'Hippotherapy': Jalan Terang untuk Penyandang Autisme

NAUZA HAFIDHA ANSHORI
Mahasiswi S1 Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
18 November 2021 18:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NAUZA HAFIDHA ANSHORI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Autisme bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Anggapan "aneh" selalu tertanam pada penyandang autisme. Berbicara tidak jelas, tertawa sendiri, benci untuk bersosialisasi dan berkomunikasi hingga memiliki kecemasan adalah beberapa gangguan yang dapat ditemukan pada penyandang autis. Mudahnya, mereka sibuk dengan dunianya sendiri seakan-akan hanya mereka yang ada di dunia ini.
ilustrasi terapi dengan bantuan kuda. Foto: Pixabay
Memang banyak orang yang mengetahui tentang autisme. Namun, banyak juga dari kita yang masih menganggap bahwa autisme adalah penyakit yang tidak mungkin untuk dinyatakan "sembuh". Walaupun untuk mencapai kata sembuh itu sulit. Tetapi, banyaknya macam perawatan dapat diberikan kepada penyandang autisme. Salah satu terapi yang jarang diketahui oleh orang awam adalah Hippotherapy atau Equine-Assisted Therapy yaitu terapi dengan bantuan kuda.
ADVERTISEMENT
Hippotherapy
Hippotherapy merupakan perawatan untuk penyandang autis dengan bantuan kuda. Pada tahun 1960, hippotherapy digunakan untuk pengobatan tradisional yang ditujukan untuk terapi fisik di Jerman, Austria, dan Swedia. North America Riders for Handicapped (NARHA) merupakan organisasi swadaya masyarakat yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai manfaat menunggangi kuda untuk individu yang memiliki masalah fisik, emosi, dan pembelajaran.
Keefektifan Hippotherapy sudah dibuktikan melalui berbagai penelitian yang terjadi. Dalam penelitian pada tahun 2011, terbukti bahwa terapi berkuda ini memberikan manfaat kepada orang berkebutuhan khusus, tidak hanya autis saja. Hippotherapy membantu penyandang dengan sindrom asperger, down syndrome, amputasi, cedera otak, cedera tulang belakang, keterlambatan perkembangan hingga cacat penglihatan dan pendengaran.
Terapi dengan bantuan kuda ini meningkatkan kekuatan otot dan postur tubuh serta meningkatkan fleksibilitas otot. Mason dalam penelitiannya pada tahun 2004 menyatakan bahwa metode terapi ini memberikan manfaat pada kemampuan bersosialisasi seperti berkomunikasi, mengendalikan emosi, berbagi ide, dan menghargai satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Hippotherapy dilakukan hingga membuahkan hasil?
Hippotherapy memanfaatkan gerak sensorik yang diberikan melalui gerakan kuda. Hippotherapy merupakan bentuk terapi fisik, okupasi, dan wicara di mana terapis memanfaatkan gerakan kuda untuk memberikan stimulus pada motorik dan sensorik seseorang. Gerakan kuda dapat memberikan dorongan bagi penunggangnya untuk menjaga keseimbangan dan postur.
Gerakan ritmik dari kuda dapat merangsang gerakan berayun anterior dan posterior. Terapi berkuda memberikan stimulasi yang efektif bagi penunggangnya melalui gerakan yang bervariasi, beritmik, dan berulang. Pergerakan yang pelan dan beritmik memberikan bantuan perkembangan otot paraspinal atau otot punggung.
Hippotherapy tidak bisa dilakukan tanpa bimbingan ahli terapi. Pada terapi metode ini, terdapat tim yang berisikan ahli terapi, pelatih kuda, dan instruktur yang akan mendampingi pasien selama menjalani terapi. Terapis dapat mendampingi dengan menunggang kuda bersama pasien atau hanya berjalan di di samping kuda bersama dengan pemandu lainnya.
ADVERTISEMENT
Ahli terapi akan melakukan bermacam games yang bisa melatih kemampuan kognitif dan komunikasi penyandang autisme. Permainan yang biasa dilakukan adalah lempar bola, menebak gambar, serta aktivitas rekreasi, dan relaksasi lainnya.
Sebelum berkuda dimulai, pasien harus melakukan peregangan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka siap berkuda. Hal penting lainnya adalah terapi berkuda ini dilakukan dengan menggunakan pad lembut alih-alih pelana kuda yang keras. Hal tersebut ditujukan agar pasien dapat merasakan gerakan-gerakan kuda dengan jelas.
