Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Scroll Terus Sampai Lupa Hidup: Saat Brainrot Jadi Bagian dari Rutinitas
17 April 2025 13:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nayla Adinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jam 11 malam buka handphone, niatnya cuma buka TikTok 5 menit sebelum tidur. Eh! tau-tau udah jam 2 pagi, kepala udah penuh sama sound viral, editan velocity di TikTok, tapi deadline udah numpuk! Pernah alami hal ini? Welcome to the Brainrot Era!
ADVERTISEMENT
Apa itu Brainrot?
Brainrot atau pembusukan otak merupakan istilah jaman now untuk mendeskripsikan konten internet dengan kualitas atau nilai yang rendah, dan berdampak negatif baik secara psikologis, kognitif dan lain sebagainya.
Simplenya, brainrot adalah istilah untuk menggambarkan kondisi saat seseorang terlalu sering main gadget atau ngabisin waktu di dunia maya. Efeknya bisa bikin otak jadi lelah, pikiran ngeblur, gampang terdistraksi, bahkan bikin kita susah fokus. Istilah ini udah ada sejak 2004 di internet, tetapi baru mulai ramai dan jadi meme populer sekitar tahun 2023.
Tanda-tanda kamu mengalani Brainrot
1. Kesulitan untuk fokus dalam waktu lama
Saat mencoba untuk membaca, menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seringkali teralihkan atau ter-distract oleh notifikasi handphone atau keinginan untuk scrolling media sosial.
ADVERTISEMENT
2. Sering merasa lelah secara mental atau alasan yang tidak jelas
Kamu tidak melakukan pekerjaan fisik yang melelahkan, tapi badanmu memberi sinyal seperti kamu butuh istirahat. Hal ini juga salah satu tanda bahwa kamu sudah mengalami brainrot, kamu mudah lelah dan kehabisan energi karena terlalu banyak menerima informasi. Terlebih jika kamu bangun pagi, dan langsung scrolling Tiktok, nguras energi banget! Rasanya kaya abis lari marathon, padahal cuma rebahan doang. Mungkin karena otak kita dipaksa kerja terus, walau kelihatannya cuma scroll-scroll aja. Tanpa sadar, kita nyerap banyak banget informasi yang nggak semuanya kita butuhin.
3. Kehilangan minat pada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi mendalam
Hal-hal seperti membaca buku, menulis, atau belajar menjadi suatu hal yang sangat sulit dilakukan untuk generasi muda saat ini. Bahkan untuk fokus membaca thread di X yang hanya 5 atau 7 cuitan saja membutuhkan bantuan Grok untuk menyimpulkan thread. Rasanya kaya fokus baca 3 paragraf itu udah hebat banget, bisa masuk Guinness World Record.
ADVERTISEMENT
4. Susah berfikir jernih atau mengambil keputusan
Pernah ga, niatnya cuma mau milih makanan di ojek online, tapi akhirnya scroll setengah jam ga jadi-jadi? Atau pas lagi ngerjain tugas, otak malah muter-muter mikirin hal random dari drama semalam sampai kenapa daun kalo gugur warnanya ga hijau lagi? Ini salah satu tanda brainrot mulai ambil alih. Pikiran terasa penuh yang mengakibatkan kamu jadi kesulitan buat fokus, apalagi untuk ambil keputusan penting atau mikir jangka panjang.
5. Kecanduan konten cepat dan instan
Saat ini, perhatian kita terbiasa untuk memfokuskan diri dalam waktu singkat, cepat, dan padat. Otak kita jadi “dimanjakan” oleh konten-konten instan yang terus ngasih makan dopamine hit tiap beberapa detik. Berharap mendapatkan info yang sudah, ringkas, dan jelas dalam waktu 15 detik. Bahkan kalau ada video lebih dari 2 menit aja kita nontonnya pake kecepatan 2x. Nonton YouTube yang videonya 10 menitan aja sekarang udah berasa kayak nonton film dokumenter. Padahal dulu kita bisa betah duduk nonton satu episode sinetron. Sekarang, 15 detik aja udah pengen skip.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, ini bikin kita kehilangan kemampuan untuk bertahan di konten yang lebih panjang—kayak artikel, buku, atau tugas kuliah. Fokus pun makin pendek, gampang kabur cuma gara-gara notifikasi, suara motor lewat, atau pikiran sendiri.
Jujur aja, pernah kok sampai di titik ngerasa otak kayak stuck, scroll berjam-jam tapi ujung-ujungnya capek, kosong, dan nggak inget habis lihat apa aja. Bahkan untuk berdiri dari atas kasur aja rasanya males banget, ga semangat buat jalanin hari.
Lalu nyoba buat detoks digital, walau nggak total banget. Mulai dari hal-hal kecil kaya matiin notifikasi yang ngga penting, mindahin aplikasi sosmed ke folder tersembunyi, sampai sengaja ngebosenin diri sendiri kayak baca buku atau duduk di luar tanpa pegang HP.
ADVERTISEMENT
Awalnya nggak nyaman banget, otak rasanya gatel nyari stimulasi. Tapi lama-lama jadi sadar, ternyata bisa kok hidup tanpa harus tahu semua hal secara real-time. Gak harus balas chat dalam 5 menit. Gak harus update story tiap momen lucu.
Buat kamu yang juga ngerasa “kok makin susah fokus ya?”, mungkin udah saatnya berhenti sebentar dan tanya ke diri sendiri: “Otakku sehat nggak sih akhir-akhir ini?”
Coba tips kecil ini:
1. Usahakan untuk bangun tidur tidak langsung buka handphone
Coba mulai hari dengan peregangan, minum air putih, atau sekadar duduk tenang sebelum buka HP. Biar pagi nggak langsung penuh distraksi.
2. Atur screen time, biar tahu seberapa sering kamu buka aplikasi.
3. Matikan notifikasi yang nggak penting, biar nggak kaget tiap HP bunyi.
ADVERTISEMENT
4. Jadwalin waktu bosen
Serius deh. Duduk aja, nggak ngapa-ngapain. Otak juga butuh waktu buat napas.
5. Cari hobi baru
Kaya belajar main gitar, belajar masak, ngegambar, atau bahlan nonton acara kuis tebak-tebakan di Tv kaya Family 100. Seru, menghibur, dan bisa buat ngurangin screentime HP.
Nyatanya, otak kita bukan mesin pencari. Ia butuh jeda, butuh diam, butuh ruang kosong buat mikir, bukan terus dijejali. Kita bukan gagal jadi produktif — kita cuma capek jadi manusia yang terus diburu stimulasi. Jadi nggak apa-apa kalau hari ini kamu mau nge-pause. Nggak apa-apa kalau kamu milih tenang daripada update. Kadang, jadi waras itu jauh lebih penting daripada jadi up-to-date.