itu menjadi momentum di mana mereka merasakan pengalaman keberagamaan baik secara individu maupun kelompok. Pengalaman tersebut di satu sisi dimaknai sebagai pertanda akan datangnya sesuatu seperti petunjuk hidup atau peringatan, dan di sisi lain dipercaya membawa sebuah mukjizat terutama soal penyembuhan.
Spektrum pemahaman yang beragaman dalam memaknai fenomena tersebut juga menempatkan posisi kita di persimpangan jalan. Antara memahami fenomena tersebut secara literal dari sudut pandang sebagai umat Kristen Ortodoks, atau mencoba melihatnya dari sisi yang lain yang mampu memberikan pemahaman alternatif.
ADVERTISEMENT
Secara umum di dalam kajian agama, setidaknya ada 7 dimensi keagamaan yang diajukan oleh Smart (1989) dan berfungsi sebagai alat dalam memahami agama. Ketuju dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan atau dikelompokkan berdasarkan kasus atau perisitiwa tertentu. Jika mencoba melihat fenomena mukjizat Ikon Theotokos dalam kerangka tujuh dimensi tersebut, maka sedikitnya peristiwa itu berkaitan dengan dimensi material, pengalaman-emosi, dan narasi yang ada di dalam agama.
Ketiga dimensi itu saling berinteraksi dan membentuk pola yang menyangkut fenomena keagamaan. Di satu sisi fenomena keagamaan juga memungkinkan untuk dilihat dengan mengelaborasikan dengan pendekatan lain seperti psikologi agama yang memiliki asumsi dasar bahwa agama merupakan salah-satu variabel penting dalam kehidupan manusia (Paulotzian, 2005).
ADVERTISEMENT
Ikon Theotokos: Bagian dari Agama dan Kehidupan Umat
Ilustrasi Masyarakat Beragama. Sumber: pixabay.com
Keberadaan Ikon Theotokos jika dilacak lebih jauh maka telah ada sejak lama di mana Gereja Mula-mula muncul dan kemudian diteruskan pada masa kekaisaran Byzantium. Ikon Theotokos tidak hanya berfungsi sebagai material kegamaan, namun daripada itu ia juga merupakan narasi yang mengandung nilai ajaran dan memori kolektif umat Kristen Ortodoks. Sepanjang perjalanan sejarah, Ikon Theotokos selalu mengikat dan berkaitan erat dengan pengalaman dan emosi yang dirasakan oleh para penganutnya.
Hal tersebut kemudian bertransformasi menjadi bagian penting dari kehidupan beragama. Ketika telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka maka kemudian memiliki implikasi terhadap bagaimana membentuk cara pandang, filosofi mengenai kehidupan, dan bahkan perilaku sehari-hari. Di sisi lain hal tersebut juga dapat menjadi representasi atau simbol identitas bagi umat Kristen Ortodoks.
ADVERTISEMENT
Mukjizat Ikon Theotokos sebagai Sebuah Tanda, Pengalaman Spiritual, dan Media Pengobatan
ilustrasi spiritualitas. Sumber: pixabay.com
Jika berbicara tentang mukjizat tangisan Ikon Theotokos, maka sejauh ini ada tiga bentuk yang dapat dilihat, yakni sebagai suatu pertanda, media pengobatan, dan pengalaman spiritual. Ikon Theotokos dalam momen-momen tertentu diklaim dapat mengeluarkan tangisan air mata dari lukisan Bunda Maria.
Bagi umat Kristen Ortodoks tangisan tersebut merupakan suatu tanda peringatan yang berhubungan dengan perilaku dan kondisi keimanan seseorang agar kembali mengikuti ajaran agama. Penjelasan tersebut sering ditemukan di kalangan umat Kristen Ortodoks. Namun bila mencoba memahami dalam kerangka Psikologi, maka fenomena tersebut dapat dipahami melalui istilah koneksionisme yang diusulkan oleh Thorndike.
