Konten dari Pengguna

ESG di Era Digital: Tantangan dan Solusi bagi perusahaan di Indonesia

Naura Zakia
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas
13 Oktober 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naura Zakia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sustainibility. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Sustainibility. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Era digital telah masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Semua bidang di kehidupan manusia saat ini menggunakan teknologi sebagai pendukung bahkan alat utama dalam beraktivitas. Perusahaan juga menggunakan teknologi dalam aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
Boy Kelana Soebroto, seorang profesional di Public Relation mengungkapkan seberapa pentingnya keberadaan teknologi dalam perusahaan di era ini. Contohnya adalah peran teknologi dalam penerapan ESG (Environment, Social and Government).
ESG adalah tiga pilar utama yang menjadi tolak ukur dalam mengukur keberlanjutan perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Telkomsel dan Astra contoh dari sekian banyak perusahaan yang berhasil dalam mengimplementasikan ESG di industry 5.0. Dua perusahaan ini berhasil melalui program EXIST (ESG Existence for Sustainability by Telkomsel) dan program pengurangan emisi karbon dengan mempromosikan kendaraan listrik dan hybrid oleh Astra.
“Transisi perusahaan ke arah sustainable ini tidak mudah dan instan. Astra sudah 67 tahun melakukannya. Banyak yang dipikirkan untuk menggapai sustainable ini, ada banyak hal-hal yang harus ditanggulangi.” Ungkap Boy Kelana dalam Workshop Public Relation di Universitas Andalas, Sabtu (12/10/2024).
ADVERTISEMENT
Dalam prosesnya, pencapaian ESG juga didukung dengan penggunaan teknologi lainnya. Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Internet of Things (IOT). AI dan Big Data digunakan dalam memantau apakah ada dampak negatif bagi lingkungan yang akan ditimbulkan perusahaan dalam operasi mereka. Data yang dihasilkan dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan proses untuk mengurangi dalam dampak negatif. Internet of Things (IOT) juga dapat meningkatkatkan efisiensi perusahaan dalam penggunaan sensor dan software seperti cloud.
Teknologi memang penting tetapi jika tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang memumpuni, teknologi menjadi tidak berguna. Maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang intensif untuk seluruh level organisasi tentang keberlanjutan (sustainability) diperlukan.
Semua ini dilakukan demi terintegrasinya ESG dalam setiap strategi bisnis perusahaan. Masa depan ESG di era digital bisa sangat cerah atau suram, tergantung bagaimana cara perusahaan dalam memantau, melaporkan dan meningkatkan kinerja keberlanjutan tiap-tiap perusahaan.
ADVERTISEMENT