Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rahasia Kesembuhan: Peran Afirmasi Positif yang Tak Terduga
14 Desember 2023 8:29 WIB
Tulisan dari Naura Aulia Maghfira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kita menyadari bahwa, saat kita sedang sakit, ada beberapa momen yang membuat kita merasa sedih, dan cemas karena belum mencapai kesembuhan yang diharapkan?. Apabila perasaan-perasaan itu dibiarkan larut dalam waktu yang lama, biasanya akan membuat kita menjadi stres, emosi menjadi kurang terkendali, bahkan bisa membuat kita kehilangan semangat menjalani kehidupan. Hal ini sebenarnya semakin memperburuk kondisi kesehatan, apalagi saat sedang dalam masa pemulihan untuk kesembuhan diri kita. Oleh karena itu, perilaku dan pola pikir negatif tersebut dapat diatasi melalui penerapan afirmasi positif. Sebelum kita menjelajahi lebih dalam peran afirmasi positif dalam proses kesembuhan, alangkah baiknya jika kita memahami konsep dasar dari afirmasi positif itu sendiri.
Apa itu Afirmasi Positif?
ADVERTISEMENT
Afirmasi positif adalah keyakinan dan pernyataan yang positif terhadap diri kita sendiri dengan mengatakan hal yang baik seperti, "saya bisa sembuh dari penyakit ini," dan juga mempercayai perkataan tersebut. Dalam teori psikologis, afirmasi positif ini sangat erat kaitannya dengan self efficacy dimana seseorang meyakini akan kemampuan dirinya sendiri. Brealey (dalam Yusuf, A., Suarilah, I & Rahmat, P, 2013) menyatakan bahwa afirmasi positif dapat meningkatkan self efficacy seseorang yang dapat menciptakan emosi yang positif bagi dirinya. Nah, dalam memberikan afirmasi positif tersebut, secara tidak langsung kita merubah persepsi terhadap suatu hal yang awalnya negatif menjadi positif. Lalu bagaimana caranya?
Pengaruh dan Cara Kerja Afirmasi Positif
Menurut penelitian, afirmasi positif dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang bertugas mengatur fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, dan juga sistem kekebalan tubuh (Zainiyah, et al, 2018:321). Afirmasi positif dapat menstimulasi sistem saraf parasimpatis, yang berperan dalam merilekskan tubuh sehingga hormon kortisol dalam tubuh juga ikut berkurang. Produksi hormon kortisol ini sangat erat kaitannya dengan stres, karena pada saat seseorang mengalami stres maka hormon kortisol tersebut akan meningkat. Stres termasuk salah satu faktor yang dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang, karena membuat sistem kekebalan tubuh menurun dan meningkatkan peradangan. Dengan pemberian afirmasi positif, maka stres bisa berkurang dan membantu tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri (Sherman, et al 2009 dan Critcher dan Dunning, 2015).
ADVERTISEMENT
Selain itu, afirmasi positif ini dapat mempengaruhi otak, yaitu pada bagian korteks prefrontal ventromedial (Falk, et al, 2015: 1979). Afirmasi positif meningkatkan aktivitas di korteks prefrontal ventromedial yang tersambung dan menerima masukan dari area tegmental ventral, lobus temporal, thalamus dorsomedial, sistem penciuman dan juga khususnya amigdala yang selanjutnya akan berperan dalam mengatur pemrosesan memori, respon emosional, pengambilan keputusan dan juga pemecahan masalah. Dalam hal ini, afirmasi positif memainkan peran penting dalam membantu seseorang untuk mengambil keputusan, berpikir rasional, dan optimis ketika menghadapi masalah kesehatannya. Pengulangan afirmasi positif secara rutin juga dapat memperkuat jalur saraf otak yang terhubung dengan pikiran positif tersebut (Cascio, C. N., et al, 2016).
Manfaat Afirmasi Positif
Penerapan afirmasi positif ini tidak memberikan dampak yang instan untuk kesembuhan seseorang, namun diperlukan kesabaran dan juga konsistensi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Afirmasi positif yang dilakukan setiap hari bisa merubah pola pikir dan perilaku seseorang yang awalnya kurang baik menjadi lebih positif. Hal ini memberikan dampak yang baik untuk kesehatan seseorang jika dari perilaku baik tersebut bisa menjadi kebiasaan, sehingga dapat membangun gaya hidup yang sehat. Perubahan mindset yang terjadi karena afirmasi positif juga memberikan rasa percaya diri tinggi kepada seseorang, termasuk harga dirinya (Hanscom, D, 2020). Dengan begitu, seseorang akan mudah mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari perasaan cemas, takut, maupun keputusasaan yang bisa menghambat kesembuhannya.
ADVERTISEMENT
Contoh Afirmasi Positif untuk Kesembuhan
Berikut ini adalah beberapa contoh afirmasi positif yang dapat dilakukan dalam mendukung proses penyembuhan seseorang:
• Saya memiliki tubuh yang sehat dan kuat
• Saya bersyukur atas nikmat dan kesembuhan tubuh saya
• Kondisi saya semakin membaik
• Saya mampu berpikir dan berperilaku positif
• Saya bisa mengolah dan melampiaskan emosi saya
• Saya selalu menjaga pola hidup saya
• Saya yakin saya bisa sembuh
• Saya menjaga tubuh dan pikiran saya dengan baik
Cara Melakukan Afirmasi Positif untuk Kesembuhan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari afirmasi positif ini ada beberapa hal yang dapat diperhatikan diantaranya:
• Pilihla afirmasi positif yang ingin kalian terapkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan kalian.
ADVERTISEMENT
• Ucapkan atau tulis afirmasi positif dengan penuh keyakinan, kesadaran, dan emosi positif. Fokuskanlah pada kata-kata positif tersebut dan hindari pikiran yang negatif
• Visualisasikan afirmasi positif kalian seolah-olah sudah terwujud. Bayangkan bagaimana rasanya jika kalian sudah mencapai tujuan tersebut.
• Lakukan tindakan positif yang sejalan dengan afirmasi positif tersebut. Misalnya, jika kalian mengucapkan afirmasi postif bahwa saya ini sehat, maka harus mewujudkannya dengan menjalankan pola hidup yang sehat.
• Lakukanlah afirmasi positif secara teratur, sesuaikanlah dengan waktu dan kebutuhan kalian.
Kesimpulan
Afirmasi positif merupakan pernyataan positif yang diucapkan, didengarkan atau ditulis untuk diri sendiri dengan tujuan meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kesejahteraan. Afirmasi positif bermanfaat dalam membantu seseorang yang sedang sakit untuk mendukung proses penyembuhannya, karena bisa mengurangi stres, meningkatkan fungsi otak, dan memperkuat keyakinan diri. Afirmasi positif harus dilakukan secara teratur, dengan penuh kesabaran, keyakinan, dan emosi positif, serta diikuti juga dengan tindakan positif yang sejalan dengan tujuan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Hanscom, D. (2020). Affirmations and Neuroplasticity. Psychology Today, https://www. psychologytoday. com/us/blog/anxiety-another-name-pain/202001/affirmations-and-neuroplasticity (accessed Oct. 1, 2023).
Falk, E. B., O’Donnell, M. B., Cascio, C. N., Tinney, F., Kang, Y., Lieberman, M. D., ... & Strecher, V. J. (2015). Self-affirmation alters the brain’s response to health messages and subsequent behavior change. Proceedings of the National Academy of Sciences, 112(7), 1977-1982.
Cascio, C. N., O’Donnell, M. B., Tinney, F. J., Lieberman, M. D., Taylor, S. E., Strecher, V. J., & Falk, E. B. (2016). Self-affirmation activates brain systems associated with self-related processing and reward and is reinforced by future orientation. Social cognitive and affective neuroscience, 11(4), 621-629.
Yusuf, A., Suarilah, I., & Rahmat, P. (2013). Relaksasi afirmasi meningkatkan self efficacy pasien kanker nasofaring. Bimbingan Mereduksi Kecemasan Akademik Peserta Didik Melalui Teknik Self Affirmation (Penelitian Pra-Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Lab-School UPI Bandung Tahun Ajaran 2011/2012), 1(1), 243.
ADVERTISEMENT
Zainiyah, R., Dewi, E. I., & Wantiyah, W. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Afirmasi terhadap Stres Mahasiswa yang Menempuh Skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pustaka Kesehatan, 6(2), 319-322.