Konten dari Pengguna

Mengubah Sampah Menjadi Emas: Potensi Ekonomi di Balik Sampah

Dyah Nanda
Mahasiswi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1 April 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Apa Itu Sampah?

ADVERTISEMENT
Sampah merupakan sisa-sisa dari hasil aktifitas sehari-hari manusia yang sudah tidak digunakan lagi atau tidak bisa dipakai kembali. Sampah terbagi menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari alam dan sampah ini mudah terurai atau membusuk dengan sendirinya, seperti kulit buah, kotoran hewan, daun-daunan dan lain sebagainya. Selanjutnya ada sampah anorganik, yaitu sampah yang berasal dari limbah produksi dan sulit untuk diuraikan, seperti plastik, kaca, styrofoam dan lain sebagainya
Illustrasi Sampah. Photo by Emmet: https://www.pexels.com/photo/dumpsite-under-clear-sky-128421/xz;l
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Sampah. Photo by Emmet: https://www.pexels.com/photo/dumpsite-under-clear-sky-128421/xz;l

Indonesia menjadi negara penghasil sampah terbesar di dunia.

Menurut University of Georgia pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil sampah terbesar di dunia. Hal ini dijelaskan dalam buku Jurnal Bali Membangun Bali Volume 1 (2020) karya I Nyoman Anom Fajaraditya Setiawan, di mana sampah yang dimaksud adalah sampah plastik dengan jumlah sebesar 187,2 juta ton per tahun. Tentu saja, volume sampah tersebut diperkirakan akan bertambah setiap tahunnya. Permasalahan sampah kian menjadi masalah klasik yang seolah tak dapat diselesaikan dengan cara apapun. Beragam cara tentunya sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani permasalahan sampah tersebut. Seperti, sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan kantong plastik dan menggantinya dengan tas kain (tote bag). Program "Indonesia Bebas Plastik" telah didorong dengan upaya mengurangi sampah sebesar 70% pada tahun 2020, melalui kerjasama antara berbagai instansi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Seiring dengan itu, Indonesia telah menetapkan komitmen untuk mencapai target pengurangan 30% dan penanganan sampah yang efektif sebesar 70% dari total sampah pada tahun 2025. Komitmen ini secara resmi diumumkan dalam Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 mengenai Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah. Dengan adanya program-program dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah, diharapkan masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya masalah sampah. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari pembuangan sampah.
Illustrasi Lautan Sampah. Sumber Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/karuvadgraphy
Sampah memang menjadi sesuatu yang tidak berguna dan tidak memiliki nilai. Namun disisi lain, sampah juga dapat memiliki nilai ekonomi dan dapat menghasilkan pundi-pundi uang jika disulap menjadi barang yang bernilai. Kreatifitas tanpa batas. Itulah sebutan kata yang cocok untuk orang-orang yang mengubah dan mengolah sampah dengan kreatifitasnya menjadi sesuatu yang bernilai dan juga bermanfaat.
ADVERTISEMENT

Berikut beberapa rangkuman hasil dari olahan sampah menjadi sebuah karya:

Foto Paving Block dari Plastik. Sumber Gambar: https://www.dw.com/id/olah-sampah-plastik-menjadi-paving-block-demi-lingkungan/a-62399104
1. Di tengah keprihatinan terhadap penumpukan sampah plastik yang mencemari lingkungan, muncullah kisah inspiratif tentang upaya mengubah sampah menjadi paving block. Kisah ini datang dari berbagai daerah di Indonesia, menunjukkan semangat dan kegigihan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dan menciptakan solusi yang ramah lingkungan. Di Bandung, Jawa Barat, seorang pria bernama Toni Permana tergerak hatinya melihat banyaknya sampah plastik di lingkungannya. Berbekal pengetahuan teknik mesin, dia melakukan riset dan eksperimen selama beberapa tahun untuk menemukan formula tepat dalam mengolah sampah plastik menjadi paving block. Pada tahun 2018, usahanya membuahkan hasil. Dia berhasil memproduksi paving block berkualitas tinggi dari campuran plastik dan pasir.
2. I Wayan Mudra: Seniman asal Bali ini mengubah sampah plastik menjadi patung-patung raksasa yang menakjubkan. Karyanya tidak hanya indah, tetapi juga membawa pesan tentang bahaya polusi plastik bagi lingkungan. Patung "Plastik Kala" menggambarkan sosok raksasa dengan mulut terbuka lebar, melambangkan kerakusan manusia terhadap plastik. Di dalam mulutnya terdapat berbagai macam sampah plastik, menunjukkan dampak negatif plastik bagi lingkungan. Santrayana berharap karyanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik dan mendorong mereka untuk mengurangi penggunaan plastik.
ADVERTISEMENT
3. Seorang ibu rumah tangga bernama Sri Mulyani dari Gilangharjo, Bantul, Yogyakarta, menciptakan tas-tas cantik dan trendy menggunakan sampah plastik. Ia belajar teknik membuat tas daur ulang plastik secara mandiri melalui internet pada tahun 2018 dan sejak saat itu mulai memproduksi tas-tas tersebut. Tas-tas yang ia buat terbuat dari berbagai jenis plastik seperti bungkus kopi, botol deterjen, dan kantong kresek. Proses pembuatannya dimulai dengan membersihkan dan melipat plastik hingga menjadi lembaran, lalu dirangkai dengan benang menjadi tas. Koleksi tas daur ulang plastik karya Sri Mulyani menampilkan berbagai model dan warna yang menarik minat banyak pembeli. Untuk memasarkannya, ia menggunakan media sosial dan mengikuti pameran-pameran lokal seperti Gilangharjo Expo 2019. Upaya Sri Mulyani dalam memanfaatkan sampah plastik tidak hanya menghasilkan produk yang berguna tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sampah tentu dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hanya bagaimana cara kita untuk mengubah pola piker yang tadinya smapah tidak dapat menjadi apa-apa bertransformasi menjadi sesuatu yang bernilai dengan cara berkreasi semenarik mungkin. Diharapakan permasalahan sampah dapat teratasi dan semakin banyak masyarakat akan sadar permasalahan sampah tersebut, bahwa permasalahan sampah bukan hanya pemerintah saja yang menanganinya, melainkan masyakat juga harus andil dalam menangani masalah tersebut.