Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Gen Z = Generasi Strawberry, Stereotip Berlebihan atau Kenyataan Sosial?
27 April 2025 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nayla Agusta Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini kita tidak asing mendengar sebutan "Strawberry Generation" atau "Generasi Strawberry" yang merupakan stigma yang diberikan oleh banyak orang kepada generasi muda, khususnya Generasi Z. Stigma tersebut semakin hari semakin melekat ditelinga dan menjadi stereotip masyarakat, hal tersebut merupakan stereotip berlebihan atau memang nyata adanya itu adalah kenyataan sosial?
ADVERTISEMENT
Apa itu Generasi Strawberry?
Generasi strawberry adalah generasi yang memiliki ciri-ciri seperti kreativitas tinggi dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun juga menunjukkan kerentanan emosional, mudah menyerah, sensitif terhadap kritik, dan kurang tahan terhadap tekanan atau stres. Dengan garis besar bahwa "strawberry" ini menggambarkan bahwa generasi sekarang layaknya buah stroberi yang tampak indah namun mudah hancur jika diinjak atau bisa dibilang rapuh.
Faktor penyebab munculnya stereotip ini karena pola asuh yang cenderung memanjakan anak, ekspektasi yang tidak realistis, dan pengaruh teknologi serta media sosial yang membuat generasi ini lebih rentan terhadap tekanan dan stres. Generasi z tentu tidak dapat dipisahkan dengan media sosial karena media sosial adalah platform untuk mereka berekspresi. Namun, hal tersebut sering di salah artikan oleh kebanyakan orang, dengan melihat keluh kesah Generasi Z disana memunculkan stigma bahwa Generasi Z adalah generasi yang rapuh dan mudah stres oleh segala situasi.
ADVERTISEMENT
Streotip berlebihan akan merusak kualitas dari generasi itu sendiri
Namun layakah jika stereotip ini terus digadang gadangkan dengan Generasi Z ? bukan kah Generasi Z juga merupakan generasi yang sangat mudah beradaptasi dengan perkembangan sosial?
Dengan munculnya Generasi Strawberry ini banyak munculnya pihak yang kontra akan sebutan tersebut yaitu terutama Generasi Z. Generasi Z merasa bahwa terganggu dengan stereotip “Generasi Strawberry” karena dianggap berlebihan dan tidak adil. Stigma ini sering kali menyederhanakan karakter dan pengalaman kompleks generasi muda menjadi sebuah stigma negatif yang terlalu generalisasi. Padahal, setiap individu dalam generasi tersebut memiliki keunikan dan kekuatan masing-masing yang tidak bisa digeneralisasi secara luas.
Selain itu, stigma “rapuh” dan “mudah stres” sering membuat generasi muda merasa tidak dihargai dan dipahami, bahkan dapat menimbulkan rasa rendah diri. Mereka merasa seolah-olah setiap keluh kesah atau kebutuhan akan dukungan mental dianggap sebagai kelemahan, padahal sebenarnya itu adalah bentuk kesadaran penting akan kesehatan mental yang selama ini kurang mendapat perhatian.
ADVERTISEMENT
Karena itu, banyak orang yang menolak stereotip ini dan mengajak masyarakat untuk melihat generasi ini dengan perspektif yang lebih seimbang dan empatik. Alih-alih menghakimi, penting untuk memberikan dukungan, ruang berekspresi, dan pemahaman yang lebih mendalam agar generasi muda dapat berkembang secara optimal dan menghadapi tantangan zaman dengan lebih percaya diri.
Namun jika kita lebih mengenal Generasi Z maka kita akan melihat banyak kelebihan yang dimiliki oleh generasi ini. Kelebihan dari Generasi Strawberry berdasarkan berbagai sumber, yaitu kreatif dan inovatif, terbuka dan berani mengemukakan pendapat, memiliki toleransi dan empati yang tinggi, dan cepat beradaptasi dengan teknologi hal ini di sebabkan karena Generasi Z tumbuh besar di era digital yang membuat generasi ini sangat baik di media digital.
ADVERTISEMENT
Stigma generasi z ini hanyalah stereotip yang terus dikumandangkan atau memang kenyataan sosial?
Stigma negatif terhadap Generasi Z, seperti sebutan “Generasi Strawberry” atau label “manja” dan “rapuh” merupakan campuran antara stereotip berlebihan dan kenyataan sosial yang kompleks. Stereotip tersebut tidak sepenuhnya akurat dan tidak bisa disamaratakan secara luas.
Generasi Z tumbuh di era digital dengan akses teknologi yang sangat luas, sehingga mereka sangat mahir dalam menggunakan media sosial dan platform digital sebagai sarana berekspresi dan berinteraksi. Namun, paparan intens terhadap media sosial juga memunculkan tekanan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis, yang dapat menyebabkan stres dan masalah kesehatan mental. Hal ini kemudian sering disalahartikan sebagai tanda kelemahan atau kemanjaan, padahal merupakan bentuk kesadaran dan upaya menjaga kesehatan mental yang lebih terbuka dibanding generasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Stigma negatif terhadap Generasi Z sebagian besar merupakan stereotip yang dilebih-lebihkan dan kurang memahami konteks sosial dan psikologis yang melatarbelakangi perilaku mereka. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada tantangan nyata yang dihadapi generasi ini akibat perubahan zaman dan tekanan media sosial. Oleh karena itu, penting untuk menghindari generalisasi negatif dan melihat Generasi Z secara lebih seimbang dan empatik, menghargai keunikan dan potensi mereka, serta memberikan dukungan yang konstruktif agar mereka dapat berkembang optimal di era modern.