Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Brain-Gut Connection: Alasan Kenapa Susah Fokus Saat Lapar
2 Desember 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nayla Syahira Hadarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah nggak sih kamu merasa sulit berkonsentrasi saat lapar? Ternyata, fenomena ini memiliki dasar ilmiah yang kuat, lho. Ketika kita lapar, bukan cuma perut yang memberikan sinyal, tetapi otak juga ikut terpengaruh. Hal ini terjadi karena adanya brain-gut connection, atau koneksi otak-usus, yang memainkan peran penting dalam cara tubuh dan pikiran kita bereaksi terhadap rasa lapar.
Apa Itu Brain-Gut Connection?
ADVERTISEMENT
Brain-gut connection, atau koneksi otak-usus, adalah komunikasi dua arah antara otak dan usus melalui jaringan saraf dan sistem endokrin. Komunikasi ini melibatkan beberapa elemen penting:
1. Enteric Nervous System (ENS): ENS adalah jaringan saraf di dinding saluran pencernaan yang sering disebut sebagai "otak kedua" karena memiliki jaringan saraf yang luas yang mengontrol proses pencernaan.
2. Saraf Vagus: Saraf vagus adalah jalur utama komunikasi antara otak dan usus, mengirimkan sinyal dua arah. Saat kita lapar, saraf ini mengirimkan sinyal ke otak yang menstimulasi rasa lapar.
3. Neurotransmitter: Senyawa kimia seperti serotonin dan dopamin diproduksi di usus dan memengaruhi suasana hati serta fungsi kognitif. Ketidakseimbangan neurotransmitter ini dapat mempengaruhi kemampuan fokus dan mood kita.
ADVERTISEMENT
4. Gut Microbiome: Mikrobiota usus adalah komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan dan memproduksi zat kimia yang dapat memengaruhi otak. Mikroba ini memainkan peran penting dalam kesehatan kita secara keseluruhan.
Apa yang Terjadi Ketika Kita Lapar?
Ketika perut kita kosong, serangkaian mekanisme biopsikologis mulai bekerja yang memengaruhi kemampuan kita untuk fokus dan berkonsentrasi. Berikut adalah beberapa mekanisme yang terlibat:
Produksi Neurotransmitter di Usus
Usus dikenal sebagai “otak kedua” karena memproduksi neurotransmitter penting seperti serotonin. Serotonin berperan dalam mengatur suasana hati dan fungsi kognitif. Ketika lapar, kadar serotonin menurun, sehingga kemampuan fokus ikut terpengaruh. Kita bisa merasa mudah tersinggung atau lebih sulit berkonsentrasi.
Peran Saraf Vagus
Saraf vagus mengirimkan sinyal ke otak untuk mencari makanan ketika kita lapar, menyebabkan otak mengalihkan perhatian dari tugas yang sedang dikerjakan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita merasa sulit berkonsentrasi saat lapar.
ADVERTISEMENT
Hormon Lapar: Ghrelin dan Leptin
Ghrelin adalah hormon yang dilepaskan oleh lambung saat perut kosong, yang meningkatkan rasa lapar. Sebaliknya, leptin adalah hormon yang memberi sinyal kenyang. Ketidakseimbangan antara ghrelin dan leptin dapat menyebabkan perubahan dalam nafsu makan serta kemampuan berkonsentrasi. Misalnya, jika kadar ghrelin tinggi, kita mungkin merasa lebih sulit untuk fokus karena tubuh terus memberi sinyal bahwa kita membutuhkan makanan.
Penurunan Kadar Glukosa Darah
Glukosa adalah sumber energi utama bagi otak. Ketika kita lapar, kadar glukosa darah menurun, sehingga otak kekurangan energi untuk menjalankan tugas-tugas kognitif. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak dalam berpikir, memori, dan konsentrasi. Kita mungkin merasa lelah, lamban, dan kurang waspada.
Pengaruh Peradangan Akibat Ketidakseimbangan Mikrobiota Usus
Ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat memicu peradangan sistemik dalam tubuh, mengganggu komunikasi antara usus dan otak, serta memengaruhi fungsi kognitif dan suasana hati. Peradangan ini dapat berdampak negatif pada kemampuan kita untuk fokus dan mempertahankan konsentrasi, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pencernaan dan penyakit kronis.
ADVERTISEMENT
Dampak Hormon Stres (Kortisol)
Kelaparan meningkatkan produksi kortisol, hormon stres yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan menurunkan kemampuan fokus serta memori. Kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, iritabilitas, dan kesulitan tidur, yang semuanya dapat mempengaruhi kinerja mental kita.
Bagaimana Cara Mengatasi Hilangnya Fokus Saat Lapar?
Untuk menjaga fokus dan konsentrasi ketika merasa lapar, kamu bisa mencoba beberapa cara berikut:
Makan dengan Pola Teratur
Jangan melewatkan sarapan dan usahakan makan dalam porsi kecil tetapi sering sepanjang hari untuk menjaga kadar glukosa darah stabil. Dengan demikian, kita dapat memastikan otak mendapatkan suplai energi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik sepanjang hari.
Konsumsi Makanan Kaya Nutrisi
Pilih makanan yang mengandung serat tinggi, protein, dan lemak sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan berlemak. Makanan-makanan ini tidak hanya memberikan energi yang tahan lama, tetapi juga mendukung kesehatan usus yang berperan dalam fungsi otak.
ADVERTISEMENT
Hidrasi yang Cukup
Minumlah air yang cukup sepanjang hari untuk menghindari dehidrasi yang dapat memengaruhi konsentrasi dan fungsi kognitif. Hindari minuman berkafein atau bergula tinggi, karena dapat menyebabkan lonjakan energi sementara tetapi diikuti dengan penurunan energi yang drastis.
Istirahat yang Cukup
Tidur yang cukup sangat penting untuk fungsi kognitif yang optimal. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam dan ciptakan rutinitas tidur yang sehat. Kurang tidur dapat memperburuk efek negatif rasa lapar pada fokus dan konsentrasi.
Aktivitas Fisik Ringan
Berjalan-jalan singkat atau peregangan ringan dapat membantu mengurangi rasa lapar dan meningkatkan aliran darah ke otak. Aktivitas fisik juga dapat memicu produksi endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan fokus.
Kesimpulan
Hubungan antara otak dan usus menunjukkan bahwa kondisi perut kita dapat memengaruhi fungsi otak. Dengan menjaga pola makan teratur, memilih makanan sehat, dan memastikan hidrasi yang cukup, kita bisa mengurangi dampak negatif rasa lapar pada fokus. Menjaga kesehatan pencernaan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan otak untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan kita. Selalu ingat, perut yang sehat berarti pikiran yang tajam!
ADVERTISEMENT