3 Tradisi Suku Minang, Mengenal Suku Minang dalam Menyambut Hari Raya

Rumah Adat Minangkabau Sumatera Barat Rumah Gadang (Dok. Pribadi/Nayla Humayra Nandika)

Di Indonesia, salah satu aset terbesarnya adalah keberagamaan suku budaya. Sumatra Barat sendiri terkenal dengan budayanya yang sangat kental, mulai dari tradisi adat hingga kuliner yang sampai sekarang masih diterapkan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat suku Minangkabau di Sumatra Barat, memiliki beberapa tradisi unik untuk menyambut hari raya dan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

1. BALIMAU

Tradisi Mandi Jeruk Nipis/Mandi Balimau merupakan tradisi turun temurun warisan nenek moyang. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk mensucikan diri dan menggugurkan dosa menjelang bulan suci Ramadan. Mandi balimau ini juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dengan masyarakat Suku Minang.

Rangkaian acara tradisi adat ini diawali dengan adanya arak-arakan dari rumah datuak masing masing perdesaan kemudian diiringi oleh keluarga dan para masyarakat lalu didampingi oleh pandeka silek sampai tujuan, hal ini diceritakan sebagaimana sesuai dengan pengalaman saya saat mudik kemarin dan melihat rangkaian acara adat Balimau tersebut. Sebelum rangkaian acara dimulai, ada beberapa hal yang harus disiapkan, yaitu merebus limau purut, membungkus limau kasai, membuat makanan – makanan tradisional, dan lainnya. Tahap penting dari acara Balimau ini adalah turun ke sungai dan mandi menggunakan air yang sudah dicampur dengan limau lalu diakhiri dengan selamatan dan makan bersama (makan bajamba).

2. PULANG BASAMO

Tradisi Pulang Basamo (Mudik) merupakan tradisi yang tidak asing pastinya bagi kalangan kita dan sudah menjadi rutinitas bagi semua orang menjelang lebaran Idul Fitri, Idul Fitri merupakan hal yang sangat dinantikan oleh para perantau Minang, Pulang Basamo adalah tradisi pulang kampung secara rombongan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pulang Basamo dalam Bahasa Minang adalah pulang bersama. Tradisi ini biasanya sudah dikoordinasikan oleh suatu Lembaga besar perkumpulan perantau Minang yang merantau tinggal di kota kota besar, seperti Jabodetabek.

Biasanya para perantau ini akan melakukan perjalanan dengan menyewa bus, selama diperjalanan mereka akan saling berbagi cerita dan berkenalan yang dapat memperkuat ikatan silaturahmi mereka sebagai keluarga sesama Suku Minang.

3. MARANDANG

Tradisi Marandang ini sudah menjadi tradisi turun menurun dari nenek moyang, tentu sudah menjadi hal penting bagi masyarakat Minang sendiri, orang awam pun pastinya akan mengetahui tradisi tersebut. Marandang dalam bahasa Minang merupakan suatu kegiatan memasak rendang. Rendang sendiri dikenal sebagai makanan Khas dari Minangkabau yang berbahan dasar daging sapi dengan bumbu rempah yang pekat.

Hampir di setiap rumah masyarakat Minang melakukannya agar bisa disajikan pada hari besar, contohnya saat Hari Raya yang nantinya akan disantap bersama oleh para keluarga dan kerabat. Makanan Rendang ini sudah menjadi ciri khas tersendiri saat Hari Raya, saat ini bukan hanya masyarakat Minang saja yang menyajikan masakan Rendang saat Hari Raya, masyarakat lain selain Suku Minang pun juga menyajikan makanan tersebut.

Tradisi Suku Minang dalam menyambut Hari Raya merupakan perpaduan antara nilai-nilai agama, budaya, dan sosial yang sangat kaya. Dari persiapan hingga pelaksanaan, dari setiap aspek dapat menunjukkan betapa pentingnya rasa kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga. Melalui tradisi ini, masyarakat Minang tidak hanya merayakan hari raya, tetapi juga melestarikan identitas budaya mereka dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama. Dengan memahami tradisi ini, kita dapat lebih menghargai keragaman budaya yang ada di Indonesia.

Nayla Humayra Nandika, mahasiswa Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Telkom.