Pleasureable Sadness: Mendengarkan Lagu Sedih Justru Membuat Kita Bahagia?

Naura Salsabila
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
11 Desember 2023 10:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naura Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mendengarkan lagu sedih (City Magazine)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan lagu sedih (City Magazine)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa, sih, yang enggak pernah dengerin lagu sedih? Mulai dari “Talking to The Moon” punya Bruno Mars sampai “Traitor” punya Olivia Rodrigo, siapa sih di sini yang gak pernah denger lagu-lagu tersebut? Apalagi kalo abis putus cinta atau lagi bersedih pasti langsung dengerin lagu sedih, atau yang biasa juga kita sebut dengan lagu galaukan?
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini tampaknya berlawanan dengan intuisi kita. Dibanding memilih lagu-lagu yang ceria saat sedih agar merasa lebih baik, banyak orang memilih lagu-lagu yang menguras air mata untuk membantu membangkitkan emosi positif. Bahkan gak cuma yang lagi putus cinta aja, yang lagi gak bersedih pun terkadang tetap mendengarkan lagu-lagu sedih.
Lagu sedih dianggap mencerminkan perasaan universal. Sebab, liriknya mampu menggambarkan perasaan dan emosi manusia yang bisa dirasakan oleh semua orang, seperti perasaan sedih, kehilangan, dan kesepian. Lagu sedih dapat menggambarkan perasaan-perasaan tersebut dengan sangat kuat dan jelas.
Banyak orang merasa terhubung dengan lirik-lirik yang ada dalam lagu sedih karena mereka merasakan emosi serupa di kehidupan mereka, terutama karena mereka kesulitan mengekspresikan emosi yang sedang mereka rasakan dalam kata-kata.
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak orang tidak mengasosiasikan nada mellow dengan emosi negatif. Sebaliknya, mereka menemukan bahwa musik sedih membangkitkan perasaan nostalgia dan kedamaian yang menyenangkan pada pendengarnya.
Kenapa ya, kok bisa begitu? Nah, inilah yang akan kita bahas sekarang, yaitu alasan mengapa banyak orang yang lebih memilih untuk mendengarkan lagu sedih bahkan saat mereka sedang tidak merasa sedih. Mari kita bahas lebih dalam mengenai Paradox of ‘Pleasureable Sadness’.

Apa itu ‘Pleasureable Sadness’?

Ilustrasi 'Pleasureable Sadness' (Freepik)
Kamu penasaran gak, sih, kenapa terkadang gak ada angin gak ada hujan, hari-hari kita berjalan lancar-lancar aja, tapi pas sampai rumah rasanya mau play lagu-lagu sedih. Padahalkan, seharusnya kita berusaha sebisa mungkin untuk menghindari perasaan sedih.
ADVERTISEMENT
Paradox of ‘Pleasureable Sadness’ masih menjadi kontroversi di kalangan para ilmuwan karena fenomena yang tergambarkan dalam lagu sedih tidak hanya menimbulkan kesedihan, tetapi memicu reaksi yang lebih kompleks.
Sebuah penelitian berjudul "Who Enjoys Listening to Sad Music and Why?" menjelaskan bahwa mendengar lagu sedih dapat membangkitkan emosi yang cukup kompleks, selain merasakan perasaan sedih, kita juga akan merasa rileks, bernostalgia, dan menemukan kedamaian. Walaupun emosi-emosi tersebut seringkali memunculkan kenangan-kenangan tertentu, namun dalam proses merasakan hal tersebut, kita dapat menciptakan kelegaan dan ketenangan dalam hati kita.
Paradox of 'Pleasureable Sadness' adalah fenomena di mana seseorang justru menemukan kenyamanan dan kebahagiaan dalam suatu kesedihan, yang dalam konteks ini adalah mendengarkan lagu sedih. Meski terkadang lirik lagu yang kita dengan tidak relate dengan kehidupan kita, namun kita tetap menikmati lagu-lagu mellow itu.
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana sih Paradox of ‘Pleasureable Sadness’ itu bisa terjadi?

