Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Curug Juneng, Air Terjun yang Memanjakan Mata dengan Pemandangan Alaminya
22 April 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Naufal Imron Muzaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemandangan alam yang hijau dan asri adalah hal pertama yang menyapa saya dan kawan-kawan sepanjang perjalanan kami menuju Curug Juneng yang terletak di Desa Kemutug Lor, tepat di Lereng Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas. Ketika sampai di tempat pembelian tiket dan tempat penitipan motor, mata kami tak pernah dibosankan dengan pemandangan alamnya yang begitu indah. Setiap mata memandang, akan ditemukan berbagai jenis pohon dan bunga yang tumbuh di lereng gunung ini.
ADVERTISEMENT
Tiket masuk ke curug ini sebesar Rp 5000,- per orangnya. Harganya tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Cocok bagi dompet mahasiswa seperti saya dan kawan-kawan. Perjalanan menuju Curug Juneng harus ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang 1 KM karena jalur trekking yang tidak memungkinkan kendaraan motor lewat. Kami kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah dari titik berangkat.
Dari titik berangkat, kami harus berjalan beberapa meter yang sekelilingnya dipenuhi dengan pohon yang asri sebelum masuk ke jalur utama menuju curug yang ditandai dengan sebuah gapura kecil yang bertuliskan “Selamat di Curug Juneng”. Yang merupakan pintu menuju Curug Juneng tersebut.
Dari gapura ini, saya dan kawan-kawan memulai perjalanan yang sesungguhnya menuju curug dengan jalur trekking yang hanya cukup diisi satu orang karena jalan yang kurang lebih memiliki lebar satu meter yang sisi kiri dengan pemandangan alam yang asri, sedangkan sisi kiri merupakan jalur saluran air sehingga sulit untuk berjalan secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Jalur trekking tentu saja tidak mudah, kami harus berhati-hati karena jalan yang sempit, naik turun, dan berbelok-belok. Meskipun jalurnya yang cukup sulit, kami tidak merasakan lelah dan kesulitan yang berlebihan karena ditemani pemandangan alam yang masih alami. Suara burung saling bersahutan dengan suara aliran sungai yang menutupi pegunungan ini terdengar jelas dan merdu di telinga saya.
Saya dan kawan-kawan begitu menikmati perjalanan ini karena jarang kami temukan sampah yang berserakan karena disediakan kantong sampah di sepanjang jalur yang menambah kesan alami dan asri di mata kami dalam memandang setiap sudut alam di sini.Di sepanjang jalur trekking juga terdapat beberapa spot foto yang saya dan kawan-kawan temukan.