Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menilik Kesetaraan Gender dalam Dunia Kerja
21 Mei 2024 12:16 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Naura Paramahita Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya “kesetaraan gender”. Sejak dulu, kesetaraan gender menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Kesenjangan gender khususnya di bidang ketenagakerjaan masih terjadi, baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Kesetaraan gender mengacu pada kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk mengakses sumber daya pembangunan, memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, memiliki kendali atas sumber daya pembangunan dan menikmati hasilnya.
ADVERTISEMENT
Konsep gender sendiri berasal dari proses sosiologi dan budaya yang berkaitan dengan bagaimana laki-laki dan perempuan membagi peran dan kedudukan dalam masyarakat. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa perempuan memiliki peran sosial yang lebih rendah dan pasif dibandingkan dengan laki-laki. Persepsi ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara alamiah, tetapi merupakan hasil dari konstruksi budaya yang dibuat. Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa ini.

Ketidaksetaraan gender dalam dunia kerja ini tertuju pada keterbatasan perempuan dalam kesempatan kerja dan ketidaksetaraan perlakuan bagi pekerja perempuan di lingkungan kerja. Banyak pekerja perempuan yang tidak mendapatkan perlakuan yang sama di lingkungan kerja, salah satunya adalah tidak mendapatkan promosi naik jabatan atau tidak dijadikan sebagai karyawan tetap hanya karena ia adalah perempuan yang sewaktu waktu bisa hamil.
ADVERTISEMENT
Gambaran ketidaksetaraan gender yang terjadi di lingkungan kerja lainnya adalah perempuan yang kerap kali mendapatkan upah lebih rendah dari pekerjaan laki-laki dengan waktu kerja sama. Selain itu, masih banyak perempuan mengalami diskriminasi termasuk dalam urusan pemilihan profesi. Pemikiran seperti ini sama dengan pemikiran orang-orang Athena kuno yang menganggap bahwa memiliki rahim akan menjadikan seseorang tidak cocok secara biologis untuk melakukan profesi-profesi seperti pemimpin politik, filsuf, orator, seniman, atau saudagar hebat lainnya. Namun sekarang zaman sudah berkembang, kita tidak lagi berada di zaman kuno dan tidak seharusnya memiliki pemikiran terbelakang seperti itu lagi.
Lalu mengapa kita sangat mencari dan membutuhkan kesetaraan gender ini? Hal ini karena, dimanapun tempatnya, ketidaksetaraan gender akan dapat berpengaruh negatif hingga pada kesehatan mental. Dampak psikologis dari ketidaksetaraan gender meliputi tingkat stres, kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) terhadap korban. Sebaliknya, pemahaman akan gender yang setara akan berdampak besar pula hingga pada peningkatan kemampuan negara untuk maju, mengurangi kemiskinan, dan membangun pemerintahan yang efektif.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender yang kita cari disini bukan mengenai “perempuan harus bisa angkat galon dan memperbaiki atap rumah” namun mengenai kesamaan akan hak dan kewajiban yang didapatkan oleh perempuan. Dengan tidak membeda-bedakan gender, perempuan seharusnya memiliki kesempatan, hak, dan tanggung jawab yang sama dengan laki-laki baik dalam urusan pekerjaan atau keseharian, laki-laki dan perempuan pun sudah seharusnya memiliki kedudukan dan otoritas yang sama.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun kesetaraan gender di dunia kerja, antara lain :
ADVERTISEMENT
Selain kelima cara tersebut, pentingnya memperluas pemahaman dan menanamkan mindset dari dalam diri bahwa perempuan dan laki-laki adalah setara. Perempuan dan laki-laki memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya pembangunan di segala bidang kehidupan. Seorang individu juga penting untuk mampu melakukan mawas gender. Dengan melakukannya, masyarakat akan peduli akan gender dan memiliki keinginan untuk berperan aktif dalam berbagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di masyarakat.
Marilah kita bersama-sama meningkatkan kesadaran diri untuk dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Lebih meningkatkan kesadaran diri untuk saling melindungi antara satu dengan yang lain juga meningkatkan kualitas diri demi terciptanya SDM yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Referensi
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind. New York, NY: HarperCollins.