Selain hal-hal tersebut, koneksi atau hubungan antara pasien dan kuda harus dibangun terlebih dahulu dengan cara memberikan perawatan pada kuda seperti menyisir kuda, mengelus kuda bahkan mencoba untuk berkomunikasi dengan kuda sembari memberi makan akan membantu pasien autisme untuk lebih nyaman dan percaya pada kuda yang akan digunakannya untuk terapi.
ADVERTISEMENT
Komunikasi antara pasien dan tim yang mendampingi sangatlah penting untuk melatih penunggang kuda berkomunikasi. Di sinilah, di mana kemampuan komunikasi dan bersosialisasi pasien dapat meningkat. Stimulus dari ahli terapi dan pemandu kuda yang terus menerus mengajak berkomunikasi akan memberikan rasa percaya diri pada pasien autisme untuk berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan gerakan-gerakan kuda akan meningkatkan kekuatan otot-otot yang terlambat berkembang akibat penyakit autisme sendiri. Terapi berkuda yang dibarengi dengan permainan yang diberikan akan membantu meningkatkan kemampuan kognitif secara signifikan terhadap pasien autisme. Jika bisa dikatakan dengan sederhana, komunikasi dan interaksi sangatlah berguna bagi peningkatan kemampuan pasien autisme.
Bagaimana hasil penelitian terhadap Hippotherapy?
Penelitian oleh Lee CW yang diterbitkan oleh Journal of physical therapy science, menghasilkan data bahwa 18 pasien yang menjalani terapi berkuda selama 8 minggu menunjukkan peningkatan yang signifikan dari parameter gaya seperti kecepatan, dan panjang langkah. Penelitian selanjutnya yang juga diterbitkan oleh Journal of physical therapy science di tahun 2004 menyimpulkan bahwa hippotherapy dapat meningkatkan keseimbangan statis.
ADVERTISEMENT
Walaupun banyak penelitian yang membuktikan keefisienan dari hippotherapy, banyak juga penelitian yang tidak menemukan efektivitas yang signifikan pada beberapa pasien. Di samping itu, kebanyakan orang tua dengan anak autis menyatakan bahwa hippotherapy sangat membantu anak mereka dalam mendapatkan peningkatan fisik, kemampuan sosial dan fungsi sensor. Hippotherapy juga berefek pada perilaku penyandang autisme.
References
Carroll, L. (2013, November 12). Riding a horse brings autistic boy out of his shell. TODAY.Com. https://www.today.com/parents/riding-horse-brings-autistic-boy-out-his-shell-2d11577330
Kim, S. and Lee, C., 2014. The Effects of Hippotherapy on Elderly Persons’ Static Balance and Gait. Journal of Physical Therapy Science, 26(1), pp.25-27. https://doi.org/10.1589/jpts.26.25
Koca, T., 2016. What is Hippotherapy? The indications and effectiveness of Hippotherapy. Northern Clinics of Istanbul, 2(3), pp.247–252. https://dx.doi.org/10.14744%2Fnci.2016.71601
ADVERTISEMENT
Lee, C., Kim, S. and Yong, M., 2014. Effects of Hippotherapy on Recovery of Gait and Balance Ability in Patients with Stroke. Journal of Physical Therapy Science, 26(2), pp.309-311. https://doi.org/10.1589/jpts.26.309
Nugraheni, S. A. (2012). Menguak belantara autisme. Buletin Psikologi, 20(1-2), 9-17.
Psikologi, P. (2021, February 11). Autisme dan Terapi Berkuda. Pijar Psikologi #UnderstandingHuman. https://pijarpsikologi.org/blog/autisme-dan-terapi-berkuda
Santoso, H., & Ahmad, N. A. (2016). THEURAPETIC RIDING UNTUK ANAK-ANAK BERMASALAH PEMBELAJARAN. Jurnal Pencerahan, 10(1), 30–38. https://doi.org/10.13170/jp.10.1.4825
Selby, A., & Smith-Osborne, A. (2013). A systematic review of effectiveness of complementary and adjunct therapies and interventions involving equines. Health Psychology, 32(4), 418–432. https://doi.org/10.1037/a0029188