Konten dari Pengguna

Yuk, Kenali Pertolongan Pertama Psikologis Pada Korban Bencana Alam!

Nayla Amalia
Mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Desember 2022 1:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nayla Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pertolongan untuk korban bencana (sumber: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
pertolongan untuk korban bencana (sumber: pixabay)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari yang lalu, kita dihebohkan dengan berita gempa bumi di kawasan Cianjur, Jawa Barat dengan kekuatan 5,6 magnitudo yang meluluhlantakkan banyak bangunan, mulai dari rumah, sekolah, sampai pertokoan. Akibat bencana gempa bumi ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 271 orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Bencana gempa bumi ini tidak hanya menimbulkan banyak kerugian material, namun juga luka fisik dan luka batin. Banyak juga relawan datang memberikan pertolongan pertama untuk korban gempa di sana. Istilah pertolongan pertama seringkali kita dengar saat terjadi suatu bencana, istilah ini lebih sering merujuk kepada pertolongan pertama pada luka fisik. Padahal sebenarnya psikis atau psikologis para korban bencana juga membutuhkan pertolongan segera, agar tidak terjadi luka batin yang berkepanjangan.
Penyintas bencana cenderung merasa takut, panik, dan merasa kehilangan, akibat hilangnya benda berharga maupun hilangnya orang terdekat. Hal ini dapat menimbulkan perasaan traumatis terutama pada korban selamat, jika terus terlarut dalam perasaan duka. Para korban akan menjadi sangat rentan mengalami gangguan mental akibat larut dalam rasa kehilangan dan rasa bersalah. Para korban selamat biasanya akan merasa bersalah karena tidak mampu menyelamatkan orang-orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi dampak negatif dari perasaan traumatis tersebut, badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) mengenalkan suatu metode pertolongan psikologi pertama atau yang disebut dengan Psychological First Aid (PFA).

Apa PFA Itu?

PFA atau Psychological First Aid, menurut World Health Organization (WHO) adalah serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis. Pertolongan psikologis pertama ini pada dasarnya diberikan agar seseorang dapat mengobati luka batin yang mereka rasakan. Setelah mengalami kejadian bencana, seseorang akan mengalami guncangan psikologis, PFA dapat dijadikan sebuah upaya untuk membantu para korban terdampak bencana melewati masa sulit mereka.

Kapan PFA harus dilakukan?

Sesuai dengan namanya, PFA harus dilakukan dengan sesegera mungkin, semakin cepat PFA dilakukan akan semakin baik. Hal ini bertujuan agar para korban dapat sesegera mungkin sembuh dari rasa traumanya. Rasa trauma jika dibiarkan berlarut-larut akan menghambat kehidupan mereka, bahkan menimbulkan gangguan-gangguan mental, seperti PTSD (post-traumatic stress disorder), stress, depresi, hingga keinginan untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
PFA dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja, tidak hanya saat terjadi bencana. Pelaku PFA tak terbatas pada relawan atau yang emmiliki background psikologi saja. Siapa saja boleh melakukan PFA selama Ia memahami dengan baik cara melakukan PFA.

Tiga Prinsip Utama dalam PFA

Dalam PFA dikenal tiga prinsip utama, yang dapat disingkat menjadi 3L, yaitu look, listen, dan link.

1. Look

Prinsip pertama adalah look atau lihat. Prinsip ini dilakukan dengan mengamati korban serta lingkungan sekitarnya. Mengamati apakah korban menunjukan gejala gangguan pada psikisnya, seperti stress dan depresi sehingga membutuhkan bantuan psikologis. Perlu untuk diingat bahwa PFA tidak selalu harus dilakukan pada korban, ini bergantung pada bagaimana reaksi mereka atas kejadian tersebut. Mungkin sebagian orang mengalami reaksi berlebih, namun ada juga yang sebaliknya.
ADVERTISEMENT

2. Listen

Setelah melihat kondisi korban, yang selanjutnya adalah dengarkan mereka. Ciptakan kontak langsung dengan mereka yang membutuhkan bantuan. Dengarkan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka butuhkan. Dengarkan dengan penuh empati, bantu mereka agar merasa tenang. Jangan paksa mereka mengatakan apa yang dirasakan, cukup yakinkan bahwa mereka tak sendirian dan dapat lagi melanjutkan kehidupan.
Jika melihat dan mendengarkan sudah dilakukan, maka yang selanjutnya adalah menghubungkan mereka untuk mendapatkan layanan bantuan lanjutan. Sebagai tambahan, korban bencana cenderung akan terpisah dengan anggota keluarganya, maka bantulah juga menghubungkan mereka dengan keluarganya atau orang-orang yang dikasihinya.

Langkah-Langkah dalam Melaksanakan PFA

Dalam melaksanakan PFA terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Menciptakan Rasa Aman

Kita harus bisa membuat korban merasa aman. Memberikan rasa aman dapat dilakukan dengan memebuhi kebutuhan-kebutuhan korban, serta mengamankannya dari tempat yang beresiko terjadi bencana susulan.
ADVERTISEMENT

2. Memberikan Rasa Tenang dan Nyaman

Ajak korban bercerita agar korban dapat merilis perasaannya sehingga menumbuhkan perasaan yang jauh lebih tenang dari sebelumnya. Ingat! Jangan paksa kehendak mereka, setiap orang memiliki cara melepaskan emosinya masing-masing.

3. Bantu Korban Tetap Terhubung

Sesuai kepada prinsip link, bantulah korban untuk tetap terhubung dengan keluargnya serta dengan layanan-layanan yang dibutuhkan. Contohnya, layanan kesehatan dan layanan informasi. Hal ini bertujuan agar membuat mereka tidak merasa sendirian.

4. Menanamkan Rasa Positif

Langkah terakhir adalah dengan meberikan rasa positif, meyakinkan bahwa korban tidak sendirian, bahwa kejadian ini bukan salah mereka. Yakinkan bahwa mereka akan tetap bisa menjalani kehidupan mereka selanjutnya.
PFA ini sama pentingnya seperti bantuan kesehatan lainnya, terkadang kita terlalu fokus hanya kepada luka fisiknya saja, padahal luka batin juga hadir setelah kejadian berat menimpa diri mereka. Edukasi mengenai PFA harus disebarluaskan agar masyarakat memahami betul pentingnya untuk mengobati luka batin serta memahami bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada psikologis.
ADVERTISEMENT
Mari tanamkan lagi rasa kepeduliaan kita terhadap sesama, mulai lihatlah dunia sekitar. Mari kirimkan doa terbaik untuk mereka yang menjadi korban. Semoga yang berpulang diterima disisi-Nya, semoga yang bertahan diberi ketabahan.