Bagaimana Paradox of ‘Pleasureable Sadness’ bisa terjadi?

Nah, jadi Paradox of ‘Pleasureable Sadness’ dapat muncul dari situasi dan konteks yang berbeda, berikut beberapa konsep yang dapat menjelaskan fenomena tersebut:
Saat kita mengalami kesedihan ataupun kehilangan, tubuh kita akan mengaktifkan ‘consoling reaction’ dengan melepaskan oksitosin dan prolaktin, yaitu dua hormon dengan efek anti-kecemasan. Zat-zat ini membantu kita dealing dengan kesedihan dan rasa sakit dengan memberikan kita perasaan tenang dan kenyamanan. Selain fungsi yang sudah disebutkan tadi, prolaktin juga dipercaya bisa memodulasi perasaan sedih dengan mempersiapkan tubuh kita dalam menghadapi peristiwa traumatis.
Para peneliti menemukan jejak oksitosin dan prolaktin dalam air mata. Dengan kata lain, ‘A good cry’ dapat membuat orang merasa lebih baik. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, profesor kognisi musik di Ohio State University, David Huron, menyatakan bahwa musik sedih memicu pelepasan prolaktin pada pendengarnya, sehingga menghasilkan efek psikologis yang menghibur.
ADVERTISEMENT
Musik sedih juga dapat merangsang produksi neurotransmitter dopamin. Neurotransmitter ini disebut juga sebagai hormon ‘pleasure’. Dopamin merupakan pembawa pesan kimia bahagia yang dapat menghasilkan perasaan euforia sementara dan bahkan kebahagiaan yang lebih bertahan lama serta membantu mengubah suasana hati yang buruk.
Beberapa orang menemukan kebahagiaan dengan merasakan kesedihan melalui seni, sastra, musik, atau bentuk ekspresi lainnya. Karya seni atau musik tertentu dapat memunculkan keindahan melankolis yang menggema dalam diri seorang individu.
Katarsis adalah pelepasan emosi yang tersimpan di dalam pikiran. Dalam ilmu psikologi, katarsis diartikan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi secara positif sehingga kita dapat merasa lebih lega dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan perasaan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Mendengarkan playlist dengan lagu-lagu sedih di dalamnya bisa menjadi salah satu bentuk katarsis, membiarkan kita tenggelam dalam kesedihan lalu melepaskannya. Hal ini bisa menjadi sebuah coping mechanism yang memungkinkan kita untuk menerima emosi negatif.
Lagu sedih terkadang juga mengingatkan kita pada momen-momen tertentu yang sangat mengenang di hati kita dan melalui proses penghidupan kembali momen-momen tersebut dapat membangkitkan campuran emosi, termasuk kebahagiaan yang muncul dari kenangan akan momen-momen berarti sehingga akan meningkatkan mood kita karena terasa terdukung secara emosional.
Gimana, nih, kalian pernah gak ngerasain hal yang sama? Siapa, sih, kira-kira yang muncul dalam pikiran kalian pas dengerin lagu-lagu sedih?
Jadi, mendengarkan lagu sedih memungkinkan kita untuk mengembangkan empati dan menghilangkan emosi negative tanpa harus benar-benar mengalami kehilangan yang biasanya dikaitkan dengannya.
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang setelah kita mengetahui alasan dibalik mengapa kita menyukai mendengarkan lagu-lagu sedih dan mellow padahal tidak sedang dalam keadaan bersedih atau juga yang disebut dengan ‘Pleasureable Sadness’ kita dapat simpulkan bahwa menyukai lagu-lagu sedih bukan berarti kita meyukai hal-hal yang menyedihkan, ya, atau karena kita sedang berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
Perlu diingat, bagi kamu yang memang lagi merasa sedih, jangan berlarut-larut, ya! Agar kamu gak terus berlarut dalam kesedihan, jangan hanya fokus dengan rasa sedih yang sedang dialami dan memutar playlist lagu sedih terus ya, coba lakukan hal-hal yang disenangi agar suasana hati kalian menjadi lebih baik!