Melihat Deskripsi Diri Kita Sendiri Hati-hati Terkena Barnum Effect

Pasti sebagian besar dari kita pernah menjumpai hal-hal yang berkaitan dengan deskripsi diri kita sendiri, deskripsi tersebut bisa dari tentang daily life, percintaan, karakter, dan lain-lain. Sering kali kita merasa bahwa deskripsi tersebut akurat, padahal pada kenyataannya deskripsi diri tersebut bisa saja cocok dengan semua orang. Jika kita merasa deskripsi tersebut menggambarkan diri kita, maka bisa saja kita telah terkena dampak barnum effect. Pernahkah kalian mendengar istilah barnum effect, artikel ini akan membahas barnum effect sehingga kita lebih tau apa itu sebenarnya barnum effect dan dapat menghindari nya dengan lebih bijak.

Barnum effect atau dapat disebut juga sebagai Forer effect adalah salah satu fenomena psikologi yang dapat terjadi pada seseorang ketika suatu individu percaya kepada sebuah deskripsi kepribadian yang pada hakikatnya bersifat umum namun digambarkan secara spesifik pada individu tersebut. Barnum effect memberikan efek seolah-olah deskripsi atau gambaran diri tersebut digambarkan khusus hanya untuk kita, padahal yang sebenarnya deskripsi tersebut juga dapat cocok untuk orang lain yang sifatnya umum.

Barnum effect pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikolog dan penulis bernama Bertram Forer pada tahun 1948 ketika Forer melakukan sebuah eksperimen kepada muridnya melalui tes kepribadian kemudian hasil tes mereka dibagikan yang pada kenyataannya hal yang tidak diketahui murid adalah semua murid menerima hasil yang sama. Setelah menerima hasil tersebut, murid Forer menilai bahwa hasil tersebut sangat menggambarkan diri mereka, padahal hasil yang diberikan Forer bersifat general dan tidak condong pada satu individu tertentu.

Berakar dari pemikiran dan hasil penelitian dari Betram Forer, akhirnya pada tahun 1956 Paul Meehl yang merupakan seorang psikolog menciptakan istilah barnum effect, Paul merasa geram dengan para psikolog yang menyalahgunakan deskripsi umum dan tidak akurat untuk menilai kepribadian klien. Menurutnya, orang akan menerima deskripsi mengenai kepribadian kita sebagai sesuatu hal yang benar, meskipun deskripsi tersebut tidak akurat dan jelas, dan deskripsi tersebut dapat diterapkan baik pada semua orang.

Film “The Greatest Showman” adalah sosok inspirasi dibalik istilah penamaan barnum effect ini. Tokoh utama yakni Showman Phineas Taylor Barnum yang diperankan oleh Hugh Jackman tentunya sudah tidak asing lagi, Phineas Taylor Barnum adalah seorang pesulap dan pemain sandiwara yang terkenal dengan penampilannya. Kita dapat mempercayai hasil tes kepribadian yang tidak valid karena kita merasa bahwa hasil tes tersebut sangat menggambarkan diri kita, hal tersebut sama seperti festival Barnum “had a little something for everybody”. Hasil tes kepribadian yang menjelaskan karakteristik yang universal, sehingga siapa pun yang membaca hasil tersebut akan merasa bahwa gambaran tersebut cocok dengan dirinya, dan pada akhirnya mempercayai hasil tes tersebut. Hal ini kemudian istilah the barnum effect hadir dan digunakan pada salah satu yang digunakan dalam ilmu psikologi saat ini.

Barnum effect sebenarnya dapat kita jumpai pada kehidupan kita sehari-hari, yang sedang happening akhir-akhir ini misalnya tes MBTI yang mencirikan kepribadian manusia. Banyak orang berpikir bahwa hasil dari MBTI tersebut akurat. Namun, hasil yang sebenarnya adalah bisa berlaku untuk banyak orang. Jendela for you pada media sosial juga dapat memicu barnum effect. Dalam situs media sosial seperti Facebook atau twitter, kita sering menjumpai tentang pengisian informasi tentang diri kita saat membuat akun, sehingga mereka dapat melihat iklan dan saran barang menurut apa yang mereka sukai. Informasi tersebut cukup untuk mempersuasif dan menargetkan kita dengan iklan yang seolah-olah hanya ditunjukkan untuk kita. Contoh dari barnum effect disekeliling kita yang mungkin saja kita tidak sadari seperti penentuan kepribadian melalui golongan darah, fortune cookies, tarot, astrologi, zodiak, horoskop, garis tangan dan masih banyak lagi.

Perasaan positif yang ditimbulkan oleh adanya barnum effect ini adalah membawa sinyal dopamine sehingga kita merasa bahagia dengan afirmasi positif yang diberikan sehingga termotivasi untuk dapat menanam sugesti yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tentu saja jika terlalu kecanduan dan ketergantungan akan membawa barnum effect ke perasaaan negatif yakni terlalu kecanduan melihat deskripsi tersebut karena terlalu memikirkan ramalan dan kata-kata tersebut.

Setelah melihat dampak negatif yang ditimbulkan dari barnum effect, apa yang harus kita lakukan agar tidak ketergantungan dan tidak terpengaruh dengan adanya barnum effect. Kita bisa mulai dari menumbuhkan sikap waspada pada diri kita dan selalu make sure bahwa informasi yang kita terima valid atau tidak. Setelah itu, kita dapat memilah dengan kritis apakah informasi tersebut dapat diterima menjadi hal yang positif atau sebaliknya.

Source: canva.com

Setelah mengetahui apa itu barnum effect, contoh, dan cara menghindar dengan bijak, sebenarnya tidak ada salahnya kita membaca hal tersebut karena memang hal-hal yang dapat mendeskripsikan diri kita mendorong energi positif dan menyenangkan. Namun, kita perlu ingat bahwa deskripsi tersebut adalah hal bersifat general. Jadi, jangan terlalu berpaku dengan deskripsi tersebut. Yang dapat mengenal diri kita dengan baik adalah diri kita sendiri.

Referensi

Blog, F. (n.d.). Barnum Effect in Research: Meaning & Implications. Retrieved November 11, 2022, from https://www.formpl.us/blog/https//www.formpl.us/blog/barnum-effect

Cunff, A.-L. L. (2021, April 15). The Barnum Effect: Why we love astrology and personality tests. Ness Labs. https://nesslabs.com/barnum-effect

Barnum Effect | psychology | Britannica. (n.d.). Retrieved November 11, 2022, from https://www.britannica.com/science/Barnum-Effect