Konten dari Pengguna

Rindu dan Keangkuhan terhadap Sosok Bapak

Naufal Waffi
Mahasiswa Universitas Pamulang
26 Juni 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naufal Waffi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto Hak Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto Hak Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerinduan yang mendalam dan kompleks terhadap seorang bapak, figur yang kerap kali dianggap sebagai simbol kekuatan dan keteguhan. Kerinduan yang tidak diungkapkan secara langsung ini mencerminkan dinamika emosional yang banyak dialami oleh anak-anak, terutama para lelaki dewasa, terhadap sosok bapak mereka.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sering mengajarkan bahwa lelaki harus kuat, mandiri, dan tidak menunjukkan kelemahan. Bagi seorang lelaki dewasa, menunjukkan kerinduan atau kebutuhan emosional kepada bapaknya bisa dianggap sebagai tanda kelemahan. Akibatnya, banyak yang memilih untuk menyembunyikan perasaan mereka di balik topeng keangkuhan. Mereka malu untuk mengakui betapa mereka merindukan pelukan dan perhatian bapak mereka.Figur bapak yang tampak acuh menggambarkan bapak sebagai seseorang yang sepertinya tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh anaknya. Namun, di balik sikap tersebut, bapak ternyata diam-diam memperhatikan dan bertanya tentang kabar anaknya melalui ibu. Sikap ini sering kali diinterpretasikan sebagai ketidakpedulian, padahal sebenarnya itu adalah bentuk perhatian yang tersembunyi.
Perhatian yang tersembunyi dari seorang bapak yang diam-diam bertanya tentang siapa wanita dalam kehidupan anaknya atau tentang segala hal yang berkaitan dengan anaknya menunjukkan bahwa bapak sebenarnya sangat peduli. Hanya saja, cara menunjukkan perhatiannya tidak selalu eksplisit. Ini sering kali terjadi karena pola komunikasi yang diajarkan dan diterima oleh bapak dari generasi ke generasi. Ada konflik batin yang dirasakan oleh banyak anak lelaki dewasa, yakni antara keinginan untuk mendekat dan memeluk bapaknya serta kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang kuat. Perasaan malu yang disebutkan bukanlah malu sebenarnya, tetapi lebih kepada ketakutan untuk menunjukkan kelembutan dan kerinduan yang dianggap tidak sesuai dengan peran lelaki dewasa.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan nyata, banyak dari kita yang mungkin merasakan hal serupa. Kita mungkin memiliki keinginan untuk lebih dekat dan menunjukkan kasih sayang kepada bapak kita, tetapi terhalang oleh norma-norma sosial dan keangkuhan yang telah tertanam dalam diri kita. Kita sering kali lupa bahwa menunjukkan perasaan kita bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru menunjukkan keberanian dan kedewasaan emosional. Menyatakan perasaan kepada orang tua, terutama kepada bapak, adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang lebih erat dan penuh pengertian. Tidak ada salahnya bagi seorang lelaki dewasa untuk mengakui bahwa ia merindukan pelukan bapaknya. Justru, dengan mengakui perasaan tersebut, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan lebih mendalam.
Kesimpulannya hal ini mengingatkan kita akan pentingnya mengatasi keangkuhan dan membuka diri terhadap perasaan kita, terutama terhadap sosok bapak. Bapak mungkin terlihat acuh, tetapi di balik sikap tersebut terdapat perhatian dan kasih sayang yang tulus. Jangan biarkan keangkuhan menghalangi kita untuk menyatakan kerinduan dan cinta kita kepada bapak. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup yang lebih penuh kasih sayang dan kehangatan, serta membangun hubungan yang lebih baik dengan orang tua kita.
ADVERTISEMENT