Koneksionisme secara singkat menekankan cara manusia menghubungkan suatu fenomena yang dihadapi dengan hal lain sebagai bentuk respon mereka (Hilgard, 1948). Fenomena tangisan Ikon Theotokos tidak hanya dipahami sebagai suatu mukjizat secara eksplisit, namun merupakan suatu mekanisme dalam umat beragama, di mana mereka melihat tanda (tangisan ikon bunda Maria) yang diartikan sebagai pertanda yang merujuk pada kondisi kehidupan mereka. Dalam konteks ini pertanda yang dipersepsikan dan dihubungkan oleh mereka termanifestasi dalam suatu bentuk respon psikologis terhadap tangisan Ikon Bunda Maria.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, tangisan Ikon Theotokos dapat diposisikan sebagai pengalaman spiritual. Pengalaman spiritual-keagamaan dalam paradigma psikologi dapat dialami oleh semua umat beragama, terlebih bagi mereka yang menghayati secara mendalam agama dan ajaran-ajaran di dalam agama mereka. Dalam konteks Kristen Ortodoks, semua aspek yang menyangkut keagamaan memiliki kemungkinan sama dalam menghadirkan pengalaman relijius dan spiritual bagi penganutnya.
Aspek ritual, ibadah, material, dan sebagainya merupakan variabel yang dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Ikon Theotokos merupakan salah-satu hal yang dapat menumbuhkan pengalaman spiritual bagi sebagian besar umat Kristen Ortodoks.
Ikon Theotokos yang digambarkan dengan pola, posisi, dan corak tertentu memiliki suatu nilai, maksud, ajaran, dan struktur yang dapat secara langsung ditangkap oleh indra manusia. Sehingga, Ikon Theotokos atau hal lain yang berupa gambar tidak hanya dimaknai sebagai ornamen atau hiasan, namun juga sebagai medium dalam merasakan keterhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual.
ADVERTISEMENT
Mukjizat Ikon Theotokos juga dapat berfungsi sebagai pengobatan. Perjumpaan dan interaksi individu seperti mencium dan mengolesi dirinya dengan minyak narwastu yang keluar dari Ikon tersebut juga memberikan pengaruh pada tubuh mereka.
Hal ini memiliki hubungan tentang pengalaman dan keyakinan yang sudah ada dan dihayati secara mendalam yang kemudian menciptakan suatu mekanisme di dalam tubuh manusia. Mekanisme tersebut kemudian bekerja dan memberikan pengaruh pada tubuh manusia yang sakit dan menghasilkan proses penyembuhan (Lipton, 2005).
Penyembuhan ini yang biasa dalam kalangan orang-orang beragama disebut sebagai mukjizat pengobatan. Pikiran dan tubuh manusia yang bertindak sebagai suatu kesatuan kemudian mampu melakukan proses regenerasi atau pengobatan pada tubuh maupun hal lain seperti kondisi psikologis. Oleh karena itu mukjizat penyembuhan selain sebagai fenomena keajaiban juga dapat dipahami sebagai gambaran dari hasil proses saling memengaruhi antara tubuh, emosi, dan pikiran yang menghasilkan kesembuhan.
ADVERTISEMENT
Maka.......
pixabay.com
Analisa singkat terhadap Ikon Theotokos dalam konteks ini setidaknya telah berusaha dalam memaknai dan memahami mukijzat Ikon Theotokos yang berkembang di kalangan umat Kristen Ortodoks. Dengan demikian sejauh ini dapat disimpulkan bahwa Ikon Theotokos tidak hanya berfungsi sebagai benda atau material keagamaan, tapi juga sebagai mediasi dan mediatiasi dalam kehidupan umat Kristen Ortodoks.
Referensi
Hilgard, E. R. (1948). Thorndike’s Connectionism. In E. R. Hilgard, Theories of learning. (pp. 19–51). Appleton-Century-Crofts. https://doi.org/10.1037/10757-002
Lipton, B. H. (2005). The biology of belief: Unleashing the power of consciousness, matter and miracles. (p. 224). Mountain of Love/Elite Books.
Paloutzian, R. F., & Park, C. L. (Eds.). (2005). Handbook of the psychology of religion and spirituality. Guilford Press.
ADVERTISEMENT
Smart, N. (1998). The world’s religions (2nd ed). Cambridge University Press.