Konten dari Pengguna

TBC Dapat Menyerang Kelenjar! Apa Gejalanya dan Bagaimana Cara Mengobatinya?

Naya Aisah Fitriah Muhtar
Mahasiswi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Juni 2022 22:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naya Aisah Fitriah Muhtar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gejala awal TBC kelenjar. Foto: Naya Aisah/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gejala awal TBC kelenjar. Foto: Naya Aisah/Kumparan
ADVERTISEMENT
Tuberkulosis atau TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit infeksi menular dan mematikan di dunia yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini umumnya terjadi pada paru-paru tetapi, bakterinya juga dapat menyerang bagian tubuh lain salah satunya adalah kelenjar getah bening. Penyakit TBC sering kali dianggap penyakit ringan oleh masyarakat dan dapat menyerang anak-anak hingga lansia yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Secara epidemiologis, penyakit TBC ini tinggi angka penderitanya sehingga masih banyak dijumpai di negara berkembang.
ADVERTISEMENT
TBC Kelenjar dan Benjolan di Leher
Salah satu ciri khas dari kasus TBC kelenjar atau disebut Tuberculosis Lymphadenitis ini adalah munculnya benjolan di sekitar leher yang akan terus membesar seiring berjalannya waktu dan membuat kulit menjadi kemerahan namun, tidak terasa nyeri. Gejala lain yang dapat timbul, yaitu, demam, batuk, berkeringat di malam hari, tubuh terasa tidak nyaman, mudah lelah, dan berat badan menurun tanpa ada sebab yang jelas. TBC kelenjar dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, tidak memiliki kekebalan tubuh yang kuat, memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol, tinggal atau menghampiri daerah yang tinggi kasus TBC.
Pengobatan dan Pencegahan TBC Kelenjar
Pengobatan TBC kelenjar tidak berbeda dengan pengobatan TBC lainnya, yaitu dengan Obat AntiTuberkulosis (OAT) seperti campuran dari rifampicin, pirazinamid, isoniazid, dan ethambutol kurang lebih selama enam bulan tergantung dari kondisi penyakit. Setelah beberapa minggu mengonsumsi OAT, TBC kelenjar biasanya sudah tidak menular dan penderita sudah merasa kondisi tubuhnya membaik, tetapi, perlu menyelesaikan pengobatannya sampai batas waktu yang sudah dianjurkan dokter dan apabila masa pengobatan tidak tuntas, bakteri Mycobacterium Tuberculosis dapat menghentikan efek kerja obat tersebut sehingga penderita harus mengulangi pengobatan dari awal dengan dosis yang lebih tinggi dan masa waktu yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
TBC kelenjar ini dapat dicegah dengan cara menjaga sistem kekebalan daya tahan tubuh agar tetap stabil, menerapkan gaya hidup yang sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi asupan yang bergizi cukup dan seimbang, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, dan memakai masker apabila berada di daerah yang penuh polusi udara. Akan lebih baik jika anda sudah mengenali tanda dan gejalanya segera konsultasi ke dokter agar dapat diketahui penyebab munjulnya benjolan tersebut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
sumber referensi:
Hadianti, S. R. I., & Riana, D. (2018). Sistem pengenalan otomatis diameter citra mantoux untuk deteksi dini penyakit tbc kelenjar. Techno Nusa Mandiri: Journal of Computing and Information Technology, 15(2), 77-84. Diakses melalui https://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php/techno/article/download/15/10
ADVERTISEMENT
Langitan, A., & Anggara, A. (2020). Manajemen Limfadenitis Tuberkulosis. Jurnal Medical Profession (Medpro), 2(3), 182-185. Diakses melalui https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/download/371/271