Krisisnya Etika Media Sosial di Indonesia

Naufal M Fauzan
Mahasiswa UNPAR fakultas ekonomi jurusan akuntansi
Konten dari Pengguna
12 September 2021 20:01 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naufal M Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/people-google-polaroid-pinterest-3175027/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/people-google-polaroid-pinterest-3175027/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kata media sosial atau yang biasa kita singkat menjadi medsos pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Seiring dengan perkembangan zaman media sosial menjadi semakin populer. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh perusahaan media asal Inggirs We Are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite, dari total populasi di Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, 61,8%-nya merupakan pengguna aktif media sosial yang berarti sebanyak 170 juta. Pengguna media sosial di indonesia pasti bertambah dari tahun ke tahun. Dari banyaknya pengguna media sosial di Indonesia, banyak juga masalah yang telah terjadi di media sosial. Krisisnya etika di media sosial menjadi pandangan negara lain terhadap masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya media sosial mempunyai banyak manfaat, beberapa di antaranya yaitu sebagai tempat bersosialisasi, tempat belajar, dan juga sebagai sumber informasi terbaru. Tidak hanya itu, media sosial juga memberikan kesempatan untuk mulai berinteraksi dengan orang baru atau yang tidak kita kenal. Saat ini media sosial merupakan salah satu alat komunikasi yang efektif untuk dilakukan selama pandemi berlangsung. Terlepas dari segala manfaat yang diberikan oleh media sosial, ada satu hal yang harus diperhatikan bagi pengguna media sosial yaitu etika.
Mayoritas pengguna media sosial di Indonesia adalah penduduk berumur 25-34 tahun. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, mayoritas pengguna media sosial berumur 25+ tahun yaitu sebanyak 55,84% lalu diikuti oleh pengguna berumur 19-24 tahun sebanyak 18,72%, masyarakat berumur 16-18 tahun sebanyak 9,66% dan berumur 13-15 tahun sebanyak 7,86%. Dari laporan tersebut menggambarkan bahwa para remaja pengguna media sosial harus lebih memperhatikan etika saat berkomunikasi di media sosial. Bukan berarti bagi masyarakat berumur 25+ tahun bisa bertindak seenaknya dalam media sosial. Masyarakat berumur 25+ tahun juga harus memperhatikan etika dan sopan santun saat berkomunikasi di media sosial.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia bisa dikatakan krisis dalam etika di media sosial. Dapat kita lihat dari beberapa kasus yaitu kasus caci maki pengantin gay di Thailand, kasus serbu akun BWF (Badminton World Federation), kasus salah serang akun media sosial komedian yang dikira adalah wasit All England, kasus Dewa Kipas dalam dunia catur, dan kasus selebritas TikTok Filipina yang dibully karena terlalu cantik. Seperti yang kita lihat dari kasus-kasus tersebut, beberapa di antaranya merupakan hal yang sepele seperti selebritas TikTok yang dibully karena terlalu cantik. Dan juga maraknya hoaks yang dilakukan di media sosial dengan bertujuan untuk merugikan pihak tertentu merupakan hal yang sering kita temukan di Indonesia. Kasus tersebut menandakan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak memperhatikan etika dalam media sosial.
ADVERTISEMENT
Pada survei yang dilakukan oleh Microsoft pada Tahun 2021, dinyatakan bahwa Netizen atau Warganet (Warga Internet) Indonesia memiliki tingkat kesopanan terendah se-Asia Tenggara. Sebagai seorang warga negara Indonesia hal tersebut memang bukanlah hal yang membahagiakan, Namun hal yang harus kita renungkan. Selama pandemi ini semua orang menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, jika tingkat kesopanan terus menurun dapat dikatakan bahwa sikap kurangnya etika dalam media sosial merupakan representasi dari sebagian warga Indonesia yang sebenarnya.
Etika merupakan hal yang sangat penting di kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti telah diajarkan mengenai etika sejak kecil. Karena etika berperan penting dalam membangun suatu hubungan atau kepercayaan. Oleh karena itu, etika dalam berkomunikasi di media sosial harus lebih diperhatikan. Karena media sosial merupakan ruang publik yang berarti setiap kata yang kita buat atau setiap pendapat yang kita berikan harus selalu diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka