Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pahami Macam-Macam PLTS, Ada yang Dapat E-Voucher Lho!
27 Februari 2022 19:42 WIB
Tulisan dari Naura Shafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara kepulauan luas yang terletak di garis khatulistiwa dengan GHI (Global Horizontal Irradiation) tinggi sehingga merupakan keputusan tepat untuk beralih menuju renewable energy yaitu energi surya. Didorong oleh komitmen nasional Indonesia di COP26 yang dilaksanakan di Glasglow, Skotlandia untuk menjaga suhu bumi agar tidak mencapai 2 ℃ dengan menurunkan produksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), pemanfaatan EBT adalah salah satu langkah besar yang patut dijalani. Tak kalah penting, pemahaman masyarakat luas juga harus diperhatikan sehingga transisi energi tidak diganggu oleh paham-paham lain.
ADVERTISEMENT
Global Horizontal Irradiation adalah salah satu parameter utama dalam pemanfaatan energi surya menuju aliran listrik yang dapat menyokong kehidupan sehari-hari. Indonesia memiliki potensi GHI sekitar 4.2 sampai dengan 5.4 kWh per meter persegi. Fakta ini menunjukan potensi besar pemanfaatan energi surya, ditambah lagi dengan lahan yang begitu luas sebesar 1.922.570 km² . Dengan potensi energi surya sebanyak ±300 GW dan harga LCOE (Levelized Cost of Energy) PLTS Indonesia terus turun dan bersaing ketat dengan pembangkit energi batu bara. Sayangnya, pandangan masyarakat umum masih terbatas dan menganggap biaya pembangunan infrastruktur PLTS mahal. Pembekalan ilmu dan wawasan mengenai pasar energi surya dan PLTS patut dilakukan demi menyebarluaskan penggunaan energi baru terbarukan.
ADVERTISEMENT
PLTS adalah sistem pembangkit energi yang memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu proses perubahan energi elektromagnetik pancaran matahari menjadi energi listrik. PLTS mempunyai berbagai macam perangkat inti maupun perangkat pendukung tergantung dengan sistem PLTS yang digunakan. Jenis sistem PLTS dibagi menjadi dua bagian besar yaitu PLTS Off-Grid dan PLTS On-Grid.
PLTS Off-grid
Secara sederhana, PLTS Off-grid adalah PLTS yang tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN atau bisa disebut sebagai PLTS Standalone. Jenis PLTS ini cocok untuk diterapkan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yang belum bisa dialiri listrik melalui transmisi listrik PLN. Untuk menyelesaikan masalah intermittency (terputus-putus) sistem karena matahari tidak bersinar selama 24 jam tiap harinya, baterai digunakan sebagai penyimpan energi sehingga listrik tetap dapat dipasok bahkan saat matahari tidak bersinar. Sistem PLTS off-grid yang dipasang di rumah biasa disebut sistem surya rumahan yang dapat dilengkapi dengan inventer untuk merubah daya DC menjadi AC.
ADVERTISEMENT
PLTS Off-grid memiliki banyak celah untuk dapat dikembangkan dan dikonfigurasi dengan sistem lain, tujuannya utamanya adalah untuk menjaga kapasitas listrik yang dihasilkan agar stabil. Bentuknya dapat berupa sistem PLTS-hibrida Off-grid. PLTS-hibrida off-grid adalah PLTS yang disokong sumber daya tambahan, yaitu bahan bakar diesel. Biasanya PLTS off-grid skala berkapasitas sebesar 1.000 Wp (Watt-peak) memiliki sumber daya tambahan. Selain itu, Pembangkit listrik diesel juga dapat dikonfigurasi dengan PLTS off-grid jaringan micro-grid dan mini-grid untuk mengaliri listrik ke daerah terpencil.
PLTS On-grid
Berkebalikan dengan sistem Off-grid, PLTS On-grid adalah sistem PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik PLN. Bagian dari sistem ini dapat dibagi kembali dua berdasarkan jaringan distribusinya, yaitu sistem PLTS Terpusat dan PLTS Terdistribusi. PLTS Terpusat biasanya berskala besar dengan lahan besar yang kemudian memasok listrik langsung ke jaringan. Salah satu contohnya adalah PLTS skala utilitas yang mendistribusikan listrik hasil produksi ke rumah-rumah melalui jaringan transmisi PLN.
ADVERTISEMENT
Sedangkan PLTS On-grid Terdistribusi adalah jaringan distribusi dengan sistem yang tidak terhubung satu sama lainnya dengan berbagai ukuran kapasitas tenaga listrik di tiap lokasi. PLTS Atap merupakan salah satu penerapan sistem ini. Sistem PLTS On-grid juga bisa dikonfigurasi dengan baterai untuk smoothing daya keluaran agar selalu stabil. Walau begitu, sistem ini akan berhenti beroperasi jika jaringan terputus (mati listrik) karena menggunakan jaringan utilitas sebagai referensi.
Setelah didalami lebih lanjut, PLTS memiliki banyak sekali tipe dan jenis yang harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tiap tiap jenis memiliki keunggulan serta kekurangannya masing-masing. Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang mendorong pengembangan PLTS Atap dengan mengeluarkan pengaturan baru pada Permen ESDM No. 26/2021. Ketentuan ekspor listrik yang semula sebesar 65% dinaikan menjadi 100% dan menciptakan mekanisme pelayanan berbasis aplikasi dengan waktu pelayanan yang lebih singkat.
ADVERTISEMENT
Tak sampai situ saja, pada tanggal 10 februari 2022 lalu Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan program Hibah Sustainable Energy Fund (SEF) dalam kegiatan proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency Through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3). Program ini memiliki tujuan untuk dapat menyebarluaskan penggunaan PLTS Atap baik skala rumah tangga, bisnis serta industri skala menengah dan bangunan besar seperti rumah sakit.
Kebijakan-kebijakan ini membuat masyarakat umum yang semula khawatir akan keandalan PLTS dapat mulai melirik dan beralih ke energi yang lebih bersih serta sebagai bentuk kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berkontribusi langsung dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Setelah memahami jenis-jenis sistem PLTS dan keunggulan yang dipunya tiap sistemnya, kira-kira mau pasang PLTS yang mana, nih?
ADVERTISEMENT
Sumber :
Buku pegangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya