Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengubah Sampah Menjadi Emas: Potensi Ekonomi di Balik Sampah
1 April 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Dyah Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Itu Sampah?
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi negara penghasil sampah terbesar di dunia.
Sampah memang menjadi sesuatu yang tidak berguna dan tidak memiliki nilai. Namun disisi lain, sampah juga dapat memiliki nilai ekonomi dan dapat menghasilkan pundi-pundi uang jika disulap menjadi barang yang bernilai. Kreatifitas tanpa batas. Itulah sebutan kata yang cocok untuk orang-orang yang mengubah dan mengolah sampah dengan kreatifitasnya menjadi sesuatu yang bernilai dan juga bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa rangkuman hasil dari olahan sampah menjadi sebuah karya:
1. Di tengah keprihatinan terhadap penumpukan sampah plastik yang mencemari lingkungan, muncullah kisah inspiratif tentang upaya mengubah sampah menjadi paving block. Kisah ini datang dari berbagai daerah di Indonesia, menunjukkan semangat dan kegigihan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dan menciptakan solusi yang ramah lingkungan. Di Bandung, Jawa Barat, seorang pria bernama Toni Permana tergerak hatinya melihat banyaknya sampah plastik di lingkungannya. Berbekal pengetahuan teknik mesin, dia melakukan riset dan eksperimen selama beberapa tahun untuk menemukan formula tepat dalam mengolah sampah plastik menjadi paving block. Pada tahun 2018, usahanya membuahkan hasil. Dia berhasil memproduksi paving block berkualitas tinggi dari campuran plastik dan pasir.
2. I Wayan Mudra: Seniman asal Bali ini mengubah sampah plastik menjadi patung-patung raksasa yang menakjubkan. Karyanya tidak hanya indah, tetapi juga membawa pesan tentang bahaya polusi plastik bagi lingkungan. Patung "Plastik Kala" menggambarkan sosok raksasa dengan mulut terbuka lebar, melambangkan kerakusan manusia terhadap plastik. Di dalam mulutnya terdapat berbagai macam sampah plastik, menunjukkan dampak negatif plastik bagi lingkungan. Santrayana berharap karyanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik dan mendorong mereka untuk mengurangi penggunaan plastik.
ADVERTISEMENT
3. Seorang ibu rumah tangga bernama Sri Mulyani dari Gilangharjo, Bantul, Yogyakarta, menciptakan tas-tas cantik dan trendy menggunakan sampah plastik. Ia belajar teknik membuat tas daur ulang plastik secara mandiri melalui internet pada tahun 2018 dan sejak saat itu mulai memproduksi tas-tas tersebut. Tas-tas yang ia buat terbuat dari berbagai jenis plastik seperti bungkus kopi, botol deterjen, dan kantong kresek. Proses pembuatannya dimulai dengan membersihkan dan melipat plastik hingga menjadi lembaran, lalu dirangkai dengan benang menjadi tas. Koleksi tas daur ulang plastik karya Sri Mulyani menampilkan berbagai model dan warna yang menarik minat banyak pembeli. Untuk memasarkannya, ia menggunakan media sosial dan mengikuti pameran-pameran lokal seperti Gilangharjo Expo 2019. Upaya Sri Mulyani dalam memanfaatkan sampah plastik tidak hanya menghasilkan produk yang berguna tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sampah tentu dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hanya bagaimana cara kita untuk mengubah pola piker yang tadinya smapah tidak dapat menjadi apa-apa bertransformasi menjadi sesuatu yang bernilai dengan cara berkreasi semenarik mungkin. Diharapakan permasalahan sampah dapat teratasi dan semakin banyak masyarakat akan sadar permasalahan sampah tersebut, bahwa permasalahan sampah bukan hanya pemerintah saja yang menanganinya, melainkan masyakat juga harus andil dalam menangani masalah tersebut.